Besar Kecil Normal Bagikan 0 Tahun Ini Petani Jawa Timur Nikmati Kenaikan Harga Tembakau
Petani tembakau di Jawa Timur kini bisa bernapas lega karena harga tembakau tahun ini naik sekitar 30 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 30 ribu per kilogram. “Alhamdulilah, harga tembakau tahun ini Rp 40 ribu per kilo,” kata Marham, petani tembakau Desa Gugul, Kecamatan Tlanakan.
Mulai pekan lalu sejumlah petani di Kecamatan Tlanakan, seperti Desa Gugul dan Terak, mulai memanen tembakaunya. Namun, petani tidak menjual tembakau mereka langsung ke gudang tembakau karena belum buka. “Kami jual ke pengepul tembakau,” ujar Marham.
Menurut Marham, dirinya bisa memanen lebih awal karena menanam lebih dari petani lain. Dia bersyukur menanam lebih awal karena saat panen harga tembakau masih tinggi. “Biasanya kalau panen sudah merata, harga tembakau mulai turun,” terangnya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pamekasan, Ajib Abdullah, membenarkan sejumlah desa mulai memanen tembakau, tapi persentasenya masih kecil. “Yang penting pemerintah akan menjaga stabilisasi harga beli tembakau,” katanya.
Dia memastikan, seluruh tembakau petani tahun ini akan tetap dibeli oleh pabrik rokok besar di Jawa Timur dan Jawa Tengah, seperti PT HM Sampoerna, PT Djarum, dan PT Sukun. “Total pembelian tembakau oleh pabrik rokok mencapai 20 ribu ton," ujarnya.
Menurut Ajib, jumlah yang akan diserap pabrik rokok tersebut jauh lebih besar dibanding rata-rata produksi tembakau petani di Pamekasan. Tahun 2010 lalu, misalnya, dari lahan seluas lebih dari 32 ribu hektare, bisa dihasilkan tembakau 16,8 ribu ton.
Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur Moch Samsul Arifin mengatakan, naiknya harga tembakau itu akibat masih minimnya petani yang memanen tembakau pada musim panen kali ini.
Saat ini dari 95 ribu hektare tanaman tembakau, baru 5 persen yang sudah panen. "Akibatnya, pabrik rokok berani membeli harga yang cukup tinggi," kata Samsul Arifin kepada Tempo, Minggu siang, 17 Juli 2011.
Daerah penghasil tembakau yang kini sudah panen antara lainn Madura, Lumajang, dan Magetan. Musim panen tembakau diperkirakan hingga Oktober mendatang.
Produksi tembakau Jawa Timur adalah yang terbesar secara nasional, yakni 53 persen dengan total investasi mencapai Rp 682 miliar.
Menurut data Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Timur, per tahunnya Jawa Timur menghasilkan tembakau Virginia 5.800 ton, tembakau Jawa 10.285 ton, Kasturi 4.700 ton, tembakau Madura 17.800 ton, tembakau Paiton 9000 ton, White Burley 3.370 ton, dan Lumajang Voor Oogst sebesar 150 ton.(MUSTHOFA BISRI | FATKHURROMAN TAUFIQ)
Sumber : Tempointeraktif
Mulai pekan lalu sejumlah petani di Kecamatan Tlanakan, seperti Desa Gugul dan Terak, mulai memanen tembakaunya. Namun, petani tidak menjual tembakau mereka langsung ke gudang tembakau karena belum buka. “Kami jual ke pengepul tembakau,” ujar Marham.
Menurut Marham, dirinya bisa memanen lebih awal karena menanam lebih dari petani lain. Dia bersyukur menanam lebih awal karena saat panen harga tembakau masih tinggi. “Biasanya kalau panen sudah merata, harga tembakau mulai turun,” terangnya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pamekasan, Ajib Abdullah, membenarkan sejumlah desa mulai memanen tembakau, tapi persentasenya masih kecil. “Yang penting pemerintah akan menjaga stabilisasi harga beli tembakau,” katanya.
Dia memastikan, seluruh tembakau petani tahun ini akan tetap dibeli oleh pabrik rokok besar di Jawa Timur dan Jawa Tengah, seperti PT HM Sampoerna, PT Djarum, dan PT Sukun. “Total pembelian tembakau oleh pabrik rokok mencapai 20 ribu ton," ujarnya.
Menurut Ajib, jumlah yang akan diserap pabrik rokok tersebut jauh lebih besar dibanding rata-rata produksi tembakau petani di Pamekasan. Tahun 2010 lalu, misalnya, dari lahan seluas lebih dari 32 ribu hektare, bisa dihasilkan tembakau 16,8 ribu ton.
Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur Moch Samsul Arifin mengatakan, naiknya harga tembakau itu akibat masih minimnya petani yang memanen tembakau pada musim panen kali ini.
Saat ini dari 95 ribu hektare tanaman tembakau, baru 5 persen yang sudah panen. "Akibatnya, pabrik rokok berani membeli harga yang cukup tinggi," kata Samsul Arifin kepada Tempo, Minggu siang, 17 Juli 2011.
Daerah penghasil tembakau yang kini sudah panen antara lainn Madura, Lumajang, dan Magetan. Musim panen tembakau diperkirakan hingga Oktober mendatang.
Produksi tembakau Jawa Timur adalah yang terbesar secara nasional, yakni 53 persen dengan total investasi mencapai Rp 682 miliar.
Menurut data Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Timur, per tahunnya Jawa Timur menghasilkan tembakau Virginia 5.800 ton, tembakau Jawa 10.285 ton, Kasturi 4.700 ton, tembakau Madura 17.800 ton, tembakau Paiton 9000 ton, White Burley 3.370 ton, dan Lumajang Voor Oogst sebesar 150 ton.(MUSTHOFA BISRI | FATKHURROMAN TAUFIQ)
Sumber : Tempointeraktif
Tidak ada komentar