Tembakau 'Impor' Mulai Banjiri Temanggung
Temanggung - Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap memasuki awal musim panen tembakau, Kabupaten Temanggung selalu dibanjiri tembakau dari luar daerah.
Tembakau dari luar daerah tersebut biasanya hanya digunakan sebagai bahan campuran oleh petani. Karena secara kuantitas produksi tembakau asli Temanggung kurang dapat memenuhi kebutuhan pabrikan rokok.
Tembakau 'impor' itu biasanya datang dari daerah Boyolali, Sukorejo, Kendal, Magetan, Purwodadi, Garut bahkan dari Jember. Tembakau tersebut bisa ditemui di sekitar Terminal Parakan, karena banyak kios membuka penjulan tembakau impor tersebut.
Kabito, 60, penjual tembakau 'impor' asal Jetis, Kauman Parakan ketika ditemui Bernas Jogja, Selasa (2/8) mengaku menjual tembakau "impor karena tembakau produksi Temanggung kurang
mencukupi kebutuhan yang dibutuhkan pabrik.
"Saya membuka kios di sini sudah sejak 15 Juli 2011 lalu dan setiap hari bisa menjual dua hingga tiga ton. Kemungkian penjualan ini bisa bertambah ketika gudang mulai membeli tembakau," ujarnya.
Harga daun tembakau 'impor' dari Demak, Kendal, Purwodadi dan Boyolali Rp 2.250/kg untuk petikan pertama dan Rp 2.750 untuk petikan daun tembakau kedua. "Kalau daun tembakau dari Garut atau Magetan harganya lebih mahal mencapai Rp 7.000/kg. Hal itu disebabkan ada ongkos transportasi untuk mengangkut tembakau yangcukup jauh jaraknya dari Temanggung," tuturnya.
Supri (43) yang membuka kios penjualan tembakau di sebelah utara terminal bus di Parakan mengatakan, tembakau itu biasanya datang dengan menggunakan truk maupun mobil pikap dan sangat berisiko jika ditengah perjalanan turun hujan.
"Tembakau-tembakau itu sangat berpengaruh terhadap hujan. Jika itu terjadi, kami tidak bisa mengharapkan tembakau tersebut akan laku dijual. Karena jika tidak pandai-pandai yang menangani, tembakau itu akan berbau apek
dan dirajang pun hasilnya tidak sempurna," katanya. [mor]
Sumber : Inilah.com
Tembakau dari luar daerah tersebut biasanya hanya digunakan sebagai bahan campuran oleh petani. Karena secara kuantitas produksi tembakau asli Temanggung kurang dapat memenuhi kebutuhan pabrikan rokok.
Tembakau 'impor' itu biasanya datang dari daerah Boyolali, Sukorejo, Kendal, Magetan, Purwodadi, Garut bahkan dari Jember. Tembakau tersebut bisa ditemui di sekitar Terminal Parakan, karena banyak kios membuka penjulan tembakau impor tersebut.
Kabito, 60, penjual tembakau 'impor' asal Jetis, Kauman Parakan ketika ditemui Bernas Jogja, Selasa (2/8) mengaku menjual tembakau "impor karena tembakau produksi Temanggung kurang
mencukupi kebutuhan yang dibutuhkan pabrik.
"Saya membuka kios di sini sudah sejak 15 Juli 2011 lalu dan setiap hari bisa menjual dua hingga tiga ton. Kemungkian penjualan ini bisa bertambah ketika gudang mulai membeli tembakau," ujarnya.
Harga daun tembakau 'impor' dari Demak, Kendal, Purwodadi dan Boyolali Rp 2.250/kg untuk petikan pertama dan Rp 2.750 untuk petikan daun tembakau kedua. "Kalau daun tembakau dari Garut atau Magetan harganya lebih mahal mencapai Rp 7.000/kg. Hal itu disebabkan ada ongkos transportasi untuk mengangkut tembakau yangcukup jauh jaraknya dari Temanggung," tuturnya.
Supri (43) yang membuka kios penjualan tembakau di sebelah utara terminal bus di Parakan mengatakan, tembakau itu biasanya datang dengan menggunakan truk maupun mobil pikap dan sangat berisiko jika ditengah perjalanan turun hujan.
"Tembakau-tembakau itu sangat berpengaruh terhadap hujan. Jika itu terjadi, kami tidak bisa mengharapkan tembakau tersebut akan laku dijual. Karena jika tidak pandai-pandai yang menangani, tembakau itu akan berbau apek
dan dirajang pun hasilnya tidak sempurna," katanya. [mor]
Sumber : Inilah.com
Tidak ada komentar