Warga sekitar Telaga Sarangan gelar larung sesaji
Warga Kelurahan
Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Minggu,
menggelar ritual adat larung sesaji yang dilakukan setiap bulan Jawa
Ruwah.
Sesepuh warga Sarangan, Sunarto, mengatakan, ritual adat larung sesaji ini merupakan puncak dari upacara adat bersih desa yang dilakukan masyarakat di sekitar Telaga Sarangan, menjelang bulan suci Ramadhan.
"Selain untuk bersyukur kepada Tuhan, melalui acara adat ini, kami juga ingin memohon agar Telaga Sarangan tetap lestari dan warganya hidup sejahtera," ujar Sunarto di sela pelaksanaan larung sesaji di Telaga Sarangan, Magetan.
Dalam ritual adat ini, Tumpeng Gono Bahu setinggi dua meter lebih, diarak dan dilarung ke dalam Telaga Sarangan. Tumpeng ini, merupakan simbol ucapan syukur warga Sarangan kepada Tuhan YME atas limpahan rahmat dan berkah selama satu tahun penuh.
Selain Tumeng Gono Bahu, masih terdapat lagi tumpeng ukuran besar yang berisi sayuran dan hasil bumi di sekitar Telaga Sarangan.
Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Pos Retribusi Telaga Sarangan, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Magetan, Kuswinardi, mengatakan, kegiatan larung sesaji telah mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Telaga Sarangan.
"Agenda tahunan ini, selain untuk melestarikan budaya, juga untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Telaga Sarangan. Khusus hari ini saja, jumlah kunjungan mencapai 3.000 orang lebih," jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Magetan telah mengemas acara larung sesaji ini semenarik mungkin, dengan menggunakan busana adat yang dipadukan dengan batik asli Magetan Batik Pring Sedapur dan hiburan kesenian lainnya.
Acara Larung Sesaji Telaga Sarangan ini dipimpin langsung oleh Bupati Magetan Sumantri dan dihadiri oleh para pejabat daerah Kabupaten Magetan.
Sesepuh warga Sarangan, Sunarto, mengatakan, ritual adat larung sesaji ini merupakan puncak dari upacara adat bersih desa yang dilakukan masyarakat di sekitar Telaga Sarangan, menjelang bulan suci Ramadhan.
"Selain untuk bersyukur kepada Tuhan, melalui acara adat ini, kami juga ingin memohon agar Telaga Sarangan tetap lestari dan warganya hidup sejahtera," ujar Sunarto di sela pelaksanaan larung sesaji di Telaga Sarangan, Magetan.
Dalam ritual adat ini, Tumpeng Gono Bahu setinggi dua meter lebih, diarak dan dilarung ke dalam Telaga Sarangan. Tumpeng ini, merupakan simbol ucapan syukur warga Sarangan kepada Tuhan YME atas limpahan rahmat dan berkah selama satu tahun penuh.
Selain Tumeng Gono Bahu, masih terdapat lagi tumpeng ukuran besar yang berisi sayuran dan hasil bumi di sekitar Telaga Sarangan.
Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Pos Retribusi Telaga Sarangan, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Magetan, Kuswinardi, mengatakan, kegiatan larung sesaji telah mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Telaga Sarangan.
"Agenda tahunan ini, selain untuk melestarikan budaya, juga untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Telaga Sarangan. Khusus hari ini saja, jumlah kunjungan mencapai 3.000 orang lebih," jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Magetan telah mengemas acara larung sesaji ini semenarik mungkin, dengan menggunakan busana adat yang dipadukan dengan batik asli Magetan Batik Pring Sedapur dan hiburan kesenian lainnya.
Acara Larung Sesaji Telaga Sarangan ini dipimpin langsung oleh Bupati Magetan Sumantri dan dihadiri oleh para pejabat daerah Kabupaten Magetan.
Sumber : antaranews.com