Tradisi Ledug Suro Ramaikan ‘Satu Suro’ Magetan


MAGETAN- Tahun baru Islam atau satu Suro dirayakan oleh warga dengan berbagai cara. Di Kabupaten Magetan, menggelar tradisi Ledug Suro dengan ngalub berkah bolu rahayu yang dipercaya membawa rejeki.


Seperti tahun-tahun sebelumnya, tradisi ini berlangsung meriah. Ribuan warga Magetan tumpah ruah mengikuti acara yang berlangsung di alon-alon Kota Magetan, Minggu (28/12). Upacara diawali dengan kirab Nayoko Projo dan Bolu Rahayu yang dibentuk sesuai rupa lesung dan bedug.


Warga Magetan terlihat antusias untuk mengikuti perayaan. Mereka berharap pada tahun baru Islam 1430 Hijiriah ini, kehidupan warga Magetan dan Bangsa Indonesia akan lebih baik. Puncak acara tradisi Ledug Suro ditutup dengan ritual andhum bolu rahayu. Warga saling berebut bolu rahayu yang dipercaya mendatangkan berkah bagi kehidupan. Warga terlihat berdesak-desakan berusaha mendapatkan bolu rahayu meski yang tersisa hanya remah-remahnya. 



Menurut Suprapti, warga sekitar, ia merasa senang dengan acara tahunan ini. Ia tidak perduli meski harus terinjak dengan warga lain yang penting berhasil mendapat bolu. “Saya senang, Mas. Ini kan tidak ada setiap bulan. Tujuan saya harus bias dapat bolu rahayu, biar semua keinginan saya dapat terkabul,” ujarnya kepada wartawan, senang.


Sementara itu, Bupati Magetan Sumantri, mengatakan, tradisi Ledug Suro ini diselenggarakan untuk mempertahankan budaya asli Magetan yang merupakan bagian dari budaya bangsa. “Selain untuk menyongsong tahun baru Islam 1430 Hijriah, Ledug Suro juga untuk melastarikan budaya Magetan asli,” katanya.


Disinggung kenapa harus roti bolu, Sumantri menjawab, dipilihnya roti bolu, karena roti bolu merupakan jajanan khas Magetan. “Bolu adalah panganan khas Magetan. hanya di Magetan yang asli,” tandasnya. Sekedar informasi, untuk tradisi Ledug Suro tahun ini, diperlukan sedikitnya 10 ribu butir roti bolu untuk meramaikan perayaan tahunan ini. (mg/ika)

2 komentar:

  1. min,saya mau bertanya budaya di magetan selain ini apa ya? yang mengarah ke tradisi jawa timuran. RESPPON PLEASE!

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.