Bantuan Ternak Jalin Kesra di Pragak Diduga Disunat
Kades Lempar Tanggungjawab
MAGETAN-Bantuan program Jalan Lain Menuju Kesejahteraan(Jalin Kesra)bagi 35 warga Rumah Tangga Sangat Miskin(RTSM)Desa Pragak,Kecamatan Parang, Magetan diduga disunat.Dari empat ekor kambing yang dibagikan untuk setiap Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM),tapi hanya dua dua ekor yang diberikan. Disinyalir dua ekor kambing ditilep aparat desa setempat,berikut bantuan sejumlah ternak ayam.''Saat dipanggil ke kantor desa saya bilangnya akan diberi empat ekor kambing.Tapi pas penerimaan saya hanya diberi dua ekor,''ungkap Kaderi,warga Dusun Grambeng, Desa Pragak,Kecamatan Parang,Magetan,kemarin(9/10).
Kaderi mewakili 35 warga penerima lainnya mengungkapkan,saat itu sekitar dua minggu lalu dia bersama warga lainnya dipanggil pihak aparat desa untuk menerima bantuan.Di kantor desa tersebut,dia bersama RTSM lainnya memperoleh pengarahan dari kepala desa Pagrak Sutrisno.
Saat menyerahkan bantuan tersebut,Sutrisno mengatakan 30 RTSM akan memperoleh bantuan masing-masing empat ekor kambing.Lima RTSM lainnya akan menerima bantuan masing-masing 35 ekor ayam.Namun,realisasinya warga termasuk Kaderi hanya menerima masing-masing dua ekor kambing anakan.''Saat arahan di kantor desa,jika nantinya ada kontrol kami disuruh bilang yang dua ekor mati atau sakit,''terang Kaderi dengan lugu.
Kaderi,yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani tersebut tidak tahu persis alasan kepala desa menyuruhnya melakukan hal itu.Saat diterimakan,Kaderi bersama 29 warga lainnya memang menerima empat ekor kambing anakan berusia empat sampai lima bulan.Namun, sesampainya di rumah,yakni Dusun Grambeng,Desa Pragak pihak aparat desa hanya menurunkan dua ekor kambing. ''Saya tidak tahu yang dua mau dikemanakan,''ujarnya.
Jika dihitung,dalam program Jalin Kesra tersebut aparat desa seharusnya membagikan sedikitnya 120 ekor kambing kepada 30 warga RTSM.Namun yang dibagikan ternyata hanya 60 ekor saja.
Bantuan provinsi yang disunat itu tidak hanya terjadi pada penerimaan kambing,melainkan juga pada ayam. Seharusnya masing-masing RTSM penerima bantuan ayam mendapat 35 ekor.Namun,pihak aparat desa hanya membagikan 10 sampai 12 ekor.''Penerima dari dusun-dusun lain nasibnya juga sama,hanya menerima dua ekor kambing,''imbuh Kaderi.
Dikonfirmasi terpisah,Sutrisno kepala desa Pragak, membenarkan adanya pengurangan jumlah bantuan tersebut.Namun,dia menampik tudingan jika bantuan itu disunat dari empat ekor menjadi dua ekor kambing.Sisa dua ekor lainnya sengaja diberikan bagi mereka sesama RTSM yang tidak tercatat dalam data base pemerintah provinsi.''Tanggungjawab saya serahkan kepada masing-masing dukuh,saya tidak memberikan instruksi itu,'' kilahnya.
Sutrisno juga mengatakan jika dirinya tidak tahu menahu terkait permasalahan yang kini bergejolak di lingkungan warganya itu.Malahan,seolah lepas tanggungjawab Sutrisno mengaku jika data serta besaran bantuan itu diurus langsung oleh pihak provinsi tanpa sepengetahuannya.''Saya tidak tahu mereka(petugas provinsi)dapat data dari mana,karena saya juga tidak pernah mengajukan,''bebernya.
