Stok Beras Terancam
Pasokan beras untuk wilayah Kabupaten Klaten terancam. Stok beras yang berada di Bulog Klaten saat ini, diperkirakan hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan selama empat bulan kedepan. Kepala Gudang Bulog Unit 308 Karangwuni, Kecamatan Ceper Purwoko mengatakan, stok beras yang ada di dua unit gudang Bulog, yaitu unit 308 Karangwuni dan unit 301 by pass, hanya akan bertahan untuk empat bulan. “Stok yang ada sekarang, kami perkirakan hanya akan bertahan hingga empat bulan. Setelah itu baru kita lihat perkembangannya,” ujar Purwoko.
Menurut Purwoko, meski tahun ini, secara keseluruhan stok beras dan kebutuhan beras sama dengan tahun 2010, namun Bulog cukup kesulitan mencari beras, karena tidak ada pasokan dari dalam wilayah Kabupaten Klaten. “Untuk jumlah yang dibutuhkan hampir sama, tetapi penyerapannya sangat lambat yang diakibatkan banyak hal,” terang Purwoko.
Hambatan yang dimaksud oleh Purwoko terutama adalah benturan harga operasional, karena untuk mendapatkan stok beras tidak jarang harus mencari ke daerah-daerah lain. Di antaranya ke Cilacap, Purworejo, Kebumen dan beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Ngawi dan Magetan.
Selain itu, penyerapan beras untuk tahun ini sangat sulit akibat tingginya serangan wereng selama 2,5 tahun terakhir di wilayah Kabupaten Klaten. “Bahkan Polanharjo yang saat ini ditanami varietas padi tahan wereng, juga tidak bisa kita andalkan ketersediaannya,” terang Purwoko.
Setiap tahun, target penyerapan beras untuk wilayah Kabupaten Klaten adalah 18 ribu ton. Dan sejak awal tahun hingga saat ini penyerapan beras mencapai 15 ribu ton. “Dan saat ini kita memiliki stok sekitar 7 ribu ton dan kami rasa cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 4 bulan ke depan termasuk diantaranya kebutuhan lebaran,” terang Purwoko.
Saat ini Harga Pembelian Beras (HPB) Bulog berkisar pada angka Rp 5000-Rp 5.500 dengan harga di pasaran antara Rp 7 ribu hingga Rp 8 ribu. Kenaikan harga ini dinilai masih berada di bawah ambang batas.
“Tetapi jika nanti harga beras di pasaran sudah mencapai Rp 10 ribu, kami akan melakukan operasi pasar untuk mengantisipasi kenaikan harga yang tidak terkendali,” terangnya. (yas)
Sumber : Radar Jogja
Sumber ilustrasi Foto : Google
Menurut Purwoko, meski tahun ini, secara keseluruhan stok beras dan kebutuhan beras sama dengan tahun 2010, namun Bulog cukup kesulitan mencari beras, karena tidak ada pasokan dari dalam wilayah Kabupaten Klaten. “Untuk jumlah yang dibutuhkan hampir sama, tetapi penyerapannya sangat lambat yang diakibatkan banyak hal,” terang Purwoko.
Hambatan yang dimaksud oleh Purwoko terutama adalah benturan harga operasional, karena untuk mendapatkan stok beras tidak jarang harus mencari ke daerah-daerah lain. Di antaranya ke Cilacap, Purworejo, Kebumen dan beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Ngawi dan Magetan.
Selain itu, penyerapan beras untuk tahun ini sangat sulit akibat tingginya serangan wereng selama 2,5 tahun terakhir di wilayah Kabupaten Klaten. “Bahkan Polanharjo yang saat ini ditanami varietas padi tahan wereng, juga tidak bisa kita andalkan ketersediaannya,” terang Purwoko.
Setiap tahun, target penyerapan beras untuk wilayah Kabupaten Klaten adalah 18 ribu ton. Dan sejak awal tahun hingga saat ini penyerapan beras mencapai 15 ribu ton. “Dan saat ini kita memiliki stok sekitar 7 ribu ton dan kami rasa cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 4 bulan ke depan termasuk diantaranya kebutuhan lebaran,” terang Purwoko.
Saat ini Harga Pembelian Beras (HPB) Bulog berkisar pada angka Rp 5000-Rp 5.500 dengan harga di pasaran antara Rp 7 ribu hingga Rp 8 ribu. Kenaikan harga ini dinilai masih berada di bawah ambang batas.
“Tetapi jika nanti harga beras di pasaran sudah mencapai Rp 10 ribu, kami akan melakukan operasi pasar untuk mengantisipasi kenaikan harga yang tidak terkendali,” terangnya. (yas)
Sumber : Radar Jogja
Sumber ilustrasi Foto : Google
Tidak ada komentar