12 Warga Magetan Meninggal Akibat DB
Magetan - Sebanyak 12 orang, warga dari beberapa kecamatan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, meninggal dunia akibat serangan penyakit demam berdarah (DB) selama tahun 2010.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Perlindungan Kesehatan, Dinas Kesehatan Magetan, Nursalam, Senin, mengatakan, tingginya jumlah warga yang meninggal akibat serangan DB tersebut karena terlambat dalam penanganan medis.
"Banyak warga yang terlambat memeriksaan kondisi tubuhnya ke puskesmas maupun dokter setempat. Sehingga saat dibawa ke rumah sakit atau layanan kesehatan lainnya, kondisinya sudah kritis," ujar Nursalam saat dihubungi.
Selain itu, lanjut dia, curah hujan pada tahun 2010 cenderung tinggi, bahkan tidak ada musim kering. Hal ini juga memicu tingginya serangan penyakit demam berdarah di Magetan, yang mencapai 385 kasus selama tahun 2010 dengan 12 penderita di antaranya meninggal dunia.
Menurut dia, untuk menekan penyebaran penyakit demam berdarah, Dinas Kesehatan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menerapkan hidup sehat dan bersih. Di antaranya dengan rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Hal ini terbukti selama tahun 2011, jumlah kasus sebaran penyakit demam berdarah menurun tajam. Data Dinas Kesehatan Magetan mencatat, jumlah kasus demam berdarah tahun 2011 hingga bulan November hanya 72 kasus saja dengan dua penderita di antaranya meninggal dunia.
"Diharapkan, warga lekas membawa ke puskesmas ketika ada anggota keluarganya menderita demam tinggi, jangan ditunda-tunda lagi. Selain itu, hal yang penting lainnya adalah meningkatkan kesadaranan terhadap pola hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk pula menerapkan 3 M plus yang meliputi, menutup, menguras dan menimbun tempat air, plus menggunakan losion anti nyamuk," kata Nursalam.
Adapun, dari 18 kecamatan yang ada di Magetan, daerah penyebaran demam berdarah tertinggi terdapat di Kecamatan Bendo. Lainnya tersebar di 17 kecamatan yang ada.
Selain gencar mengimbau warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk, pihaknya juga mengoptimalkan penggunakan serbuk abate melalui petugas juru pemamtau jentik (jumantik) dan pengasapan (fogging).
Pihaknya meminta kepada warga Magetan untuk mewaspadai curah hujan yang tinggi. Tidak hanya serangan penyakit demam berdarah saja, namun juga penyakit lainnya seperti diare, chikungunya, ISPA, dan lainnya.
Sumber : Antarajatim.com
Sumber Ilustrasi Foto : Google.com
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Perlindungan Kesehatan, Dinas Kesehatan Magetan, Nursalam, Senin, mengatakan, tingginya jumlah warga yang meninggal akibat serangan DB tersebut karena terlambat dalam penanganan medis.
"Banyak warga yang terlambat memeriksaan kondisi tubuhnya ke puskesmas maupun dokter setempat. Sehingga saat dibawa ke rumah sakit atau layanan kesehatan lainnya, kondisinya sudah kritis," ujar Nursalam saat dihubungi.
Selain itu, lanjut dia, curah hujan pada tahun 2010 cenderung tinggi, bahkan tidak ada musim kering. Hal ini juga memicu tingginya serangan penyakit demam berdarah di Magetan, yang mencapai 385 kasus selama tahun 2010 dengan 12 penderita di antaranya meninggal dunia.
Menurut dia, untuk menekan penyebaran penyakit demam berdarah, Dinas Kesehatan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menerapkan hidup sehat dan bersih. Di antaranya dengan rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Hal ini terbukti selama tahun 2011, jumlah kasus sebaran penyakit demam berdarah menurun tajam. Data Dinas Kesehatan Magetan mencatat, jumlah kasus demam berdarah tahun 2011 hingga bulan November hanya 72 kasus saja dengan dua penderita di antaranya meninggal dunia.
"Diharapkan, warga lekas membawa ke puskesmas ketika ada anggota keluarganya menderita demam tinggi, jangan ditunda-tunda lagi. Selain itu, hal yang penting lainnya adalah meningkatkan kesadaranan terhadap pola hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk pula menerapkan 3 M plus yang meliputi, menutup, menguras dan menimbun tempat air, plus menggunakan losion anti nyamuk," kata Nursalam.
Adapun, dari 18 kecamatan yang ada di Magetan, daerah penyebaran demam berdarah tertinggi terdapat di Kecamatan Bendo. Lainnya tersebar di 17 kecamatan yang ada.
Selain gencar mengimbau warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk, pihaknya juga mengoptimalkan penggunakan serbuk abate melalui petugas juru pemamtau jentik (jumantik) dan pengasapan (fogging).
Pihaknya meminta kepada warga Magetan untuk mewaspadai curah hujan yang tinggi. Tidak hanya serangan penyakit demam berdarah saja, namun juga penyakit lainnya seperti diare, chikungunya, ISPA, dan lainnya.
Sumber : Antarajatim.com
Sumber Ilustrasi Foto : Google.com
Tidak ada komentar