Panitia Tes CPNS Panen Kemenyan
Barang-barang mistis tersebut ditemukan di sekitar area Gedung Olah Raga (GOR) Ki Mageti Magetan, yang menjadi salah satu lokasi tes tulis CPNS, Minggu (12/12).
“Ada beberapa barang yang tak lazim ditemukan di sekitar GOR Ki Mageti, seperti garam yang tersebar, kemenyan, dan butiran kacang hijau di pintu masuk bagian utara GOR,” ujar salah satu warga Magetan, Sunarto, setelah tes tulis.
Tidak hanya itu, juga ditemukan bungkusan berisi aneka kembang yang diletakkan di pintu masuk GOR bagian timur. Sejumlah warga, petugas keamanan GOR maupun panitia hanya bisa tersenyum melihat pemandangan tersebut.
Menurut mereka, hal yang tidak rasional itu terjadi akibat persaingan ketat antarpeserta tes CPNS dan minimnya peluang lolos karena rumor jual beli formasi melalui sindikat calo. Berdasarkan data Badan Kepegawaian Daerah (BKD), tes tulis CPNS di Magetan tahun ini diikuti 6.747 peserta, untuk memperebutkan 290 formasi.
Sebagian peserta tes CPNS tak memungkiri adanya praktik mistis itu. “Tapi itu semua tinggal kepercayaan masing-masing. Yang penting berusaha dan berdoa, urusan nanti diterima atau tidak, biar Allah yang menentukan,” ujar peserta tes asal Madiun, Ria Dwi Kurniawati.
Menjelang tes CPNS lalu, kalangan paranormal memang laris manis. Praktisi dunia klenik ini mengalami peningkatan jumlah pasien. Mereka yang datang rata-rata meminta jampi-jampi agar lolos dalam seleksi CPNS.
Ki Margi Asmoro, paranormal asal Kecamatan Ngusikan, Jombang misalnya, mengaku tempat praktiknya mengalami peningkatan jumlah pasien. Jika hari-hari sebelumnya sekitar 10 pasien per hari, dalam bulan November lalu jumlah pasien meningkat menjadi 15 orang per hari. Hal senada juga dikatakan Mbah Narto, paranormal yang tinggal di Jombang kota.
Materi Soal Keliru
Sementara itu, insiden memalukan terjadi dalam pelaksanaan tes CPNS Kabupaten Sidoarjo. Ratusan peserta disodori materi tes yang salah. Akibatnya, 609 peserta diminta menjalani ujian ulang, Rabu (15/12) lusa.
Semula ujian berlangsung lancar, Minggu (12/12). Ribuan peserta mengikuti tes di sejumlah gedung sekolah. Namun masalah timbul saat sejumlah peserta yang mengikuti tes di SMP PGRI 1 Buduran dan SMK I Antartika Buduran, ngobrol-ngobrol usai menjalani ujian. “Lho kok soal yang tadi saya kerjakan berbeda,” ujar LM, peserta asal Kecamatan Waru.
Lulusan S-1 Ekonomi Akuntasi ini mengaku materi soal yang dikerjakannya mirip materi tes psikologi. Kendati merasa aneh, peserta ini terus saja mengerjakan soal hingga waktu ujian tes berakhir. Kejanggalan itu pun terungkap saat dia bertemu temannya, yang sama-sama melamar formasi Penata Laporan Keuangan. “Ternyata ada peserta lain juga menerima soal sama seperti saya, mirip tes psikologi,” bebernya.
Bersama dengan peserta lainnya, LM lalu melapor ke pengawas ujian di lokasi tes tersebut. Dirinya lantas menerima penjelasan dan diminta datang ke kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sidoarjo pada Senin (13/12) hari ini. “Katanya ada penjelasan dari panitia,” ungkapnya seraya menolak namanya disebut.
Kepala BKD Sidoarjo, Sri Witarsih mengaku telah terjadi kesalahan materi soal bagi sejumlah peserta tes. Materi yang seharusnya berisi soal Tes Kemampuan Dasar (TKD) ternyata berisi materi tes psikologi. “Padahal panitia telah menetapkan jika soal yang diujikan materi TKD,” ujarnya dikonfirmasi Surya, Minggu (12/12) sore.
