Prospek dan Potensi Ubi Jalar

Menurut Agusman, sebenarnya ubi jalar memiliki peranan yang besar dalam pembangunan pertanian sehingga prospeknya sangat cerah apabila dikelola dan dikembangkan dengan pola agribisnis.
Di negara-negara yang sudah maju ubi jalar dipergunakan sebagai bahan baku dalam kegiatan aneka industri, seperti industri fermentasi, industri tekstil, industri lem, industri kosmetika, industri farmasi, industri makanan dan pembuatan sirup.
Secara umum pasaran ubi jalar cukup baik. Ubi jalar banyak diminta oleh negara-negara tetangga. Namun karena produktivitas yang sangat rendah, bahkan semakin rendah akibat adanya peningkatan produksi padi nasional melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi. “Boleh dibilang setiap tahunnya areal penanaman dan juga produktivitas ubi jalar di negara kita semakin rendah, kondisi ini bahkan sudah terjadi sejak tahun 1993, ”kata Agusman.
Kondisi pengurangan produktivitas ubi jalar juga terjadi di Sumatera Utara dan beberapa wilayah di Sumatera lainnya. Penurunan produksi juga terjadi di sentra produksi seperti Blitar, Mojokerto, dan Magetan (Jawa Timur), Karanganyar (Jawa Tengah), dan Kuningan (Jawa Barat) dengan produktivitas ubi jalar dapat mencapai 25-30 t/ha, karena cara budidayanya sudah intensif.
Dikatakan Agusman, penurunan luas panen ubi jalar antara lain disebabkan adanya perbaikan irigasi dan persaingan dengan komoditas lain yang mempunyai nilai ekonomi lebih baik. Dengan tersedianya fasilitas pengairan, pada musim kemarau lahan sawah yang biasanya ditanami ubi jalar berubah ditanami padi. Klon-klon unggul seperti Daya, Borobudur ,dan Prambanan yang dihasilkan oleh Balittan Bogor tampaknya belum diadopsi petani secara luas karena kandungan air dari umbinya tinggi, sehingga kualitas rebus kurang baik, meskipun daya hasil dan kandungan ß- karotennya tinggi. Klon tersebut ditanam sebagai bahan rujak atau industri saos. Klon unggul Mendut (di-lepas tahun 1989) yang mempunyai hasil tinggi kurang disukai untuk konsumsi, tetapidibudidayakan untuk industri saus.
Menurut Agusman, petani dan konsumen pada umumnya lebih menyukai varietas yang mempunyai tekstur kering hingga saat ini belum dapat dipenuhi dikarenakan produktivitas yang masih rendah. Sementara itu kebutuhan ubi jalar sebagai bahan baku industri seperti disebutkan diatas sudah tidak dapat ditawar lagi ketersediaannya untuk kelancaran proses produksi. Negara pengimport ubi jalar Indonesia adalah Singapura, Belanda, Amerika Serikat, Jepang dan Malaysia.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.