Tanaman Strawberry di Magetan Membusuk

Tanaman strawberry di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, membusuk akibat tingginya curah hujan. “Tanaman yang rusak dan tidak bisa dipanen mencapai 70 persen dari lahan yang ada,” kata Narjo, salah seorang petani strawberry, Rabu (20/10).

Narjo adalah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani “Argo Lawu”, di Desa Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan. Kelompok tani ini memiliki 36 anggota dengan luas areal tanaman delapan hektare.

Menurut Narjo, jika sebelumnya setiap panen yang dilakukan dua hari sekali bisa didapat 10 kilogram, tapi kali ini hanya dua hingga tiga kilogram. Itu pun kwalitasnya tidak maksimal.

Kondisi diperparah serangan hama ulat dari dalam tanah yang memakan akar tanaman hingga membuat tanaman mati. “Kalau hama masih bisa dibasmi dengan insektisida. Tapi akibat curah hujan yang tinggi, petani tidak bisa berbuat apa-apa,” ujar Narji pula.

Hal yang sama dikatakan petani strawberry lainnya, Suwarni. Dia terpaksa mencabut seluruh tanaman strawberry dan menggantinya dengan kubis. ”Kalau cuaca kembali normal, akhir tahun atau awal tahun depan kami coba menanam strawberry lagi,” ucapnya.

Para petani mengaku keuntungan budidaya tanaman strwaberry lumayan besar. Harga jualnya juga stabil, yakni mencapai Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram. Bahkan bisa mencapai Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram jika dipetik sendiri oleh pengunjung yang biasa mendatangi perkebunan strawberry.

Selain dipasarkan di pasar lokal Magetan, hasil panenan strawberry di lereng Gunung Lawu ini juga dipasarkan lewat pengepul ke sejumlah daerah di Jawa Timur maupun Jawa Tengah.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magetan Eddy Suseno menjelaskan, cuaca yang tidak menentu memicu munculnya penyakit pada tanaman. “Ini karena tingkat kelembaban yang cukup tinggi sehingga berdampak pada pertumbuhan organisme pengganggu tanaman (OPT), terutama hortikultura,” paparnya.

Tanaman strawberry tergolong tanaman yang tidak tahan hujan. “Kalau hama ulat yang muncul itu akibat pupuk kompos yang digunakan petani tidak melalui proses fermentasi sehingga telur-telur ulat tersebut masih hidup dan berkembang biak,” tuturnya.

Untuk mengurangi kerugian yang dialami petani, Dinas Pertanian Magetan membantu pengadaan varietas strawberry yang tahan hujan sebanyak 1.000 bibit, dan mulai dibagikan Nopember mendatang.



Sumber : tempointeraktif.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.