Mengeruk Untung dari Licinnya Belut
Licin bagaikan belut merupakan pepatah lama yang ditujukan kepada orang yang sangat licik, tetapi selalu terbebas dari segala tuntutan. Ungkapan itu merupakan sebuah pengakuan bahwa belut itu sangat licin dan sulit ditangkap. Belut (Monopterus albus) merupakan ikan darat dari keluarga Synbranchidae dan tergolong ordo Synbranchiodae, yaitu ikan yang tidak mempunyai sirip atau anggota lain untuk bergerak, namun jangan salah meski tampilan tak menarik bisa menjadi mesin penghasil uang lho!
Jenis ikan darat ini merupakan komoditas perikanan darat yang bergerak dengan jalan melenggak-lenggokkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Habitatnya di tempat berlumpur, genangan air tawar, atau aliran air yang kurang deras.
Sumber Energi dan Protein
Dilihat dari komposisi gizinya, belut mempunyai nilai energi yang cukup tinggi, yaitu 303 kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh lebih tinggi dibandingkan telur (162 kkal/100 g tanpa kulit) dan daging sapi (207 kkal per 100 g). Hal itulah yang menyebabkan belut sangat baik untuk digunakan sebagai sumber energi.
Seperti jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada belut juga sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi semua kelompok usia, dari bayi hingga usia lanjut.
Protein belut juga kaya akan beberapa asam amino yang memiliki kualitas cukup baik, yaitu leusin, lisin, asam aspartat, dan asam glutamat. Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot.
Kandungan arginin (asam amino nonesensial) pada belut dapat memengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang populer dengan sebutan human growth hormone (HGH). HGH ini yang akan membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
Kaya Mineral dan Vitamin
Belut kaya akan zat besi (20 mg/100 g), jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging (2,8 mg/100g). Konsumsi 125 gram belut setiap hari telah memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi, yaitu 25 mg per hari. Zat besi sangat diperlukan tubuh untuk mencegah anemia gizi, yang ditandai oleh tubuh yang mudah lemah, letih, dan lesu.
Zat besi berguna untuk membentuk hemoglobin darah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen tersebut selanjutnya berfungsi untuk mengoksidasi karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi untuk aktivitas tubuh. Itulah yang menyebabkan gejala utama kekurangan zat besi adalah lemah, letih, dan tidak bertenaga. Zat besi juga berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Belut juga kaya akan fosfor. Nilainya dua kali lipat fosfor pada telur. Tanpa kehadiran fosfor, kalsium tidak dapat membentuk massa tulang. Karena itu, konsumsi fosfor harus berimbang dengan kalsium, agar tulang menjadi kokoh dan kuat, sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam tubuh, fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat umumnya (sekitar 80 persen) berada dalam tulang dan gigi.
Kandungan vitamin A yang mencapai 1.600 SI per 100 g membuat belut sangat baik untuk digunakan sebagai pemelihara sel epitel. Selain itu, vitamin A juga sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan, penglihatan, dan proses reproduksi.
Belut juga kaya akan vitamin B. Vitamin B umumnya berperan sebagai kofaktor dari suatu enzim, sehingga enzim dapat berfungsi normal dalam proses metabolisme tubuh. Vitamin B juga sangat penting bagi otak untuk berfungsi normal, membantu membentuk protein, hormon, dan sel darah merah.
Waspada, Lemaknya Cukup Tinggi
Meskipun mempunyai nilai gizi yang tinggi, kandungan lemak pada belut cukup tinggi, yaitu mencapai 27 g per 100 g. Lebih tinggi dibandingkan lemak pada telur (11,5 g/100 g) dan daging sapi (14,0 g/100 g).
Di antara kelompok ikan, belut digolongkan sebagai ikan berkadar lemak tinggi. Kandungan lemak pada belut hampir setara dengan lemak pada daging babi (28 g/100 g). Menurut publikasi yang dikeluarkan oleh Singapore General Hospital, belut termasuk makanan berkolesterol tinggi dan wajib untuk diwaspadai.