Dia menjelaskan, para peserta yang menerima soal salah ini berasal dari empat formasi jabatan, yakni Penata Laporan Keuangan (S1 Ekonomi Akuntasi), Penyuluh Koperasi (S1 Ekonomi Manajemen), Perencana (S-1 Ekonomi Studi Pembangunan), dan Analis Kesejahteraan Rakyat (S1 Syariah).
Jumlah pelamar empat formasi jabatan tersebut sebanyak 723 peserta. Namun sebanyak 114 tidak mengikuti tes saat ujian berlangsung. Sehingga peserta yang mengikuti tes ujian CPNS sebanyak 609 peserta. “Jumlah 609 inilah yang berhak ikut ujian ulang,” ujarnya.
Sri menyebut materi tes itu disediakan pihak ketiga, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB). Soal kesalahan materi tes itu, BKD sudah mengonfirmasikan ke ITB dan dinyatakan jika ada kesalahan pengepakan saat pengiriman materi tes .
Dia mengaku panitia langsung menggelar rapat mendadak. Panitia lalu memutuskan akan melakukan ujian ulang bagi 609 peserta dari empat formasi jabatan tersebut. Tes ulang bakal digelar Rabu (15/12) lusa. “Hasilnya tetap akan diumumkan pada 21 Desember nanti,” katanya.
Tim ITB, kata Sri, juga telah bersedia membuat soal baru untuk ujian ulang yang nantinya akan digelar di SMK PGRI I dan III Sidoarjo.
Sekretaris BKD Martha W Kusuma menambahkan, panitia baru mengetahui ada soal salah setelah sejumlah peserta menanyakan kejanggalan ini. Sebab panitia juga tak bisa mengeceknya. “Kan soal disegel dan baru dibuka saat ujian berlangsung,” tegasnya.
Ribuan Tak Hadir
Pelaksanaan tes tulis CPNS kemarin diwarnai banyaknya peserta yang tidak hadir, sehingga kursi kosong mewarnai tempat-tempat pelaksanaan tes.
Di Surabaya saja, 890 peserta yang terdaftar tak menghadiri tes. Dari jumlah 5.838 peserta yang terdaftar, berarti 14,24 persen yang tidak mengikuti tes,” kata Ketua Panitia Tes CPNS Surabaya, Yayuk Eko Agustin..
“Dengan jumlah tersebut, maka otomatis 890 orang dinyatakan gugur. Tidak ada kepastian tentang alasan ketidakhadiran. Tapi ada juga yang datang terlambat, meski sudah diberi toleransi waktu,” ujar Yayuk. Seperti daerah-daerah lain, pengumuman hasil tes penerimaan CPNS Surabaya dilakukan pada 21 Desember mendatang.
Tes CPNS di lingkungan Pemprov Jatim juga sama. Sebanyak 567 peserta tidak mengikuti tes. Akibatnya, jumlah peserta yang mengikuti ujian hanya 14.134 dari sebelumnya 14.701 orang. Mereka akan memperebutkan 395 kuota yang disediakan.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim, Akmal Budiyanto mengatakan, banyaknya peserta ujian CPNS yang tidak hadir diduga karena dua hal, yakni mendaftar di dua tempat berbeda atau peserta tidak mengetahui lokasi tempat ujian.
Sedangkan di Tulungagung, data jumlah peserta berubah-ubah. Berdasar keterangan awal panitia seleksi CPNS melalui bagian humas, Minggu pagi, jumlah peserta ujian sebanyak 6.483 orang. Namun setelah ujian tulis yang berlangsung mulai pukul 08.30 WIB hingga 12.00 WIB, jumlah peserta yang hadir dan tidak hadir sebagaimana data mutakhir dari panitia seleksi membengkak menjadi 6.491 orang.
“Informasi dari panitia, peserta yang tidak hadir sebanyak 1.004 orang sementara yang hadir 5.487 orang. Total peserta yang hadir dengan yang tidak hadir dengan demikian 6.491 orang,” kata Kabag Humas Pemkab Tulungagung, Maryani.
