TKI Asal Panekan Tewas di Malaysia
Jatuh dari Mobil Proyek
MAGETAN-Lagi,tenaga kerja Indonesia(TKI)asal Magetan tewas di rantau.Surawing,40,warga Desa Banjarejo, Kecamatan Panekan,meregang nyawa di sekitar tempat kerjanya di Kuala Lumpur,Malaysia.Informasi yang diterima pihak keluarga Minggu(18/9)lalu,Surawing tewas lantaran jatuh dari mobil proyek tempatnya bekerja.
Tak urung,kabar kematian Rawing-panggilan akrab Surawing-diratapi keluarganya.Terutama,istrinya Kartini,28,warga Dusun Genjeng dan Rafinto Mahruf Alfa,4.Tak terkecuali Minem,mertua korban.
Minem mengatakan,Rawing yang lahir di Pulau Kangean, Sumenep,Madura,itu menikah dengan Kartini empat tahun silam.Dari pernikahannya itu,lahir Rafinto Mahruf Alfa.Tak lama Rafinto lahir,korban bertolak ke Malaysia menjadi pekerja salah satu proyek bangunan di Kuala Lumpur.
Dan,ketika usia Rafinto mencapai satu tahun,Kartini menyusul suaminya ke negeri Jiran untuk menjadi pembantu rumah tangga.''Sejak saat itu mereka(Rawing dan Kartini,Red)belum pernah pulang ke Magetan,''ujar Minem kemarin(20/9).
Meski begitu,kata dia,komunikasi dengan keluarga di Magetan tetap terjalin.Pun saat Kartini melahirkan anak kedua bernama Sheila delapan bulan lalu. ''Terakhir saat Lebaran lalu,keduanya menghubungi saya.Ya intinya minta maaf dan mengucapkan selamat Lebaran,''kenang Minem.
Minem mengungkapkan,kali pertama yang memberi kabar kalau Rawing meninggal adalah Warsito,kakak kandung Kartini,pada Minggu lalu sekitar pukul 07.00.''Dia mengabarkan jika menantu saya Rawing meninggal,''kata Minem.''Sudah empat tahun ini dia(Rawing,Red)tidak pernah pulang.Tahu-tahu kok dikabari meninggal,'' imbuhnya.
Pada Senin(19/9)siang,lanjut Minem,tujuh orang kerabatnya bertolak ke bandara Juanda Surabaya untuk menunggu kedatangan jenazah Rawing.Namun,informasi yang didapat keluarga,jenazah Rawing baru diterbangkan dari Malaysia sekitar pukul 07.30 WIB kemarin. Sedangkan Kartini menyusul dengan pesawat komersil dari Malaysia pukul 15.00.Rencananya,setelah Kartini tiba,tujuh kerabat yang stand by di bandara sejak Senin tersebut,akan bertolak ke Panekan.''Datangnya kan sudah malam hari.Dan rencananya akan kami makamkan di pemakaman keluarga pagi harinya(pagi ini,Red),'' terang Minem.
Saat ditemui Radar Magetan sore kemarin,Minem tak bisa menutupi kesedihannya.Dia yang ditemani suaminya Hasyim,60,tampak terpukul dengan kepergian menantunya tersebut.''Saya tinggal di rumah hanya dengan suami saya dan anaknya Rawing yang baru kelas 1 SD ini,'' ungkapnya.
Sementara itu,Katinah,adik Minem,mengatakan bahwa dirinya pada Jumat bermimpi Rawing tidur di depan pintu rumah dengan arah kepala ke utara.''Dan ternyata Minggunya dikabari jika dia meninggal.Sebenarnya, Lebaran lalu saya mudik ke Panekan.Tetapi karena dikabari saudara meninggal,walaupun baru 15 hari saya di Bekasi,saya akhirnya kembali.Karena kakak saya (Minem,Red)sendirian,''urainya.(wka/isd)
Sumber : Radar Madiun
MAGETAN-Lagi,tenaga kerja Indonesia(TKI)asal Magetan tewas di rantau.Surawing,40,warga Desa Banjarejo, Kecamatan Panekan,meregang nyawa di sekitar tempat kerjanya di Kuala Lumpur,Malaysia.Informasi yang diterima pihak keluarga Minggu(18/9)lalu,Surawing tewas lantaran jatuh dari mobil proyek tempatnya bekerja.