Walaupun kadar lemaknya tinggi, belut tidak perlu dihindari dalam pola makan kita. Bagaimanapun, lemak memegang peran penting sebagai sumber kelezatan, sumber energi, penyedia asam lemak esensial, dan tentu saja sebagai pembawa vitamin larut lemak (A, D, E dan K).
Pada lemak ikan terdapat vitamin D yang cukup tinggi, yaitu 10 kali lipat dibandingkan bagian dagingnya dan 50 kali lipat vitamin D yang terdapat pada susu. Vitamin D sangat berguna bagi tubuh untuk membantu penyerapan kalsium dan menghalanginya dari proses resorpsi (pelepasan kalsium dari tulang).
Jenis ikan darat ini merupakan komoditas perikanan darat yang bergerak dengan jalan melenggak-lenggokkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Habitatnya di tempat berlumpur, genangan air tawar, atau aliran air yang kurang deras.
Sumber Energi dan Protein
Dilihat dari komposisi gizinya, belut mempunyai nilai energi yang cukup tinggi, yaitu 303 kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh lebih tinggi dibandingkan telur (162 kkal/100 g tanpa kulit) dan daging sapi (207 kkal per 100 g). Hal itulah yang menyebabkan belut sangat baik untuk digunakan sebagai sumber energi.
Seperti jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada belut juga sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi semua kelompok usia, dari bayi hingga usia lanjut.
Protein belut juga kaya akan beberapa asam amino yang memiliki kualitas cukup baik, yaitu leusin, lisin, asam aspartat, dan asam glutamat. Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot.
Kandungan arginin (asam amino nonesensial) pada belut dapat memengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang populer dengan sebutan human growth hormone (HGH). HGH ini yang akan membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
Kaya Mineral dan Vitamin
Belut kaya akan zat besi (20 mg/100 g), jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging (2,8 mg/100g). Konsumsi 125 gram belut setiap hari telah memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi, yaitu 25 mg per hari. Zat besi sangat diperlukan tubuh untuk mencegah anemia gizi, yang ditandai oleh tubuh yang mudah lemah, letih, dan lesu.
Zat besi berguna untuk membentuk hemoglobin darah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen tersebut selanjutnya berfungsi untuk mengoksidasi karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi untuk aktivitas tubuh. Itulah yang menyebabkan gejala utama kekurangan zat besi adalah lemah, letih, dan tidak bertenaga. Zat besi juga berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Belut juga kaya akan fosfor. Nilainya dua kali lipat fosfor pada telur. Tanpa kehadiran fosfor, kalsium tidak dapat membentuk massa tulang. Karena itu, konsumsi fosfor harus berimbang dengan kalsium, agar tulang menjadi kokoh dan kuat, sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam tubuh, fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat umumnya (sekitar 80 persen) berada dalam tulang dan gigi.
Kandungan vitamin A yang mencapai 1.600 SI per 100 g membuat belut sangat baik untuk digunakan sebagai pemelihara sel epitel. Selain itu, vitamin A juga sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan, penglihatan, dan proses reproduksi.
Belut juga kaya akan vitamin B. Vitamin B umumnya berperan sebagai kofaktor dari suatu enzim, sehingga enzim dapat berfungsi normal dalam proses metabolisme tubuh. Vitamin B juga sangat penting bagi otak untuk berfungsi normal, membantu membentuk protein, hormon, dan sel darah merah.
Waspada, Lemaknya Cukup Tinggi
Meskipun mempunyai nilai gizi yang tinggi, kandungan lemak pada belut cukup tinggi, yaitu mencapai 27 g per 100 g. Lebih tinggi dibandingkan lemak pada telur (11,5 g/100 g) dan daging sapi (14,0 g/100 g).
