Guru Sekolah Dasar Tewas di Jalan Raya
MAOSPATI - Masa pensiun yang indah tak bisa dinikmati Sri Wahyuti, 55. Guru SDN Pelem 1 Karangrejo itu mengalami nahas saat hendak menghadiri acara di organisasinya, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Magetan, pagi kemarin (7/2). pendidik asal Desa Mantren, Kecamatan Karangrejo yang dua bulan lagi pensiun itu, tewas setelah ditumbur Isuzu Panther.
Bambang Sutikno, 51, rekan korban yang juga pengurus PGRI Kecamatan Karangrejo, menuturkan, awalnya korban sempat diajak berangkat sama-sama ke acara PGRI itu. ‘’Tapi katanya mau berangkat sendiri menggunakan motor karena setelah kegiatan mau ada kepentingan,’’ katanya.
Korban pun lantas berangkat sendiri dengan motor Honda nopol AE 5361 EU. Sesampai di jalan raya Magetan-Maospati, tepatnya di Dukuh Brancang, Desa Sugihwaras, Maospati, kendaraan berjalan seiringan dengan Isuzu Panther nopol N 717 VW yang dikemudikan Taslim, asal Pasuruan. ‘’Perjalanan antara korban dengan Panther itu dari arah timur (Maospati, Red),’’ ujar Kasatlantas Polres Magetan AKP Dadang Kurnia, dikonfirmasi melalui Kanit Laka Lantas Ipda Andika Temanta Purba.
Namun, lanjut Andika, setiba di tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 07.45, korban ternyata mengarahkan motornya ke kanan. ‘’Kemungkinan hendak berbelok. Tapi karena jarak terlampau dekat, akhirnya tumburan antara bodi depan Panther dengan samping kanan motor tak bisa dihindarkan,’’ kata Andika. ‘’Hasil olah TKP, ditemukan bekas rem Panther pada jalan,’’ imbuhnya.
Beberapa saat usai kejadian, korban langsung dilarikan ke UGD RSUD dr Sayidiman Magetan. Sayangnya, karena mengalami pendarahan hebat, nyawanya tak bisa diselamatkan. Korban mengalami luka pada bagian dahi kanan, patah tangan kanan, dan kaki kanan. ‘’Kami langsung lakukan otopsi dan perawatan jenazah. Setelah meninggal, jasad korban kami arahkan ke ruang pemulasaraan jenazah sebelum dibawa ke rumah duka,’’ kata Direktur RSUD dr Sayidiman Magetan Ehud Allawy yang kemarin sempat meninjau jenazah.
Di rumah duka di Desa Mantren, Kecamatan Karangrejo, Bupati H Sumantri didampingi Sekda Magetan H Abdul Azis, Kadindik Bambang Trianto dan pengurus PGRI Magetan maupun PGRI Jawa Timur sempat datang memberikan penghormatan terakhir. ‘’Waktu itu kami tak ada firasat apa pun. Ibu mengaku ingin berangkat sendirian. Dan berangkatnya pagi-pagi,’’ kata Bhakti Johan Setiawan, 32, salah seorang anak korban.
Sumber : Radarmadiun.co.id
Bambang Sutikno, 51, rekan korban yang juga pengurus PGRI Kecamatan Karangrejo, menuturkan, awalnya korban sempat diajak berangkat sama-sama ke acara PGRI itu. ‘’Tapi katanya mau berangkat sendiri menggunakan motor karena setelah kegiatan mau ada kepentingan,’’ katanya.
Korban pun lantas berangkat sendiri dengan motor Honda nopol AE 5361 EU. Sesampai di jalan raya Magetan-Maospati, tepatnya di Dukuh Brancang, Desa Sugihwaras, Maospati, kendaraan berjalan seiringan dengan Isuzu Panther nopol N 717 VW yang dikemudikan Taslim, asal Pasuruan. ‘’Perjalanan antara korban dengan Panther itu dari arah timur (Maospati, Red),’’ ujar Kasatlantas Polres Magetan AKP Dadang Kurnia, dikonfirmasi melalui Kanit Laka Lantas Ipda Andika Temanta Purba.
Namun, lanjut Andika, setiba di tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 07.45, korban ternyata mengarahkan motornya ke kanan. ‘’Kemungkinan hendak berbelok. Tapi karena jarak terlampau dekat, akhirnya tumburan antara bodi depan Panther dengan samping kanan motor tak bisa dihindarkan,’’ kata Andika. ‘’Hasil olah TKP, ditemukan bekas rem Panther pada jalan,’’ imbuhnya.
Beberapa saat usai kejadian, korban langsung dilarikan ke UGD RSUD dr Sayidiman Magetan. Sayangnya, karena mengalami pendarahan hebat, nyawanya tak bisa diselamatkan. Korban mengalami luka pada bagian dahi kanan, patah tangan kanan, dan kaki kanan. ‘’Kami langsung lakukan otopsi dan perawatan jenazah. Setelah meninggal, jasad korban kami arahkan ke ruang pemulasaraan jenazah sebelum dibawa ke rumah duka,’’ kata Direktur RSUD dr Sayidiman Magetan Ehud Allawy yang kemarin sempat meninjau jenazah.
Di rumah duka di Desa Mantren, Kecamatan Karangrejo, Bupati H Sumantri didampingi Sekda Magetan H Abdul Azis, Kadindik Bambang Trianto dan pengurus PGRI Magetan maupun PGRI Jawa Timur sempat datang memberikan penghormatan terakhir. ‘’Waktu itu kami tak ada firasat apa pun. Ibu mengaku ingin berangkat sendirian. Dan berangkatnya pagi-pagi,’’ kata Bhakti Johan Setiawan, 32, salah seorang anak korban.
Sumber : Radarmadiun.co.id
Tidak ada komentar