Jelang Pilpres 2014 SBY Cari Wangsit di Gunung Slamet?
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak biasanya pergi ke gunung.
Namun, pada Kamis (21/3/2013), SBY bersama rombongan mendaki lereng
Gunung Slamet.
Kepergiannya tentu untuk tujuan resmi, yakni mengunjungi petani dan melihat kehidupan mereka serta memberikan bantuan kepada mereka. Mengapa harus repot-repot SBY yang langsung melakukannya. Bukankah para menteri bisa mewakilinya?
Maklum saja, mendaki lereng Gunung Slamet ini bukan pekerjaan mudah. Bahkan untuk SBY, pihak keamanan setempat terpaksa memperbarui jalan setapak yang ada, yakni jalur curam yang panjang itu dibuat menjadi tangga.
Namun itupun tidak cukup, sebab dibutuhkan fisik yang baik untuk melakukannya. Karena itu, sebelum mendaki, SBY melakukan olah fisik terlebih dulu.
Mengapa SBY harus repot pergi sendiri? Menurut SBY, ia tidak ingin mendengar laporan saja mengenai kondisi rakyat. Ia ingin melihat dan berinteraksi langsung dan kalau perlu, memaksakan diri mendaki gunung.
Tetapi, politikus yang juga paranormal Permadi menilai kepergian SBY ke Gunung Slamet bukan hanya untuk mengunjungi petani, tetapi juga memiliki misi spiritual. Yakni, yakni berdoa agar penggantinya sebagai presiden Indonesia berasal dari lingkaran atau kelurganya. "SBY berharap penggantinya kelak adalah orangnya," kata Permadi.
Sumber Inilah.com menyatakan bukan sekali ini saja SBY menyambangi gunung keramat seperti Gunung Slamet untuk tujuan semacam itu. Pada sekitar akhir Januari lalu, SBY juga menyambangi Gunung Lawu yang punya nama asli Wukir Mahendra. Wukir mahendra artinya Gunung Pertama.
Lalu apa hubungannya Gunung Lawu dengan SBY? Menurut sumber tadi, SBY memperoleh wahyu kedaton saat berada di Gunung Lawu pada akhir Januari 2013. Mungkin tak banyak yang mengetahui tentang cerita ini.
Soal wahyu ini, bebas saja. Boleh percaya, tidakpun terserah. Namun, perjalanannya cukup masuk di akal. Karena SBY sebentar lagi juga akan lengser. Ia seperti halnya raja-raja Jawa lainnya, perlu mempersiapkan pengganti.
Menurut sumber tersebut Presiden SBY mendapatkan semacam petunjuk bahwa penggantinya (Presiden) berasal dari tokoh yang lahir di sekitar Gunung Lawu.
Dengan didampingi Mensesneg Sudi Silalahi yang dikenal orang kepercayaan SBY, dicarilah tokoh sesuai wangsit tersebut. Akhirnya diperoleh dua nama yakni Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto.
Keduanya dinilai sesuai dengan wahyu tersebut, lahir di dekat-dekat Gunung Lawu. Sekedar catatan, Menteri Dahlan Iskan lahir di Magetang, Jawa Timur. Posisi Gunung Lawu di bagian barat Kabupaten Magetan. Sedangkan Menkopolhukam Djoko Suyanto, kelahiran Madiun, Jawa Timur yang letaknya sangat dekat dengan Gunung Lawu.
Masih menurut sumber, SBY sengaja memanggil kedua menteri yang berasal dari sekitar Gunung Lawu itu. Dalam perjumpaan itu, SBY mengutarakan unek-uneknya. Bahwa dirinya ingin mempersiapkan dalon presiden 2014.
Tak lama kemudian, Menkopolhukam Djoko Suyanto memberikan tanggapan yang cukup mengejutkan. ‘’Itu pasti bukan saya,’’ ungkap mantan Panglima TNI itu.
Masih menurut sumber INILAH.COM, pernyataan Djoko Suyanto itu, membuat Presiden SBY cukup terkejut. Demikian pula Menteri BUMN Dahlan Iskan, ikut kaget juga. Apalagi setelah SBY memberikan pernyataan yang bernada positif bagi Dahlan. Wajah pendiri Jawa Pos Grup itu, semakin terlihat semringah.
Dalam pertemuan itu, Dahlan tak banyak berkata-kata. Hanya disebutkan bahwa sejumlah rencana mendesak untuk dilakukan. Terutama membentuk tim sukses yang dinamakan ‘Dais 2014’. Untuk tahap awal, lembaga ini akan merekrut kalangan ulama, santri, ponpes. ‘’Sudah ada 300-an majelis taklim yang merapat ke Dais,’’ ungkap sumber.
Beberapa nama yang masuk Dais diantaranya mantan Bupati Magetan Miratul Mukminin. Atau akrab disapa Gus Amik. Yang dikenal sebagai pendiri Pesantren Sabilil Muttaqin (PSM) Takeran, Magetan, Jawa Timur.
Ada nama lain yakni BRH, mantan wartawan senior Jawa Pos Grup yang sekarang menjabat staf khusus Menteri BUMN Dahlan Iskan. Lulusan IAIN Syarif Hidayatullah itu, merupakan orang kepercayaan Dahlan yang memiliki kekuasaan khusus.
