Ratusan Warga Jatim Terkena Difteri, 11 Meninggal

Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) atas penyakit difteri yang telah menyebar di 34 kabupaten/kota di wilayah tersebut. Bahkan, penyakit tersebut telah merenggut 11 nyawa serta menjangkiti 333 orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

"Korban meninggal 11 orang sebenarnya belum bisa digolongkan KLB. Tetapi, dengan penetapan KLB ini, diharapkan semua pihak baik Dinas Kesehatan maupun masyarakat bersungguh-sungguh menanggulangi bahaya difteri," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada wartawan di Surabaya, Rabu (12/10).

Gubernur pun telah mewajibkan pemberian vaksinasi kepada semua anak di Jawa Timur hingga usia 5 tahun. Pihak Pemprov Jatim sudah menyiapkan Rp 8 miliar untuk pembiayaan sarana-prasarana termasuk vaksin. "Jika kurang, Pemprov akan meminta tambahan kepada Kementerian Kesehatan," ujarnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar vaksinasi massal di beberapa daerah penyebaran difteri, terutama di 11 kabupaten/ kota, yaitu Kota Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, Bangkalan, Sampang, Sumenep, Pamekasan, Blitar, Gresik, dan Banyuwangi.

"Dibanding kasus serupa tahun 2010 lalu, tahun ini memang terjadi peningkatan jumlah kasus. Tahun lalu ada 304 kasus dan 21 anak meninggal. Yang penting sekarang, kondisi ini harus ditangani segera dengan cara yang tepat dan cepat," kata Soekarwo menegaskan.

Menurut Soekarwo, kasus difteri saat ini hanya terjadi di Indonesia. "Negara-negara asing itu heran, kenapa difteri masih ada di Indonesia. Kalau di pelajaran-pelajaran kedokteran, kasus difteri sebenarnya sudah tidak ada," katanya mempertanyakan.

Penyakit difteri yang berasal dari bakteri Corynebacterium dhipteria ditularkan melalui udara dan pernapasan manusia. Gejala awalnya biasanya suhu badan tinggi (panas), sakit pada tenggorokan, nyeri untuk menelan, dan sesak napas.
Secara medis, usia di bawah 15 tahun merupakan kelompok paling rentan terjangkiti penyakit difteri yang menyebabkan radang selaput lendir pada hulu kerongkongan. Kondisi itu terjadi terutama untuk anak-anak yang pada masa bayi tidak memperoleh suntikan imunisasi DPT (difteria, polio dan tetanus).

Sementara itu, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam kesempatan terpisah di Jakarta kemarin mengatakan, pihaknya akan memperbaiki program imunisasi untuk pencegahan difteri pascawabah penyakit itu di Jawa Timur.

"Imunisasi kami perbaiki karena ada anak yang tidak mempan divaksin. Untuk anak berusia 7-15 tahun juga akan diberi vaksinasi tambahan," kata Endang Rahayu.

Meski tidak terbukti efektif 100 persen, menurut Menteri Kesehatan, imunisasi masih merupakan pencegahan terbaik bagi difteri. "Perbaikan akan dilakukan terutama dalam hal cakupan imunisasi, yang akan diperluas hingga mencapai lebih dari 90 persen sasaran," katanya menegaskan.

Menteri Kesehatan juga berharap masyarakat dapat memahami pentingnya imunisasi dasar itu bagi pencegahan penyakit difteri karena ada gerakan antisuntikan imunisasi yang muncul di beberapa tempat.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Mudjib Affan, yang ditemui terpisah, mengaku sudah menyiapkan 40 ribu ampul obat vaksin difteri. Pihaknya juga telah mengerahkan surveillance untuk memonitor perkembangan kasus dan mengantisipasi penanganan difteri di seluruh kabupaten/kota. "Hanya Kabupaten Ngawi, Magetan, Trenggalek, dan Pacitan yang belum terserang difteri," katanya.

Abdul Kahfi, warga Griyo Taman Asri, Sidoarjo, menuturkan, anak bungsunya, Nauval Kahfi (3), sudah 20 hari dirawat di RSAL Dr Ramelan, Surabaya, karena difteri. Pihak dokter telah mengambil contoh air liur dirinya, istri, dan 2 anaknya yang lain untuk memastikan seluruh anggota keluarga itu positif mengidap difteri.

Ia menambahkan, penyakit yang menimpa seluruh anggota keluarganya itu diperoleh usai pulang dari Bangkalan, Madura, beberapa waktu lalu. "Beberapa saat setibanya di rumah, Nauval demam tinggi, disertai muntah yang belakangan diketahui terserang difteri," kata Kahfi, yang merupakan anggota TNI, menegaskan. (Andira/Tri Wahyuni)

Sumber : Suarakarya-online
Sumber Ilustrasi Foto : google

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.