Anomali Cuaca, Tomat Gagal Panen
Kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini membuat tanaman tomat di Desa Sidorejo, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, gagal panen. Pasalnya tingginya curah hujan membuat taman tomat menjadi layu dan membusuk.
"Cuaca yang cenderung banyak hujan membuat buah banyak yang busuk dan pecah pecah. Selain itu akarnya juga busuk hingga akhirnya layu dan mati," Raharjo, salah satu petani tomat desa setempat, Kamis (4/11/2010).
Raharjo mengatakan, kondisi ini membuat ia dan rekan-rekannya tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya mampu menyelamatkan sebagian buah tomat yang bisa dimanfaatkan meski dengan kualitas yang buruk.
Kini, mereka harus menanggung kerugian hingga puluhan juta Rupiah. Karena kebanyakan biaya tanam tomat dari utang. Dalam satu musim tanam, petani yang tidak memiliki lahan menyewa dengan biaya sewa Rp700 ribu per petak.
"Kita rugi banyak karena hasil panen tidak sesuai dengan biaya tanam yang bisa mencapai Rp 1,5 Juta tiap petaknya. Karena saat ini hasil produksi tanaman tomat di Magetan pada musim tanam tahun ini dipastikan mengalami penurunan hingga 30 pesen lebih." tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Magetan, Eddy Suseno, menilai anjoknya produksi tomat dikarenakan curah hujan yang tinggi sehingga berdampak pada pertumbuhan organisme pengganggu tanaman (OPT). Selain itu cuaca yang tidak menentu ini juga memicu munculnya penyakit pada tanaman.
"Biasanya, jika curah hujan tinggi seperti ini tanaman hortikultura merupakan tanaman yang paling berdampak. Kerusakannya bisa mencapai 50% lebih karena banyaknya air," ujar dia.[rdk/ted]
Sumber : Beritajatim.com
Sumber Ilustrasi Foto : Google.com
"Cuaca yang cenderung banyak hujan membuat buah banyak yang busuk dan pecah pecah. Selain itu akarnya juga busuk hingga akhirnya layu dan mati," Raharjo, salah satu petani tomat desa setempat, Kamis (4/11/2010).
Raharjo mengatakan, kondisi ini membuat ia dan rekan-rekannya tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya mampu menyelamatkan sebagian buah tomat yang bisa dimanfaatkan meski dengan kualitas yang buruk.
Kini, mereka harus menanggung kerugian hingga puluhan juta Rupiah. Karena kebanyakan biaya tanam tomat dari utang. Dalam satu musim tanam, petani yang tidak memiliki lahan menyewa dengan biaya sewa Rp700 ribu per petak.
"Kita rugi banyak karena hasil panen tidak sesuai dengan biaya tanam yang bisa mencapai Rp 1,5 Juta tiap petaknya. Karena saat ini hasil produksi tanaman tomat di Magetan pada musim tanam tahun ini dipastikan mengalami penurunan hingga 30 pesen lebih." tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Magetan, Eddy Suseno, menilai anjoknya produksi tomat dikarenakan curah hujan yang tinggi sehingga berdampak pada pertumbuhan organisme pengganggu tanaman (OPT). Selain itu cuaca yang tidak menentu ini juga memicu munculnya penyakit pada tanaman.
"Biasanya, jika curah hujan tinggi seperti ini tanaman hortikultura merupakan tanaman yang paling berdampak. Kerusakannya bisa mencapai 50% lebih karena banyaknya air," ujar dia.[rdk/ted]
Sumber : Beritajatim.com
Sumber Ilustrasi Foto : Google.com
Tidak ada komentar