35 napi Terima Beasiswa
Narapidana (napi) penghuni rumah tahanan (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (lapas) di Jatim diberi beasiswa Rp 1,6 juta per orang. Beasiswa itu untuk menempuh pendidikan kejar paket dan kursus keterampilan.
Pemberian beasiswa itu diungkapkan Kepala Bidang Pendidikan Nonformal dan Informal Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Sunarto. “Kita anggarkan setiap penghuni lapas atau rutan Rp 1,6 juta. Dana ini untuk program kursus dan pendidikan kejar paket yang berlangsung sejak satu setengah bulan lalu,” ungkapnya, Kamis (18/11).
Program itu merupakan hasil kesepakatan beberapa pihak, antara lain, Kementerian Dalam Negeri, Hukum dan HAM, Sosial, serta Kementerian Pendidikan Nasional. Program itu dituangkan dalam nota kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU).
Selama tiga bulan, para napi itu akan mengikuti pelatihan serta kursus. Mulai dari kurus menjahit, kecantikan, potong rambut, keterampilan membuat perkakas rumah tangga, sampai bengkel. Selain itu, mereka yang belum menyelesaikan pendidikan formal akan dituntaskan selama menjadi penghuni lapas atau rutan melalui kejar paket.
“Semua warga negara tidak terkecuali narapidana juga berhak atas pendidikan. Jangan sampai pendidikan mereka terabaikan. Kalau yang belum tamat SD harus disekolahkan dengan setara kejar paket A. Begitu juga yang belum SMP bisa ujian kejar paket B dan paket C untuk tingkat SMA,” urai Sunarto.
Selama ini memang para penghuni rutan dan lapas sudah banyak mendapat keterampilan seperti membuat keset, sulak, atau peralatan rumah tangga dan peralatan yang lain. Namun, untuk memberikan kursus seperti bengkel atau bahkan bisa menempuh pendidikan dengan mengikuti ujian paket, baru kali ini diselenggarakan.
Saat ini belum semua lapas atau rutan yang berkesempatan memberikan pelayanan pendidikan dan keterampilan kepada penghuninya. Pihak Dindik Jatim baru memilih tiga daerah, yakni Surabaya (Rutan Medaeng), Lapas Nganjuk, dan Lapas Magetan. Masing-masing penghuni lembaga pemasyarakatan tersebut juga tidak semua berhak atas pendidikan tersebut.
Penghuni Rutan Medaeng hanya dijatah 15 orang, Nganjuk dan Magetan masing-masing 10 napi. Total napi yang mendapat beasiswa 35 orang.
Mereka yang berhak atas pendidikan tersebut adalah yang divonis atau terancam hukuman di atas satu tahun.
“Dimulai tahun ini dan akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang,” kata Sunarto.
Kepala Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Medaeng Suwanto, mengaku senang melihat penghuni rutan mendapat kegiatan baru. Sebanyak 15 napi setiap pagi diajak ke suatu tempat untuk mendapat pelajaran.
“Ya seperti sekolah. Mereka mendapat tas, buku, dan peralatan kursus. Tapi, detailnya ada yang mengurusi,” terang Suwanto saat dikonfirmasi Surya, kemarin.
Meski secara detail tak memahaminya, tetapi Suwanto mengaku melihat setiap jadwal tertentu ada seorang guru dan pelatih kursus yang datang ke tempatnya.
Suwanto menambahkan, selama menempuh beasiswa tersebut, para penghuni lebih dulu diajari teori. Selanjutnya, mereka diajak praktik. Dari 15 penghuni Rutan Medaeng yang mendapat kesempatan beasiswa, kebanyakan adalah para perempuan.