Sutrisno juga menampik adanya data fiktif penerima bantuan yang sedang panas dibicarakan warganya itu. Memang ada kesalahan data karena penerima yang terdaftar ternyata sudah meninggal dunia.Bahkan,ada beberapa data lainnya yang mengatakan bahwa penerima diwakilkan kepada anak atau saudaranya.''Untuk data ini akan kami tindak lanjuti,''tegasnya.(rgl/eba)
Sumber : Radar Madiun
MAGETAN-Bantuan program Jalan Lain Menuju Kesejahteraan(Jalin Kesra)bagi 35 warga Rumah Tangga Sangat Miskin(RTSM)Desa Pragak,Kecamatan Parang, Magetan diduga disunat.Dari empat ekor kambing yang dibagikan untuk setiap Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM),tapi hanya dua dua ekor yang diberikan. Disinyalir dua ekor kambing ditilep aparat desa setempat,berikut bantuan sejumlah ternak ayam.''Saat dipanggil ke kantor desa saya bilangnya akan diberi empat ekor kambing.Tapi pas penerimaan saya hanya diberi dua ekor,''ungkap Kaderi,warga Dusun Grambeng, Desa Pragak,Kecamatan Parang,Magetan,kemarin(9/10).
Kaderi mewakili 35 warga penerima lainnya mengungkapkan,saat itu sekitar dua minggu lalu dia bersama warga lainnya dipanggil pihak aparat desa untuk menerima bantuan.Di kantor desa tersebut,dia bersama RTSM lainnya memperoleh pengarahan dari kepala desa Pagrak Sutrisno.
Saat menyerahkan bantuan tersebut,Sutrisno mengatakan 30 RTSM akan memperoleh bantuan masing-masing empat ekor kambing.Lima RTSM lainnya akan menerima bantuan masing-masing 35 ekor ayam.Namun,realisasinya warga termasuk Kaderi hanya menerima masing-masing dua ekor kambing anakan.''Saat arahan di kantor desa,jika nantinya ada kontrol kami disuruh bilang yang dua ekor mati atau sakit,''terang Kaderi dengan lugu.
Kaderi,yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani tersebut tidak tahu persis alasan kepala desa menyuruhnya melakukan hal itu.Saat diterimakan,Kaderi bersama 29 warga lainnya memang menerima empat ekor kambing anakan berusia empat sampai lima bulan.Namun, sesampainya di rumah,yakni Dusun Grambeng,Desa Pragak pihak aparat desa hanya menurunkan dua ekor kambing. ''Saya tidak tahu yang dua mau dikemanakan,''ujarnya.
Jika dihitung,dalam program Jalin Kesra tersebut aparat desa seharusnya membagikan sedikitnya 120 ekor kambing kepada 30 warga RTSM.Namun yang dibagikan ternyata hanya 60 ekor saja.
Bantuan provinsi yang disunat itu tidak hanya terjadi pada penerimaan kambing,melainkan juga pada ayam. Seharusnya masing-masing RTSM penerima bantuan ayam mendapat 35 ekor.Namun,pihak aparat desa hanya membagikan 10 sampai 12 ekor.''Penerima dari dusun-dusun lain nasibnya juga sama,hanya menerima dua ekor kambing,''imbuh Kaderi.
Dikonfirmasi terpisah,Sutrisno kepala desa Pragak, membenarkan adanya pengurangan jumlah bantuan tersebut.Namun,dia menampik tudingan jika bantuan itu disunat dari empat ekor menjadi dua ekor kambing.Sisa dua ekor lainnya sengaja diberikan bagi mereka sesama RTSM yang tidak tercatat dalam data base pemerintah provinsi.''Tanggungjawab saya serahkan kepada masing-masing dukuh,saya tidak memberikan instruksi itu,'' kilahnya.
Sutrisno juga mengatakan jika dirinya tidak tahu menahu terkait permasalahan yang kini bergejolak di lingkungan warganya itu.Malahan,seolah lepas tanggungjawab Sutrisno mengaku jika data serta besaran bantuan itu diurus langsung oleh pihak provinsi tanpa sepengetahuannya.''Saya tidak tahu mereka(petugas provinsi)dapat data dari mana,karena saya juga tidak pernah mengajukan,''bebernya.
Sutrisno juga menampik adanya data fiktif penerima bantuan yang sedang panas dibicarakan warganya itu. Memang ada kesalahan data karena penerima yang terdaftar ternyata sudah meninggal dunia.Bahkan,ada beberapa data lainnya yang mengatakan bahwa penerima diwakilkan kepada anak atau saudaranya.''Untuk data ini akan kami tindak lanjuti,''tegasnya.(rgl/eba)
Sumber : Radar Madiun
Tidak ada komentar