Selama Puasa Permintaan Janggelean di Madiun Meningkat
Sejak dimulainya bulan puasa, permintaan jangelan atau ada juga menyebutnya cincau hitam di Madiun mengalami peningkatan hingga lima kali lipat jika dibanding dengan bulan-bulan lainnya.
Produsen janggelan, Kasih (56) warga desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, mengatakan, dalam kondisi normal ia hanya membuat dua drum janggelan. Namun sejak tiga hari ini dalam satu hari ia bisa membuat hingga 10 drum janggelan.
"Permintaan memang naik, biasanya saya cuma buat dua drum. Tapi sejak puasa ini saya buat 10 drum itu pun selalu habis bahkan kemarin sempat kurang karena banyak penjual es yang datang kesini," ujarnya, Rabu (3/8/2011).
Kasih menjelaskan, para pembelinya memang sebagian besar terdiri dari para penjual es dan penjual janggelan di pasar-pasar yang ada di Madiun-Magetan-Ngawi dan Ponorogo. Namun ada juga yang membeli memang untuk dikonsumsi sendiri.
Ibu tiga anak yang meneruskan usaha turun temurun dari keluarganya ini menambahkan, ia mendapatkan bahan baku pembuatan jangelan yakni sejenis tumbuhan merambat tersebut dari wilayah Kabupaten Pacitan dan Magetan.
"Kami membeli bahan baku dari Pacitan dan Magetan, soalnya disini tidak ada. Dan harganya pun masih sama tidak mengalami kenaikan tetap Rp12.000,00 per kilogramnya. Jadi kami tidak menaikan harga yakni Rp9.000,00 per wadahnya," tegasnya.
Gunawan salah satu anak Kasih, mengatakan, untuk pembuatan jeanggelan terbilang cukup mudah. Daun janggelan seberar dua kilogram tersebut dicampurkan kedalam air mendidih yang sudah disiapkan di dalam drum.
"Setelah itu tinggal tunggu satu dua jam sambil sesekali diaduk, dan lansung tuang saja ke cetakan ember yang sudah disediakan. Setelah dingin dan mengeras janggelan sudah dapat di makan sebagai campuran es maupun kolak," jelasnya.
Gunawan menambahkan, dalam satu drum tersebut bisa dijadikan sebanyak 17 wadah ember janggelan. Sedangkan ampasnya berupa daun janggelan tersebut bisa digunakan sebagai makanan ternak ataupun pupuk.
Salah satu pembeli yang ditemui di tempat produksi janggelan tersebut, Salam (30) mengatakan, ia membeli sebanyak satu wadah untuk dibuat campuran es saat berbuka puasa nanti. "Saya beli buat buka bersama nanti di masjid," ucapnya pendek.[rdk/ted]
Sumber : Berita Jatim
Produsen janggelan, Kasih (56) warga desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, mengatakan, dalam kondisi normal ia hanya membuat dua drum janggelan. Namun sejak tiga hari ini dalam satu hari ia bisa membuat hingga 10 drum janggelan.
"Permintaan memang naik, biasanya saya cuma buat dua drum. Tapi sejak puasa ini saya buat 10 drum itu pun selalu habis bahkan kemarin sempat kurang karena banyak penjual es yang datang kesini," ujarnya, Rabu (3/8/2011).
Kasih menjelaskan, para pembelinya memang sebagian besar terdiri dari para penjual es dan penjual janggelan di pasar-pasar yang ada di Madiun-Magetan-Ngawi dan Ponorogo. Namun ada juga yang membeli memang untuk dikonsumsi sendiri.
Ibu tiga anak yang meneruskan usaha turun temurun dari keluarganya ini menambahkan, ia mendapatkan bahan baku pembuatan jangelan yakni sejenis tumbuhan merambat tersebut dari wilayah Kabupaten Pacitan dan Magetan.
"Kami membeli bahan baku dari Pacitan dan Magetan, soalnya disini tidak ada. Dan harganya pun masih sama tidak mengalami kenaikan tetap Rp12.000,00 per kilogramnya. Jadi kami tidak menaikan harga yakni Rp9.000,00 per wadahnya," tegasnya.
Gunawan salah satu anak Kasih, mengatakan, untuk pembuatan jeanggelan terbilang cukup mudah. Daun janggelan seberar dua kilogram tersebut dicampurkan kedalam air mendidih yang sudah disiapkan di dalam drum.
"Setelah itu tinggal tunggu satu dua jam sambil sesekali diaduk, dan lansung tuang saja ke cetakan ember yang sudah disediakan. Setelah dingin dan mengeras janggelan sudah dapat di makan sebagai campuran es maupun kolak," jelasnya.
Gunawan menambahkan, dalam satu drum tersebut bisa dijadikan sebanyak 17 wadah ember janggelan. Sedangkan ampasnya berupa daun janggelan tersebut bisa digunakan sebagai makanan ternak ataupun pupuk.
Salah satu pembeli yang ditemui di tempat produksi janggelan tersebut, Salam (30) mengatakan, ia membeli sebanyak satu wadah untuk dibuat campuran es saat berbuka puasa nanti. "Saya beli buat buka bersama nanti di masjid," ucapnya pendek.[rdk/ted]
Sumber : Berita Jatim
Tidak ada komentar