Pagelaran PSP Jatim Minim Fasilitas

Betapa susah menggelar even tingkat regional Jatim di Probolinggo. Di tengah keterbatasan fasilitas penunjang, Kota Probolinggo nekat menjadi tuan rumah Pekan Seni Pelajar (PSP) Jatim.
 
Even PSP sendiri dibuka dengan pawai seni di Stadion Bayuangga, Kota Probolinggo, Senin (20/6) sore. Disayangkan Gubernur Jatim, Soekarwo yang dijadwalkan hadir hanya diwakili Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Jatim, Dr Harun.

”Bapak Gubernur ada acara pelantikan Plt Bupati-Wabup Tuban, setelah itu ada acara ke Kalimantan,” ujar Harun. Meski tanpa kehadiran gubernur, pawai seni yang diikuti 37 kota/kabupaten se-Jatim (minus Kab. Magetan) itu berjalan meriah.

Demi PSP, panitia pun harus berburu gedung pertunjukan yang layak untuk beragam lomba seni. Selain itu, keterbatasan hotel membuat sebagian peserta dari 37 kota/kabupaten di Jatim terpaksa menginap di sejumlah gedung sekolah di Kota Probolinggo.

”Memang susah mencari gedung pertunjukan yang memadai untuk pentas seni di Kota Probolinggo,” ujar Peni Priyono, panitia pengarah teknis PSP. Untuk lomba teater misalnya, panitia terpaksa menyewa eks-gedung bioskop Regina di Jl. Dr Soetomo, Probolinggo.

Peni menambahkan, gedung pertunjukan terutama teater seharusnya memenuhi syarat akustik. Selain panggungnya bagus, juga harus didukung tata suara dan tata lampu yang pas.
Sejak gedung Graha Bina Harja (GBH) di Jl. Suroyo disulap menjadi Museum Probolinggo, tidak ada lagi aset Pemkot yang bisa digunakan untuk pertunjukan. Memang masih tersedia sejumlah gedung pertemuan milik swasta seperti gedung Widya Harja gedung Bina Budaya.

Pada perhelatan PSP 2011 ini, gedung Widya Harja di Jl. Pandjaitan diplot untuk lomba tari. Sementara gedung Bina Budaya di Jl. Dr Saleh diperuntukkan lomba samroh. Untuk lomba lain seperti tetembangan digelar di gedung SMAN 4, paduan suara di gedung Puri Manggala Bhakti, Pemkot Probolinggo.

 Selain minim fasilitas gedung untuk lomba seni, tidak semua peserta (kontingen) PSP menginap di hotel. Sebagian mereka menginap di sejumlah sekolah di Probolinggo. Sejumlah hotel di Kota Probolinggo pun dijejali beberapa kontingen. Hotel Ratna misalnya, menampung kontingen Sidoarjo, Sumenep, dan Tuban. Hotel Paramita dijejali kontingen Sumenep, Surabaya, dan Kota Madiun.

Mereka yang tidak tertampung di hotel, menginap di sejumlah sekolah. Gedung SD Sukabumi 4 misalnya, menampung kontingen Bangkalan. SD Mangunharjo 1 menampung kontingen Lumajang.
Ulah Satpol PP
Disayangkan pawai seni saat pembukaan PSP di Stadion Bayuangga, Senin (20/6) sore dicederai ulah personel Satpol PP Kota Probolinggo. ”Polisi Pemda” itu terlalu represif mengatur jalannya pawai yang seharusnya bisa dinikmati undangan dan penonton dengan rileks itu.

Diduga terkait durasi waktu, personel Satpol PP tampak menghalau iring-iringan pawai 37 kontingen kota/kabupaten se-Jatim itu. ”Ayo, ayo cepat bergerak,” ujar personel Satpol PP.
Sejumlah penonton pun nggrundel menyaksikan ulah Satpol PP itu. ”Belum selesai unjuk kebolehan kok diusir, dasar Satpol PP tukang obrak PKL,” ujar seorang warga. Seorang fotografer yang hendak mengabadikan pawai seni juga mengaku kecewa. ”Lha kalau baru tampil sudah diobrak, apanya yang mau diprotret dan dinikmati,” ujar Agus.

Melihat aksi Satpol PP seperti itu, Peni Priyono, panitia pengarah teknis PSP pun curhat kepada wartawan. ”Tradisi Satpol PP, Panpel kena pisuhi peserta,” ujar Peni dalam SMS-nya kepada wartawan. isa

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.