Tak urung,kabar kematian Rawing-panggilan akrab Surawing-diratapi keluarganya.Terutama,istrinya Kartini,28,warga Dusun Genjeng dan Rafinto Mahruf Alfa,4.Tak terkecuali Minem,mertua korban.
Minem mengatakan,Rawing yang lahir di Pulau Kangean, Sumenep,Madura,itu menikah dengan Kartini empat tahun silam.Dari pernikahannya itu,lahir Rafinto Mahruf Alfa.Tak lama Rafinto lahir,korban bertolak ke Malaysia menjadi pekerja salah satu proyek bangunan di Kuala Lumpur.
Dan,ketika usia Rafinto mencapai satu tahun,Kartini menyusul suaminya ke negeri Jiran untuk menjadi pembantu rumah tangga.''Sejak saat itu mereka(Rawing dan Kartini,Red)belum pernah pulang ke Magetan,''ujar Minem kemarin(20/9).
Meski begitu,kata dia,komunikasi dengan keluarga di Magetan tetap terjalin.Pun saat Kartini melahirkan anak kedua bernama Sheila delapan bulan lalu. ''Terakhir saat Lebaran lalu,keduanya menghubungi saya.Ya intinya minta maaf dan mengucapkan selamat Lebaran,''kenang Minem.
Minem mengungkapkan,kali pertama yang memberi kabar kalau Rawing meninggal adalah Warsito,kakak kandung Kartini,pada Minggu lalu sekitar pukul 07.00.''Dia mengabarkan jika menantu saya Rawing meninggal,''kata Minem.''Sudah empat tahun ini dia(Rawing,Red)tidak pernah pulang.Tahu-tahu kok dikabari meninggal,'' imbuhnya.
Pada Senin(19/9)siang,lanjut Minem,tujuh orang kerabatnya bertolak ke bandara Juanda Surabaya untuk menunggu kedatangan jenazah Rawing.Namun,informasi yang didapat keluarga,jenazah Rawing baru diterbangkan dari Malaysia sekitar pukul 07.30 WIB kemarin. Sedangkan Kartini menyusul dengan pesawat komersil dari Malaysia pukul 15.00.Rencananya,setelah Kartini tiba,tujuh kerabat yang stand by di bandara sejak Senin tersebut,akan bertolak ke Panekan.''Datangnya kan sudah malam hari.Dan rencananya akan kami makamkan di pemakaman keluarga pagi harinya(pagi ini,Red),'' terang Minem.
Saat ditemui Radar Magetan sore kemarin,Minem tak bisa menutupi kesedihannya.Dia yang ditemani suaminya Hasyim,60,tampak terpukul dengan kepergian menantunya tersebut.''Saya tinggal di rumah hanya dengan suami saya dan anaknya Rawing yang baru kelas 1 SD ini,'' ungkapnya.
Sementara itu,Katinah,adik Minem,mengatakan bahwa dirinya pada Jumat bermimpi Rawing tidur di depan pintu rumah dengan arah kepala ke utara.''Dan ternyata Minggunya dikabari jika dia meninggal.Sebenarnya, Lebaran lalu saya mudik ke Panekan.Tetapi karena dikabari saudara meninggal,walaupun baru 15 hari saya di Bekasi,saya akhirnya kembali.Karena kakak saya (Minem,Red)sendirian,''urainya.(wka/isd)
Sumber : Radar Madiun
Tidak ada komentar