Memulai Agrowisata Jeruk Pamelo
Sekitar 300 siswa SMP Negeri 2 Taman, Sidoarjo tampak sibuk mencatat penjelasan Ketua Asosiasi Petani Pamelo Magetan, Sudino. Penjelasan tentang cara menanam Jeruk Pamelo. Mulai dari pengolahan tanah, penyediaan pupuk, hingga menempatkan bibit yang daunnya harus menghadap Timur.
“Proses asimilasi berjalan baik jika daun tanaman jeruk menghadap ke matahari,” kata Sudino, Minggu (23/5).
Siswa kelas 1 SMP itu sedang mengadakan study tour. Belajar sambil rekreasi.
Di Magetan, mereka mengunjungi Lingkungan Industri Kecil (LIK) untuk belajar proses penyamakan kulit hingga produksi kerajinan kulit yang berpusat di Jalan Sawo.
“Melalui kegiatan seperti ini siswa tak hanya menerima teori, tapi juga bisa langsung praktik. Selain itu, siswa juga bisa refreshing,” kata kepala SMP 2 Taman, Sidoarjo, Saiful Amin.
Kunjungan ratusan siswa dari luar Kota Magetan itu tak ujug-ujug terjadi. Sudino mengaku sering menghadiri berbagai pameran produk pertanian dan mengenalkan Jeruk Pamelo ke ‘dunia luar’.
“Saya sudah hampir 20 tahun bergelut di perjerukan ini. Kendalanya tetap memasarkannnya karena, pemerintah daerah sepertinya tak melakukan pembinaan soal itu secara kontinyu,” jelas Petani asal Desa Bandar, Sukomoro, itu.
Upaya Sudino dan terkenalnya Jeruk Pamelo sebagai produk unggulan Magetan, berbuah manis. “Salah satu agen travel menghubungi saya untuk menyusun konsep agrowisata karena ada klien dari kalangan dunia pendidikan,” kenangnya.
Melalui upaya sendiri, lahir kegiatan agrowisata kali pertama di lahan setengah hektar milik Sudino.
“Semua puas. Semoga ini awal yang baik untuk pengembangan agrowisata pamelo,” tambah Sudino.
Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang obyek wisata utamanya adalah lanskap pertanian. Aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Perpaduan wisata dan penjualan hasil pertanian ini menjadi andalan kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Malang.
Agrowisata pamelo memiliki potensi yang besar. Konsep ini sekaligus memecah kebuntuan pemasaran yang dihadapi Petani Pamelo. Populasi Pamelo mencapai hampir 600 ribu pohon dengan omzet sekitar Rp. 50 Milyar per tahun.
Sudino telah merintis jalannya. Dan, para siswa SMP itu menyerbu kebun jeruk untuk mencari buah yang dianggap masak untuk dipetik. Sebagian sampai perlu memanjat pohon untuk membawa 'Sri Nona' pulang.
Sumber : Magetankita
“Proses asimilasi berjalan baik jika daun tanaman jeruk menghadap ke matahari,” kata Sudino, Minggu (23/5).
Siswa kelas 1 SMP itu sedang mengadakan study tour. Belajar sambil rekreasi.
Di Magetan, mereka mengunjungi Lingkungan Industri Kecil (LIK) untuk belajar proses penyamakan kulit hingga produksi kerajinan kulit yang berpusat di Jalan Sawo.
“Melalui kegiatan seperti ini siswa tak hanya menerima teori, tapi juga bisa langsung praktik. Selain itu, siswa juga bisa refreshing,” kata kepala SMP 2 Taman, Sidoarjo, Saiful Amin.
Kunjungan ratusan siswa dari luar Kota Magetan itu tak ujug-ujug terjadi. Sudino mengaku sering menghadiri berbagai pameran produk pertanian dan mengenalkan Jeruk Pamelo ke ‘dunia luar’.
“Saya sudah hampir 20 tahun bergelut di perjerukan ini. Kendalanya tetap memasarkannnya karena, pemerintah daerah sepertinya tak melakukan pembinaan soal itu secara kontinyu,” jelas Petani asal Desa Bandar, Sukomoro, itu.
Upaya Sudino dan terkenalnya Jeruk Pamelo sebagai produk unggulan Magetan, berbuah manis. “Salah satu agen travel menghubungi saya untuk menyusun konsep agrowisata karena ada klien dari kalangan dunia pendidikan,” kenangnya.
Melalui upaya sendiri, lahir kegiatan agrowisata kali pertama di lahan setengah hektar milik Sudino.
“Semua puas. Semoga ini awal yang baik untuk pengembangan agrowisata pamelo,” tambah Sudino.
Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang obyek wisata utamanya adalah lanskap pertanian. Aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Perpaduan wisata dan penjualan hasil pertanian ini menjadi andalan kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Malang.
Agrowisata pamelo memiliki potensi yang besar. Konsep ini sekaligus memecah kebuntuan pemasaran yang dihadapi Petani Pamelo. Populasi Pamelo mencapai hampir 600 ribu pohon dengan omzet sekitar Rp. 50 Milyar per tahun.
Sudino telah merintis jalannya. Dan, para siswa SMP itu menyerbu kebun jeruk untuk mencari buah yang dianggap masak untuk dipetik. Sebagian sampai perlu memanjat pohon untuk membawa 'Sri Nona' pulang.
Sumber : Magetankita
Tidak ada komentar