Plafon Disangga
Ironisnya, sejak dibangun tahun 1965, ruangan kelas tersebut belum pernah tersentuh renovasi. “Sejak saya kelas satu, sudah rusak dan belum di perbaiki,” kata Aprilia Tsaniatul Rahmawari, salah seorang murid kelas tiga, kepada Radar Magetan.
April menuturkan, kondisi itu kerap membuatnya tidak nyaman. Ditambak saat hujan turun, kelas yang ditempatinya bocor dan kegiatan belajar mengajar pun terganggu. Biasanya dia diminta guru untuk bergabung dengan siswa kelas IV dan melakukan pembelajaran bersama hingga hujan reda. “Nggak enaknya kalau hujan turun, pasti disuruh bu guru untuk pindah ke kelas empat. Sehingga kelasnya jadi ramai,” katanya.
Sudarno, Kepala SDN Widorokandang 1 mengatakan, sudah tujuh kalli dia mengajukan bantuan rehab gedung sekolah yang dipimpinnya sejak enam tahun lalu itu. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda sekolahnya di rehab. “Sudah sering kami ajukan perbaikan, tapi hingga kini belum ada hasilnya,” terangnya.
Disangganya plafon ruangan kelas itu atas masukan dari dindik Magetan. saat itu tanggal 17 Februari 2010, tiga orang yakni Siran Sekertaris Dindik, Yusuf Kasi Pengelolaan dan Rusni salah seorang staf mengusulkan agar bangunan itu sementara disangga dengan bambu. Dan lebih meningkatkan kewaspadaan terutama saat musim penghujan. “Kata Pak Siran untuk sementara disangga dulu, tapi ini bukan sementara, tapi sudah tahunan tanpa adanya rehab,” tambahnya.
Diakuinya, jika kondisi tersebut membuat siswa kelas tiga harus kerepotan bolak-balik dari kelass empat ke kelasnya saat hujan sudah reda. “Sudah dua tahun ini anak-anak di suruh pindah ke kelas IV saat hujan,” tambahnya.
Sumber : Radarmagetan.wordpress.com
Sumber Ilustrasi Foto : Google.com
Tidak ada komentar