Di antara kelompok ikan, belut digolongkan sebagai ikan berkadar lemak tinggi. Kandungan lemak pada belut hampir setara dengan lemak pada daging babi (28 g/100 g). Menurut publikasi yang dikeluarkan oleh Singapore General Hospital, belut termasuk makanan berkolesterol tinggi dan wajib untuk diwaspadai.
Walaupun kadar lemaknya tinggi, belut tidak perlu dihindari dalam pola makan kita. Bagaimanapun, lemak memegang peran penting sebagai sumber kelezatan, sumber energi, penyedia asam lemak esensial, dan tentu saja sebagai pembawa vitamin larut lemak (A, D, E dan K).
Pada lemak ikan terdapat vitamin D yang cukup tinggi, yaitu 10 kali lipat dibandingkan bagian dagingnya dan 50 kali lipat vitamin D yang terdapat pada susu. Vitamin D sangat berguna bagi tubuh untuk membantu penyerapan kalsium dan menghalanginya dari proses resorpsi (pelepasan kalsium dari tulang).
Upaya untuk mengurangi kadar lemak pada belut adalah dengan cara dipanggang di atas bara api. Proses pemanggangan akan menyebabkan lemak mencair dan keluar dari daging belut, menetes ke bara api. Sebaiknya belut tidak diolah dengan cara digoreng, agar kadar lemaknya tidak bertambah banyak.
A. Investasi
Sewa Lahan Rp 1.000.000
Pembuatan kolam 5m X 5 m Rp 150.000
Terpal Rp 210.000
Pipa PVC Rp 35.000
Total investasi Rp 1.395.000
B. Biaya Operasional
A. Investasi
Sewa Lahan Rp 1.000.000
Pembuatan kolam 5m X 5 m Rp 150.000
Terpal Rp 210.000
Pipa PVC Rp 35.000
Total investasi Rp 1.395.000
B. Biaya Operasional
Benih 30 kg @ Rp 35.000 Rp 1.050.000
Tenaga kerja Rp 154.000
Media Rp 175.000
Pakan cacing 270 kg X Rp 7.200/kg Rp 1.944.400
Penyusutan sewa lahan Rp 34.000
Penyusutan terpal Rp 17.500
Penyusutan pipa PVC Rp 3.000
Total biaya operasional Rp 3.377.900
C. Penerimaan
Panen 300 kg X Rp 25.000 Rp 7.500.000
D. Keuntungan
Keuntungan : Rp 7.500.000 – Rp 3.377.900 = Rp 4.122.100
E. Pertimbangan usaha
1. BEP ( Break even point) BEP untuk harga produksi
BEP = Rp 3.377.900 : 300 kg = Rp 11.259, 67
Dengan volume produksi 300 kg, titik balik modal tercapai jika harag belut Rp 11.259,67 kg
BEP untuk volume produksi
BEP = Rp 3.337.900 : Rp 25.000 /kg = 135,116 kg
Dengan harga jual Rp 25.000/kg, titik balik modal tercapai jika volume produksi 135,1 kg
2. B/C (perbandingan penerimaan dan biaya) B/C = Rp 7.500.000 : Rp 3.377.900 = 2,22
3. NPV (net present value)
NPV = Rp 7.500.000 X 1/ (1 + 0,0083) 4 = Rp 7.473.000
Dengana sumsi bunga bank 10% per tahun, penerimaan diperoleh 4 bulan Rp 7.473.000
Keterangan : Harga- harga diperhitungkan awal April 2009
Satu orang tenaga kerja bis amengelola 13 kolam 5 m x 5 m
Pipa PVC dan terpal disusutkan selama 4 tahun
Media dipakai 2 kali
Harga pokok produksi (HPP) cacing Rp 7.200 /kg
Kunci sukses memelihara belut adalah kualitas bibit, jangan membeli bibit hasil setrum karena dalam 2waktu 2-3 hari bisa langsung mati. Selain itu ketersediaan pakan menjadi modal utama sebelum memulai usaha pembesaran, cacing tanah Lumbricus sp sebagai pakan utama. Kebutuhannya cukup besar; bulan pertama 1,5 kg /hari cacing, bulan kedua 2 kg/ hari cacing, bulan ketiga 2,5 kg/ hari cacing dan bulan keempat 3 kg/hari cacing.
