Duit Nyantol, Anggota Arisan Wadul Dindik
MAGETAN - Menjamurnya sistem arisan kelompok mulai membawa sisi negatif. Itu seperti yang dialami para anggota asosiasi Arisan Cakra Kencana Desa Malang, Kecamatan Maospati. Uang yang masuk ke ketua kelompok arisan ini disinyalir ditilep.
Informasi yang dihimpun, total duit yang nyantol di ketua arisan berinisial Gun yang berprofesi sebagai guru SD di kawasan Kecamatan Bendo itu mencapai Rp 73,6 juta. Persoalan itu pun akhirnya sampai ke Dinas Pendidikan (Dindik) Magetan.
Menurut Widyawati, salah seorang pengurus arisan, pelaksanaan arisan itu berbentuk asosiasi. Jumlahnya ada lima asosiasi. ‘’Saya menjadi salah satu ketua kelompok. Dan Gun itu menjadi ketua kelompok sekaligus ketua asosiasi. Dalam praktiknya, kelompok Gun ini membawa 87 peserta,’’ ungkap Widyawati kemarin (23/11).
Arisan, lanjut dia, mengadopsi sistem arisan motor. Hanya, yang didapat bukan kendaraan melainkan uang tunai. Dan, semua anggota telah melelang dan berhak mendapat manfaat arisan berupa uang tunai.
Namun, kata dia, dalam kondisi tersebut Gun diketahui menunggak angsuran pembayaran arisan hingga Rp 73,6 juta. Terhitung sejak bulan Januari 2010 hingga November 2011. ‘’Padahal, angsuran itu menjadi kebutuhan mobilitas asosiasi. Saya sudah mencoba menghubungi Gun. Tapi yang saya dapat hanya janji-janji saja,’’ keluhnya.
Lantaran merasa sudah buntu, siang kemarin Widyawati wadul ke Dindik Magetan. ‘’Awalnya saya meminta mediasi pihak sekolah tempat Gun mengajar. Tapi tidak membawa hasil. Makanya saya meminta keadilan ke Dindik. Kalau tidak ada solusi juga, saya baru akan lapor polisi,’’ ungkapnya.
Kepala Dindik Magetan Bambang Trianto menyatakan bahwa permasalahan tersebut murni masalah pribadi. Namun, lantaran terkait dengan oknum guru, Bambang mengaku memberikan apresiasi. ‘’Kami akan coba bantu fasilitasi. Dan saya sudah perintahkan UPTD TK/SD Bendo untuk melakukan mediasi. Kalau gagal di kecamatan, saya sendiri yang akan membantu memediasi,’’ janji Bambang.
Kedatangan Widyawati ke Dindik Magetan kemarin tidak sendiri. Dia ditemani empat angggota arisan lainnya, didampingi perwakilan dari LSM Magetan Center unit perlindungan konsumen. ‘’Kami mencoba membantu Widyawati ini untuk mencari keadilan. Karena selama ini memang tidak ada itikad baik dari Gun. Sampai hari ini (kemarin, Red) Gun saya hubungi juga tidak bisa,’’ kata Benny Ardi, direktur pelaksana harian LSM Magetan Center.
Sumber : Radarmadiun.co.id
Informasi yang dihimpun, total duit yang nyantol di ketua arisan berinisial Gun yang berprofesi sebagai guru SD di kawasan Kecamatan Bendo itu mencapai Rp 73,6 juta. Persoalan itu pun akhirnya sampai ke Dinas Pendidikan (Dindik) Magetan.
Menurut Widyawati, salah seorang pengurus arisan, pelaksanaan arisan itu berbentuk asosiasi. Jumlahnya ada lima asosiasi. ‘’Saya menjadi salah satu ketua kelompok. Dan Gun itu menjadi ketua kelompok sekaligus ketua asosiasi. Dalam praktiknya, kelompok Gun ini membawa 87 peserta,’’ ungkap Widyawati kemarin (23/11).
Arisan, lanjut dia, mengadopsi sistem arisan motor. Hanya, yang didapat bukan kendaraan melainkan uang tunai. Dan, semua anggota telah melelang dan berhak mendapat manfaat arisan berupa uang tunai.
Namun, kata dia, dalam kondisi tersebut Gun diketahui menunggak angsuran pembayaran arisan hingga Rp 73,6 juta. Terhitung sejak bulan Januari 2010 hingga November 2011. ‘’Padahal, angsuran itu menjadi kebutuhan mobilitas asosiasi. Saya sudah mencoba menghubungi Gun. Tapi yang saya dapat hanya janji-janji saja,’’ keluhnya.
Lantaran merasa sudah buntu, siang kemarin Widyawati wadul ke Dindik Magetan. ‘’Awalnya saya meminta mediasi pihak sekolah tempat Gun mengajar. Tapi tidak membawa hasil. Makanya saya meminta keadilan ke Dindik. Kalau tidak ada solusi juga, saya baru akan lapor polisi,’’ ungkapnya.
Kepala Dindik Magetan Bambang Trianto menyatakan bahwa permasalahan tersebut murni masalah pribadi. Namun, lantaran terkait dengan oknum guru, Bambang mengaku memberikan apresiasi. ‘’Kami akan coba bantu fasilitasi. Dan saya sudah perintahkan UPTD TK/SD Bendo untuk melakukan mediasi. Kalau gagal di kecamatan, saya sendiri yang akan membantu memediasi,’’ janji Bambang.
Kedatangan Widyawati ke Dindik Magetan kemarin tidak sendiri. Dia ditemani empat angggota arisan lainnya, didampingi perwakilan dari LSM Magetan Center unit perlindungan konsumen. ‘’Kami mencoba membantu Widyawati ini untuk mencari keadilan. Karena selama ini memang tidak ada itikad baik dari Gun. Sampai hari ini (kemarin, Red) Gun saya hubungi juga tidak bisa,’’ kata Benny Ardi, direktur pelaksana harian LSM Magetan Center.
Sumber : Radarmadiun.co.id
Tidak ada komentar