Namun saat selisih ini dikonfirmasi ulang pada Minggu sore, Maryani sempat kebingungan. Awalnya ia tetap membenarkan data pertama yang menyebut calon CPNS yang telah dinyatakan lolos seleksi administrasi 6.483 orang. “Setelah saya konfirmasikan ulang ke BKD, ternyata yang benar adalah kedua. Jadi data pertama yang menyebut jumlah calon peserta CPNS sebanyak 6.483 orang itu keliru, yang benar ya berdasar hasil presensi itu, yakni 6.491 orang,” terangnya.
Banyaknya ketidakhadiran juga terjadi di Bojonegoro. Kepala BKD Bojonegoro, Djumari menyebutkan, dari 7.326 peserta pendaftar tes, tercatat ada 1.803 peserta yang tidak hadir mengikuti pelaksanaan tes.
Begitu pula di Kabupaten Madiun. Jumlah peserta yang seharusnya ikut tes 6.444 orang. Namun, yang hadir hanya 4.847 orang, sedang sisanya sebanyak 1.597 orang di antaranya tidak hadir tanpa alasan yang jelas.
Demikian pula di Jember, sebanyak 895 peserta tak hadir dengan rincian 300 orang tenaga teknis, tenaga kesehatan sebanyak 258 orang, dan tenaga pendidikan sebanyak 337 orang.
Jumlah pendaftar CPNS Pemkab Jember sebanyak 15.102 orang, dengan rincian tenaga pendidikan sebanyak 8.303, tenaga teknis sebanyak 4.408 orang, dan tenaga kesehatan sebanyak 2.391 orang. Para pelamar akan memperebutkan 212 lowongan tenaga pendidikan, kesehatan dan teknis.
Di Kota Pasuruan, tingkat ketidakhadiran peserta mencapai 20 persen dari total peserta tes 6.136 orang. Di Kabupaten Pasuruan dengan peserta 7.613 peserta, yang tidak hadir mencapai 18,82 persen. Angka ratusan orang yang tidak hadir juga terjadi di daerah-daerah lain.
Melahirkan Saat Tes
Sementara itu, seorang peserta tes CPNS di Kabupaten Kediri, Nila Candra (25), warga Desa Payaman, Kecamatan Plemahan, melahirkan saat mengikuti tes. Mertua Nila Candra, Sediaji, mengemukakan sesuai perkiraan dokter, seharusnya menantunya itu baru akan melahirkan pada 24 Desember, namun perkiraan itu meleset.
Saat berangkat mengikuti tes, Nila diantar suaminya, Kristian Maros Kondang (28). Namun, saat akan mulai mengerjakan soal ujian yang berlangsung di SDN Pare I, tiba-tiba perutnya terasa mulas. Panitia tes kemudian memanggil suami Nila dan mengantarnya ke RSIA Kasih Bunda, Pare. Nila Candra akhirnya melahirkan anak pertamanya berjenis kelamin perempuan, beberapa saat setelah tiba di rumah sakit.
Pihak panitia pelaksanaan tes sempat menawarkan Nila mengikuti tes di rumah sakit. Bahkan petugas pengawas ujian bersama petugas kepolisian sekitar pukul 08.30 WIB mendatangi RSIB Kasih Bunda untuk memberi kesempatan Nila mengikuti tes pascamelahirkan. “Petugas pengawas ujian mendatangi rumah sakit bersalin untuk menawarkan apakah Nila bersedia ikut ujian,” jelas Edhi Purwanto, Plt Kabag Humas Pemkab Kediri.
Tapi karena kondisinya masih lemah, keluarganya memutuskan Nila untuk mengundurkan diri. “Sebenarnya diperbolehkan mengikuti tes CPNS di rumah sakit dengan pengawasan khusus. Tapi keluarganya memilih mengundurkan diri,” tambahnya.
Sementara saat Surya menjenguk ke RSIB Kasih Bunda, Nila masih terbaring lemas ditemani suami dan keluarga besarnya. Suasana ceria juga terlihat dari keluarga besarnya yang mengabadikan bayi mungil di boks bayi dengan kamera handycam. Nila Chandra belum bersedia diwawancarai dan menolak diambil gambarnya. ain/wan/uji/k4/dim/uni/kur/bet/st34/st33/st32
Sumber Ilustrasi Foto : google.com
Tidak ada komentar