Untuk menyiasatinya pembudidaya belut perlu menernakan cacing alam 108 terpal berukuran masing-masing 90 cm x 70 cm. 3 minggu kemudian 100 kg induk yang dibeli seharga Rp 50.000/kg sudah mencetak cacing muda, setiap harinya 30 kg cacing bisa dipanen.
Soal pemasaran belut kini sudah tidak menjadi kendala, harga sudah standar sekitar Rp 25.000 – Rp 27.500 /kg. jadi ayo tunggu apalagi, mulai sekarang mulailah budidaya belut (kang lintas)
Tenaga kerja Rp 154.000
Media Rp 175.000
Pakan cacing 270 kg X Rp 7.200/kg Rp 1.944.400
Penyusutan sewa lahan Rp 34.000
Penyusutan terpal Rp 17.500
Penyusutan pipa PVC Rp 3.000
Total biaya operasional Rp 3.377.900
C. Penerimaan
Panen 300 kg X Rp 25.000 Rp 7.500.000
D. Keuntungan
Keuntungan : Rp 7.500.000 – Rp 3.377.900 = Rp 4.122.100
E. Pertimbangan usaha
1. BEP ( Break even point) BEP untuk harga produksi
BEP = Rp 3.377.900 : 300 kg = Rp 11.259, 67
Dengan volume produksi 300 kg, titik balik modal tercapai jika harag belut Rp 11.259,67 kg
BEP untuk volume produksi
BEP = Rp 3.337.900 : Rp 25.000 /kg = 135,116 kg
Dengan harga jual Rp 25.000/kg, titik balik modal tercapai jika volume produksi 135,1 kg
2. B/C (perbandingan penerimaan dan biaya) B/C = Rp 7.500.000 : Rp 3.377.900 = 2,22
3. NPV (net present value)
NPV = Rp 7.500.000 X 1/ (1 + 0,0083) 4 = Rp 7.473.000
Dengana sumsi bunga bank 10% per tahun, penerimaan diperoleh 4 bulan Rp 7.473.000
Keterangan : Harga- harga diperhitungkan awal April 2009
Satu orang tenaga kerja bis amengelola 13 kolam 5 m x 5 m
Pipa PVC dan terpal disusutkan selama 4 tahun
Media dipakai 2 kali
Harga pokok produksi (HPP) cacing Rp 7.200 /kg
Kunci sukses memelihara belut adalah kualitas bibit, jangan membeli bibit hasil setrum karena dalam 2waktu 2-3 hari bisa langsung mati. Selain itu ketersediaan pakan menjadi modal utama sebelum memulai usaha pembesaran, cacing tanah Lumbricus sp sebagai pakan utama. Kebutuhannya cukup besar; bulan pertama 1,5 kg /hari cacing, bulan kedua 2 kg/ hari cacing, bulan ketiga 2,5 kg/ hari cacing dan bulan keempat 3 kg/hari cacing.
Untuk menyiasatinya pembudidaya belut perlu menernakan cacing alam 108 terpal berukuran masing-masing 90 cm x 70 cm. 3 minggu kemudian 100 kg induk yang dibeli seharga Rp 50.000/kg sudah mencetak cacing muda, setiap harinya 30 kg cacing bisa dipanen.
Soal pemasaran belut kini sudah tidak menjadi kendala, harga sudah standar sekitar Rp 25.000 – Rp 27.500 /kg. jadi ayo tunggu apalagi, mulai sekarang mulailah budidaya belut (kang lintas)
Tidak ada komentar