Sumantri, Ingin Mewujudkan Masyarakat Magetan yang Adil dan Bermartabat

Bupati Magetan Sumantri memiliki sejumlah obsesi guna menyejahterakan warga di sisa masa jabatannya.Namun, keinginan itu tidak ada artinya bila tidak ada dukungan dari semua elemen masyarakat,termasuk DPRD.

SUDAH dua tahun lebih, Sumantri menjabat sebagai Bupati Magetan periode 2008-2013.Bersama pasangannya,wakil Bupati Samsi,pria kelahiran Kedungguwo,Kecamatan Sukomoro ini,memiliki resep khusus untuk mewujudkan cita-cita.’Magetan ini daerah agraris.Otomatis, sektor pertanian menjadi perhatian utama.Tapi,sektor lain juga tidak boleh dikesampingkan,’ujar bupati.

Dia membeberkan,setiap kepala daerah selalu memiliki visi misi.Begitu juga dirinya.Lantas apa visi misi Sumantri?’Saya berharap terwujudnya masyarakat Magetan yang adil dan bermartabat,’paparnya.

Suami dari Nanik Sumantri itu membeberkan.Guna menjalankan visi-misinya itu,dirinya memiliki rumus 6W.Yakni,wareg,waras,wasis,wutuh,widodo,dan waskito. ‘Rumus ini sarat dengan filosofi Jawa,’terangnya.

Pertama soal wareg.Menurutnya,itu merupakan ejawantah dari kecukupan sandang,pangan dan papan.Sumantri melihat tingkat kemampuan warga terhadap kebutuhkan pokok tersebut sudah relatif mapan.’Memang ada warga yang masih kategori kurang mampu.Ini harus menjadi perhatian.Sehingga,mereka bisa merasakan dampak pembangunan.’

Kemudian,waras erat kaitannya dengan masalah kesehatan.Untuk persoalan ini,dia mengatakan bahwa pemkab terus berusaha mengembangkan pelayanan kesehatan di tingkat pertama,yaitu puskesmas.Selain itu,juga berkomitmen membenahi pelayanan dan fasilitas peralatan medis RSU dr Sayidiman.’Termasuk memberikan pendampingan program Jamkesmas melalui Jamkesmasda,’ kata mantan Sekkab Magetan tersebut.

Pengejawantahan wasis berkaitan dengan dunia pendidikan di Magetan.Pemkab dan Dinas Pendidikan, kata Sumantri,berusaha keras menuntaskan wajib belajar 12 tahun.’Kalau pendidikannya bisa lebih tinggi tentu lebih baik.Namun,fokus saya harus tuntas wajib belajar 12 tahun.’

Fokus keempat adalah wutuh.Bupati sempat mengernyitkan dahi sejenak ketika memaparkan apa itu wutuh. ‘Filosofinya,dalam kehidupan ini harus ada keseimbangan lahir dan batin.Sehingga,yang sejahtera tidak hanya lahirnya saja.Tapi,batinnya juga harus sejahtera,’ungkap Sumantri.

Lalu,kelima adalah widodo.Artinya,terang bupati, kesejahteraan itu bersifat kekal dan abadi.Namun, tidak takabur lantaran masih ada hari akhir. ‘Terakhir,waskita.Masyarakat Magetan itu tanggap dan memiliki pandangan jauh ke depan dalam setiap langkah kakinya,’ujar dia.

Bersamaan dengan Hari Jadi ke-335 Kabupaten Magetan ini,Bupati Sumantri mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk bahu membahu membangun Magetan. ‘Semua pejabat dan pegawai harus semakin dekat dengan masyarakat.Legislatif dan eksekutifnya harus kompak. Masyarakatnya harus bekerja keras sesuai porsi masing-masing,’tegasnya (lmc)

Sumber : JPNN


Diberdayakan oleh Blogger.