Ini Hasil Tes Drive GEA oleh Dahlan Iskan
Di tengah isu kebangkitan mobil nasional (mobnas), Menteri BUMN Dahlan Iskan menjajal mobil produk PT Industri Kereta Api (Inka) yang berpeluang dikembangkan jadi industri mobnas. Dahlan sendiri yang mengemudikan mobil dengan merek Gulirkan Energi Alternatif (GEA) itu.
Dahlan mengendarainya dari kawasan pabrik PT Inka di Kota Madiun, Jawa Timur, menuju makam ayahnya di kompleks Pesantren Sabilil Muttaqin (PSM) Kelurahan Takeran, Kabupaten Magetan. Jarak dua lokasi ini sekitar 15 kilometer. Lebih dari setengah jam, Dahlan tiba di makam ayahnya.
Dahlan didampingi karyawan PT Inka di sampingnya. Sedangkan Direktur Utama PT Inka Roos Diatmoko dan salah satu karyawan Inka lainnya duduk di jok belakang. “Untuk mobil sekelas itu, okelah,” kata Dahlan saat ditemui Tempo di sebuah hotel di Madiun, Sabtu, 14 Januari 2012.
Apa kira-kira yang kurang pas saat merasakan GEA? Menurutnya, secara umum sudah baik meski ada sedikit kelemahan teknis yang tidak terlalu signifikan. “Misalnya indikator bensin, tapi itu urusan sangat kecil, enggak ada artinya dan bisa diatasi,” tuturnya.
Dahlan bijak menilai GEA yang kelasnya jauh dibanding mobil mewah yang sering dikendarainya. “Kalau toh saya merasa tidak enak (nyaman), karena saya biasa nyetir Mercy (Mercedes-Benz). Tidak fair kalau dibandingkan,” ucap menteri bekas wartawan Tempo dan CEO Jawa Pos ini.
Dahlan sempat dua kali menjajal mobil GEA. Pertama, mobil GEA model pick up bermesin 650 cc. Karena kopling dan persnelingnya tak stabil, ia pun ganti GEA model city car. Kali ini mobil bisa melaju dengan mulus.
Dahlan berharap PT Inka tetap fokus pada industri kereta api di samping memproduksi mobil, meski komponennya belum 100 persen buatan dalam negeri. “Komponen GEA yang buatan dalam negeri masih sekitar 60 persen,” ujar Dahlan.
Sumber : Tempo.co
Dahlan mengendarainya dari kawasan pabrik PT Inka di Kota Madiun, Jawa Timur, menuju makam ayahnya di kompleks Pesantren Sabilil Muttaqin (PSM) Kelurahan Takeran, Kabupaten Magetan. Jarak dua lokasi ini sekitar 15 kilometer. Lebih dari setengah jam, Dahlan tiba di makam ayahnya.
Dahlan didampingi karyawan PT Inka di sampingnya. Sedangkan Direktur Utama PT Inka Roos Diatmoko dan salah satu karyawan Inka lainnya duduk di jok belakang. “Untuk mobil sekelas itu, okelah,” kata Dahlan saat ditemui Tempo di sebuah hotel di Madiun, Sabtu, 14 Januari 2012.
Apa kira-kira yang kurang pas saat merasakan GEA? Menurutnya, secara umum sudah baik meski ada sedikit kelemahan teknis yang tidak terlalu signifikan. “Misalnya indikator bensin, tapi itu urusan sangat kecil, enggak ada artinya dan bisa diatasi,” tuturnya.
Dahlan bijak menilai GEA yang kelasnya jauh dibanding mobil mewah yang sering dikendarainya. “Kalau toh saya merasa tidak enak (nyaman), karena saya biasa nyetir Mercy (Mercedes-Benz). Tidak fair kalau dibandingkan,” ucap menteri bekas wartawan Tempo dan CEO Jawa Pos ini.
Dahlan sempat dua kali menjajal mobil GEA. Pertama, mobil GEA model pick up bermesin 650 cc. Karena kopling dan persnelingnya tak stabil, ia pun ganti GEA model city car. Kali ini mobil bisa melaju dengan mulus.
Dahlan berharap PT Inka tetap fokus pada industri kereta api di samping memproduksi mobil, meski komponennya belum 100 persen buatan dalam negeri. “Komponen GEA yang buatan dalam negeri masih sekitar 60 persen,” ujar Dahlan.
Sumber : Tempo.co
Tidak ada komentar