Soal Penderita Gizi Buruk,Magetan Dipuji Bude Karwo
RANGKING SEPULUH
MAGETAN-Magetan boleh berbangga.Sebab,angka penderita gizi buruk dan gizi kurang masih jauh lebih rendah dari rata-rata di Jawa Timur.Perbandingannya,untuk Jawa Timur rata-rata masih terdapat 31 penderita dari 100 ribu angka kelahiran,sedangkan di Magetan hanya 24 penderita dari 100 ribu.Sehingga,Magetan menduduki rangking 10 di Jawa Timur.
MAGETAN-Magetan boleh berbangga.Sebab,angka penderita gizi buruk dan gizi kurang masih jauh lebih rendah dari rata-rata di Jawa Timur.Perbandingannya,untuk Jawa Timur rata-rata masih terdapat 31 penderita dari 100 ribu angka kelahiran,sedangkan di Magetan hanya 24 penderita dari 100 ribu.Sehingga,Magetan menduduki rangking 10 di Jawa Timur.
Hal itu ditegaskan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim Nina Soekarwo saat monitoring gizi buruk dan gizi kurang di Desa Puntukdoro,Kecamatan Plaosan, Magetan,kemarin (25/1).Menurut dia,hal itu tak lepas dari sikap proaktif para orang tua dan kader PKK setempat.Termasuk tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh pelosok Magetan.
Selain memuji peringkat angka gizi buruk,wanita yang akrab disapa Bude Karwo ini mengungkapkan angka rata-rata kelahiran bayi tiap keluarga di Magetan juga cukup baik.Yakni 1,2 persen.Sedangkan di tingkat provinsi mencapai 1,92 persen.'Namun,untuk angka kematian bayi,meski tergolong rendah,tetapi jumlahnya masih berada di atas rata-rata provinsi Jatim,' ujarnya.
Angka kematian bayi itu di Magetan mencapai 95 dari 100 ribu angka kelahiran.Sementara di Jatim hanya 90,7 dari 100 ribu.'Sedangkan untuk tingkat nasional mencapai 228 orang dari 100 ribu angka kelahiran,' ujarnya.
Untuk itu,istri Gubernur Jawa Timur Soekarwo ini mengimbau masyarakat supaya lebih intensif mendidik dan merawat anaknya,terutama yang masih bayi. Pasalnya,lanjut dia,faktor utama terjadinya gizi buruk adalah kesalahan pola asuh dan pemberian asupan gizi. 'Dari sisi kuantitasnya(makanan)memang cukup.Tetapi dari sisi kualitasnya apabila masih kurang itu merupakan penyebab terjadinya gizi buruk,'paparnya.
Sedangkan faktor kedua adalah penyakit penyertaan atau infeksi yang tak segera ditangani medis.Faktor kemiskinan baru berada di peringkat ketiga.Atas adanya ketiga faktor penyebab gizi buruk itu,dia berharap adanya peran proaktif dari petugas kesehatan di pelosok untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Terutama kepada orang tua yang memiliki bayi.
Selain itu,Bude Karwo juga mengimbau kepada masyarakat supaya membawa bayinya rutin periksa ke posyandu terdekat.Apabila ditemukan berat badan yang tak naik secara berturut-turut,hendaknya bayi tersebut diperiksakan ke puskesmas terdekat atau rumah sakit. 'Yang tak kalah penting,berikan ASI saja tanpa makanan tambahan bagi bayi usia 0-6 bulan.Karena hal itu yang membentuk pola kecerdasan dan tumbuh kembang anak.Termasuk antibodi sang bayi,'tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Bude Karwo juga berdialog dengan warga.Jelang pukul 15.30,agenda dilanjutkan ke rumah Reza Yuyun,orang tua yang memiliki anak penderita gizi buruk di Dusun Klaten,Desa Puntukdoro. Sepanjang perjalanan,beberapa siswa SD maupun SMP menyambut istri orang nomor satu di Pemprov Jatim ini dengan membawa bendera merah putih.(wka/sad)
(mbak sri)
Sumber : Radarmadiun.co.id
Sumber Ilustrasi Foto : google.com
Tidak ada komentar