Dokter Puskesmas Panekan, dr.Nurhayati Triasih Senang Saat Turba ke Desa
Sore itu, sejenak pembicaraan dengan Koran Magetan Optimis
berhenti. Nurhayati harus melayani beberapa pasien yang datang ke rumahnya di
KPR Selosari Baru. “Sebentar ya mas, saya mau layani pasien dulu,” kata
Nurhayati sembari melempar senyum khasnya.
Perempuan berjilbab ini memang dikenal ramah dan murah senyum. Karier menjadi dokter diawalinya dengan menjadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) Puskesmas Sukomoro pada Tahun 2006 selama 3 tahun. Sempat pindah di Puskesmas Kawedanan, hingga akhirnya sampai sekarang menjadi dokter di Puskesmas Panekan.
Perempuan berjilbab ini memang dikenal ramah dan murah senyum. Karier menjadi dokter diawalinya dengan menjadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) Puskesmas Sukomoro pada Tahun 2006 selama 3 tahun. Sempat pindah di Puskesmas Kawedanan, hingga akhirnya sampai sekarang menjadi dokter di Puskesmas Panekan.
“Dari dulu memang cita-cita saya ingin jadi dokter, dan Alhamdulillah bisa tercapai,” kata alumnus kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini. Maka dari itu, profesinya sebagai dokter dijalaninya dengan ikhlas dan sabar. “Karena memang cita-cita saya sejak kecil dan senang membantu orang lain,” ujarnya.
Terlebih saat sekarang ini, ketika dia bertugas di
Puskesmas. “Saat kuliah dulu saya sempat membayangkan saya akan bertugas di
Rumah Sakit, kayaknya mewah, tetapi ternyata saya bertugas di Puskesmas,”
kenangnya.
Akan tetapi, bukan menyesal, Nurhayati justru lebih
bersyukur bisa bertugas di Puskesmas. “Kerena di sini (Puskesmas, red) bisa lebih
sering bertemu dengan orang-orang desa, yang nota bene benar-benar butuh
bantuan kesehatan,senang rasanya bisa bantu mereka,” terang alumni SMA 1
Magetan ini.
Bahkan, ia tidak bisa membandingkan bagaimana nikmatnya saat turun ke bawah
(turba) menemui langsung warga desa. “Nikmatnya turun kebawah benar-benar
nikmat yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun, bagaimana saat kami menemui
langsung warga desa yang memang butuh bantuan kesehatan,” ujarnya.
Dengan sering turun ke bawah, rasa syukur atas kenikmatan
yang diberikan Allah, semakin bertambah. “Karena ternyata masih banyak
orang-orang yang tidak lebih beruntung dari kita, sehingga kita lebih bisa
bersyukur pada Allah,” jelasnya.
Meskipun, kata dia, harus ekstra sabar menghadapi pasien dari
kalangan pelosok desa. “Apalagi kalau sudah sepuh (tua), kita harus sabar
menjelaskannya, kadang harus berteriak karena si pasien tidak normal
pendengarannya,” tambahnya.
Menjadi dokter, apalagi di Puskesmas, menurutnya, harus siap
24 jam untuk melayani masyarakat. “Sudah biasa, tengah malam ditelp karena ada
pasien, kita harus siap,” kata dia. “Kalau memang keadaan darurat kita ke sana
(Puskesmas), kalau gak, ya biasa baru esok harinya,” lanjutnya.
Semuanya, ia jalaninya dengan ikhlas dan sabar. “Kalau
semunya dijalani dengan ikhlas, maka yang beratpun bisa menjadi ringan, dan
kita bisa lebih menikmati pekerjaan ini,” terang perempuan kelahiran 20
September 1980 ini.
Itu juga, yang ditanamkan kepada bidan-bidan desa, khususnya
yang ada di wilayah kecamatan Panekan. “Ini memang sudah profesi kita, jadi
kita harus tanggung jawab terhadap profesi ini, jadilah pelayan masyarakat yang
baik. Ini selalu saya ingatkan kepada para bidan desa,” ungkap dia. (MON/MO)
Biodata:
Nama Lengkap : Dr. Nuryahati Triasih
Tempat Tanggal Lahir
: Magetan, 20 September 1980
Jabatan
: Dokter di Puskesmas Panekan
Pendidikan Terahir :
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
Sumber : magetanoptimis.com
Tidak ada komentar