“Ya seperti pelatihan begitu. Ada kelas dan ada yang mengajari. Kami memilih 15 peserta itu khusus untuk mereka yang berminat dan mau. Soal dana, tentu saya tidak tahu. Tetapi, sepertinya dirupakan peralatan, buku, dan ongkos guru,” tambahnya. fai
Sumber : Surya.co.id
Pemberian beasiswa itu diungkapkan Kepala Bidang Pendidikan Nonformal dan Informal Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Sunarto. “Kita anggarkan setiap penghuni lapas atau rutan Rp 1,6 juta. Dana ini untuk program kursus dan pendidikan kejar paket yang berlangsung sejak satu setengah bulan lalu,” ungkapnya, Kamis (18/11).
Program itu merupakan hasil kesepakatan beberapa pihak, antara lain, Kementerian Dalam Negeri, Hukum dan HAM, Sosial, serta Kementerian Pendidikan Nasional. Program itu dituangkan dalam nota kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU).
Selama tiga bulan, para napi itu akan mengikuti pelatihan serta kursus. Mulai dari kurus menjahit, kecantikan, potong rambut, keterampilan membuat perkakas rumah tangga, sampai bengkel. Selain itu, mereka yang belum menyelesaikan pendidikan formal akan dituntaskan selama menjadi penghuni lapas atau rutan melalui kejar paket.
“Semua warga negara tidak terkecuali narapidana juga berhak atas pendidikan. Jangan sampai pendidikan mereka terabaikan. Kalau yang belum tamat SD harus disekolahkan dengan setara kejar paket A. Begitu juga yang belum SMP bisa ujian kejar paket B dan paket C untuk tingkat SMA,” urai Sunarto.
Selama ini memang para penghuni rutan dan lapas sudah banyak mendapat keterampilan seperti membuat keset, sulak, atau peralatan rumah tangga dan peralatan yang lain. Namun, untuk memberikan kursus seperti bengkel atau bahkan bisa menempuh pendidikan dengan mengikuti ujian paket, baru kali ini diselenggarakan.
Saat ini belum semua lapas atau rutan yang berkesempatan memberikan pelayanan pendidikan dan keterampilan kepada penghuninya. Pihak Dindik Jatim baru memilih tiga daerah, yakni Surabaya (Rutan Medaeng), Lapas Nganjuk, dan Lapas Magetan. Masing-masing penghuni lembaga pemasyarakatan tersebut juga tidak semua berhak atas pendidikan tersebut.
Penghuni Rutan Medaeng hanya dijatah 15 orang, Nganjuk dan Magetan masing-masing 10 napi. Total napi yang mendapat beasiswa 35 orang.
Mereka yang berhak atas pendidikan tersebut adalah yang divonis atau terancam hukuman di atas satu tahun.
“Dimulai tahun ini dan akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang,” kata Sunarto.
Kepala Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Medaeng Suwanto, mengaku senang melihat penghuni rutan mendapat kegiatan baru. Sebanyak 15 napi setiap pagi diajak ke suatu tempat untuk mendapat pelajaran.
“Ya seperti sekolah. Mereka mendapat tas, buku, dan peralatan kursus. Tapi, detailnya ada yang mengurusi,” terang Suwanto saat dikonfirmasi Surya, kemarin.
Meski secara detail tak memahaminya, tetapi Suwanto mengaku melihat setiap jadwal tertentu ada seorang guru dan pelatih kursus yang datang ke tempatnya.
Suwanto menambahkan, selama menempuh beasiswa tersebut, para penghuni lebih dulu diajari teori. Selanjutnya, mereka diajak praktik. Dari 15 penghuni Rutan Medaeng yang mendapat kesempatan beasiswa, kebanyakan adalah para perempuan.
“Ya seperti pelatihan begitu. Ada kelas dan ada yang mengajari. Kami memilih 15 peserta itu khusus untuk mereka yang berminat dan mau. Soal dana, tentu saya tidak tahu. Tetapi, sepertinya dirupakan peralatan, buku, dan ongkos guru,” tambahnya. fai
Sumber : Surya.co.id
Tidak ada komentar