Menteri nilai potensi pariwisata Bendungan Gonggang tinggi
Menteri Pekerjaan
Umum (PU) Djoko Kirmanto menyatakan sektor pariwisata Bendungan Gonggang
yang berada di Desa Janggan, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa
Timur, sangat potensial atau tinggi, selain fungsi utamanya sebagai
pengairan.
"Semua tergantung kreativitas pemda setempat. Selain untuk pengairan, juga bisa untuk rekreasi. Potensi pariwisata bisa dibidik menjadi salah satu progres untuk menjadikan Bendungan Gonggang lebih `hidup`," ujar Djoko Kirmanto saat meresmikan megaproyek Bendungan Gonggang, Jumat.
Meski berpotensi dari sektor pariwisata, namun pihaknya memberikan sejumlah batasan-batasan kepada Pemkab Magetan dan warga sekitar agar fungsi utama bendungan tidak terganggu.
Di antaranya adalah batasan agar bendungan tidak dikotori dan tidak ada pemasangan karamba jika memang dijadikan sarana wisata pemancingan.
"Pemasangan karamba saya larang. Memancing boleh, tapi jangan dengan karamba. Semua memang tergantung kreatifitas masyarakat yang difasilitasi oleh Pemkab Magetan maupun Pemprov Jatim," kata dia.
Bersama dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan sejumlah pejabat di Jawa Timur lainnya, Djoko Kirmanto meresmikan Bendungan Gonggang yang telah dibangun sejak tahun 2006. Bendungan ini resmi difungsikan untuk mengurangi banjir serta meningkatkan intensitas air saat kemarau. Utamanya di wilayah Magetan selatan seperti Kecamatan Poncol, Ngariboyo, Parang hingga Lembeyan.
Menurut Djoko, air baku dari bendungan tersebut diharapkan mampu menyuplai kepentingan irigasi, termasuk air minum, industri, dan kebutuhan lainnya. Sehingga, lanjutnya, meski di musim kering intensitas air di wilayah krisis air di Magetan bisa teratasi.
"Kami juga telah menyiapkan "masterplan" untuk meningkatkan fungsi anak-anak Sungai Bengawan Solo di sekitar bendungan. Semua itu sengaja kami progres karena Indonesia adalah negara yang kaya akan air di dunia. Namun, 75 persen air itu belum bisa dimanfaatkan maksimal," terang dia.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, terdapat beberapa proyek pengerjaan bendungan serupa di Jawa Timur yakni di Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Gresik dan Bojonegoro.
"Seluruhnya diharapkan mampu menjadikan Jawa Timur bebas dari krisis air yang berdampak pada peningkatan surplus produksi beras karena sistem pengairan yang lancar," ujar Gubernur Soekarwo.
Sementara itu, Bupati Magetan Sumantri mengaku jika pembangunan bendungan ini merupakan solusi untuk meningkatkan air baku di Magetan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Bendungan Gonggang dibangun dengan menghabiskan anggaran APBN sebanyak Rp109 miliar. Bendungan ini memiliki tinggi 60 meter dengan panjang sekitar 234 meter. Adapun, kapasitas volume tampungan air mencapai 22 juta meter kubik dengan jaminan air domestik sebanyak 50 liter per jiwa per hari.
(ANT-072/S025)
"Semua tergantung kreativitas pemda setempat. Selain untuk pengairan, juga bisa untuk rekreasi. Potensi pariwisata bisa dibidik menjadi salah satu progres untuk menjadikan Bendungan Gonggang lebih `hidup`," ujar Djoko Kirmanto saat meresmikan megaproyek Bendungan Gonggang, Jumat.
Meski berpotensi dari sektor pariwisata, namun pihaknya memberikan sejumlah batasan-batasan kepada Pemkab Magetan dan warga sekitar agar fungsi utama bendungan tidak terganggu.
Di antaranya adalah batasan agar bendungan tidak dikotori dan tidak ada pemasangan karamba jika memang dijadikan sarana wisata pemancingan.
"Pemasangan karamba saya larang. Memancing boleh, tapi jangan dengan karamba. Semua memang tergantung kreatifitas masyarakat yang difasilitasi oleh Pemkab Magetan maupun Pemprov Jatim," kata dia.
Bersama dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan sejumlah pejabat di Jawa Timur lainnya, Djoko Kirmanto meresmikan Bendungan Gonggang yang telah dibangun sejak tahun 2006. Bendungan ini resmi difungsikan untuk mengurangi banjir serta meningkatkan intensitas air saat kemarau. Utamanya di wilayah Magetan selatan seperti Kecamatan Poncol, Ngariboyo, Parang hingga Lembeyan.
Menurut Djoko, air baku dari bendungan tersebut diharapkan mampu menyuplai kepentingan irigasi, termasuk air minum, industri, dan kebutuhan lainnya. Sehingga, lanjutnya, meski di musim kering intensitas air di wilayah krisis air di Magetan bisa teratasi.
"Kami juga telah menyiapkan "masterplan" untuk meningkatkan fungsi anak-anak Sungai Bengawan Solo di sekitar bendungan. Semua itu sengaja kami progres karena Indonesia adalah negara yang kaya akan air di dunia. Namun, 75 persen air itu belum bisa dimanfaatkan maksimal," terang dia.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, terdapat beberapa proyek pengerjaan bendungan serupa di Jawa Timur yakni di Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Gresik dan Bojonegoro.
"Seluruhnya diharapkan mampu menjadikan Jawa Timur bebas dari krisis air yang berdampak pada peningkatan surplus produksi beras karena sistem pengairan yang lancar," ujar Gubernur Soekarwo.
Sementara itu, Bupati Magetan Sumantri mengaku jika pembangunan bendungan ini merupakan solusi untuk meningkatkan air baku di Magetan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Bendungan Gonggang dibangun dengan menghabiskan anggaran APBN sebanyak Rp109 miliar. Bendungan ini memiliki tinggi 60 meter dengan panjang sekitar 234 meter. Adapun, kapasitas volume tampungan air mencapai 22 juta meter kubik dengan jaminan air domestik sebanyak 50 liter per jiwa per hari.
(ANT-072/S025)
Sumber : antaranews.com