Wasis Catur Pambudi,Siswa SMKN Takeran Diserang Tumor Ganas.
MAGETAN-SUDAH sebulan lebih,Wasis tidak bisa masuk sekolah.Keinginan remaja yang mengambil jurusan teknik komunikasi dan informatika di SMKN Takeran untuk berkumpul bersama teman-teman sekelasnya harus dipendamnya.Entah sampai kapan.Sebab,tumor ganas kini tengah menyerangnya.
Hingga kini,penyakit di pipi kirinya itu sudah sebesar buah semangka.Sakit yang luar biasa itu sangat dirasakan putra pasangan Parman-Laminem ini.''Untuk bicara pun sulit,''kata Parman bertutur tentang penyakit anaknya belum lama ini.
Dia menceritakan,Wasis sebenarnya sudah lama mengeluhkan rasa sakit di pipinya.Dia juga pernah menunjukkan benjolan di pipi kirinya itu kepada ayah dan ibunya.Namun,awalnya dianggap sakit biasa.''Tapi, satu bulan lebih ini,sakitnya bertambah parah.Bahkan, semakin membesar,''ungkap sang ayah dalam bahasa Jawa.
Untuk makan,kata Parman,Wasis juga kesulitan.Sebab, penyakit itu juga membuat remaja kelahiran 17 Mei 1993 ini harus ekstra hati-hati mengunyah makanan. ''Maem-nya pelan-pelan,''kata Parman.
Sejak penyakitnya semakin membesar dan ganas Wasis jadi jarang keluar rumah.Hari-harinya banyak dihabiskan di dalam rumah maupun di kamarnya.Kepada bapaknya,Wasis mengatakan sangat ingin kembali bersekolah jika penyakitnya sembuh.''Berkali-kali, Wasis bilang kepada saya kalau ingin sekolah lagi.''
Curiga anak didiknya yang cukup lama tidak masuk sekolah,perwakilan SMKN Takeran bersama beberapa kawannya mengunjungi rumah keluarga Wasis.Mereka pun kaget ketika tahu kondisi Wasis yang terserang penyakit ganas tersebut.
''Akhirnya,keluarga Wasis kami sarankan membawanya ke rumah sakit.Sekarang dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya,''kata Wakil Kepala SMKN Takeran Bidang Kesiswaan,Warsito.
Dia menjelaskan,kondisi Wasis sudah sangat parah. Karena itu,butuh penanganan segera untuk membebaskan pelajar kelas XI-3 itu dari penderitaannya.''Kalau tidak segera ditangani,semakin membesar dan dikhawatirkan merembet kemana-mana,''ujar Warsito.
Wasis berasal dari keluarga kurang mampu.Bapak dan ibunya hanya sebagai buruh tani.Karena itu,Warsito memohon bantuan serta mengetuk kepedulian masyarakat. ''Biaya pengobatan memang bisa ditanggung jamkesmas. Namun,keluarga juga butuh biaya selama menunggu di rumah sakit,''papar dia.(rif/sad)
Sumber : radarmadiun.co.id
Sumber Ilustrasi Foto : Google.com
Tidak ada komentar