Hari-hari belakangan, Dahlan semakin rajin keliling daerah. Mengunjungi pondok pesantren yang dipimpin kyai-kyai berpengaruh. Bukti keseriusan Dahlan menjalankan amanah wahyu kedaton SBY.
Gunung Keramat
Bagi orang Jawa, Gunung Lawu sepertihalnya Gunung Slamet sangatlah istimewa. Yakni merupakan salah satu pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa. Selain itu, gunung Lawu juga memiliki kekerabatan yang cukup erat dengan tradisi dan budaya praja Mangkunegaran.
Banyak tempat memiliki nilai sejarah serta kekuatan spiritual yang menonjol. Paling tidak tiga puncaknya, dipercaya punya nilai magis. Ketiga puncak itu adalah Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah. Khusus yang terakhir merupakan puncak yang tertinggi.
Puncak Hargo Dalem merupakan tempat Prabu Brawijaya moksa (melepaskan diri dari ikatan duniawi). Raja Brawijaya adalah raja terakhir Kerajaan Majapahit. Puncak Hargo Dumiling merupakan tempat mokhsanya Ki Sabdo Palon—penasehat spiritual Prabu Brawijaya. Sedangkan Puncak Hargo Dumilah merupakan tempat sakral yang sering digunakan untuk semedi, meditasi atau mengolah kebathinan.
Lebih ke bawah lagi, terdapat terdapat dua komplek candi di akhir era Majapahit yakni Candi Sukuh dan Candi Cetho. Adapula kompleks pemakaman kerabat Istana Mangkunegoro yakni Astana Girilayu dan Astana Mangadeg.
Tak jauh dari situ, Astana Giribangun yang menjadi peristirahatan terakhir Presiden Kedua RI, Soeharto beserta Istrinya, Ny Tien Soeharto.
Tidak sembarangan orang mampu mendaki Gunung ini. Karena banyaknya tempat keramat yang harus dilalui. Tentu saja, banyak pantangan atau larangan yang harus dijalani. Hati, pikiran, perkataan dan perbuatan harus jauh dari kekotoran. Kalau tidak, jangan harap bisa mencapai tujuan atau puncak gunung. Bisa-bisa malah tertimpa musibah alias apes.
Namun bagi pelancong yang ingin menikmati keindahan alam serta sejuknya udara pegunungan, bisa mendapatkannya di Tawangmangu, Cemorosewu, atau Telaga Sarangan.
Dari gambaran ini, menunjukkan bahwa Gunung Lawu memang punya sejarah dan daya magis tinggi. Karena itu dipilih para raja sebagai tempat menyepi, mencari wangsit atau petunjuk.
Di Gunung Lawu, Prabu Brawijaya mendapatkan jawaban dari kegundahannya. Suatu malam, ketika menjalani mediasi, Sang Prabu mendapatkan wahyu kedaton. Bahwasanya Majapahit akan menghilang, digantikan kerajaan baru. Kerajaan Demak.
Kepergiannya tentu untuk tujuan resmi, yakni mengunjungi petani dan melihat kehidupan mereka serta memberikan bantuan kepada mereka. Mengapa harus repot-repot SBY yang langsung melakukannya. Bukankah para menteri bisa mewakilinya?
Maklum saja, mendaki lereng Gunung Slamet ini bukan pekerjaan mudah. Bahkan untuk SBY, pihak keamanan setempat terpaksa memperbarui jalan setapak yang ada, yakni jalur curam yang panjang itu dibuat menjadi tangga.
Namun itupun tidak cukup, sebab dibutuhkan fisik yang baik untuk melakukannya. Karena itu, sebelum mendaki, SBY melakukan olah fisik terlebih dulu.
Mengapa SBY harus repot pergi sendiri? Menurut SBY, ia tidak ingin mendengar laporan saja mengenai kondisi rakyat. Ia ingin melihat dan berinteraksi langsung dan kalau perlu, memaksakan diri mendaki gunung.
Tetapi, politikus yang juga paranormal Permadi menilai kepergian SBY ke Gunung Slamet bukan hanya untuk mengunjungi petani, tetapi juga memiliki misi spiritual. Yakni, yakni berdoa agar penggantinya sebagai presiden Indonesia berasal dari lingkaran atau kelurganya. "SBY berharap penggantinya kelak adalah orangnya," kata Permadi.
Sumber Inilah.com menyatakan bukan sekali ini saja SBY menyambangi gunung keramat seperti Gunung Slamet untuk tujuan semacam itu. Pada sekitar akhir Januari lalu, SBY juga menyambangi Gunung Lawu yang punya nama asli Wukir Mahendra. Wukir mahendra artinya Gunung Pertama.
Lalu apa hubungannya Gunung Lawu dengan SBY? Menurut sumber tadi, SBY memperoleh wahyu kedaton saat berada di Gunung Lawu pada akhir Januari 2013. Mungkin tak banyak yang mengetahui tentang cerita ini.
Soal wahyu ini, bebas saja. Boleh percaya, tidakpun terserah. Namun, perjalanannya cukup masuk di akal. Karena SBY sebentar lagi juga akan lengser. Ia seperti halnya raja-raja Jawa lainnya, perlu mempersiapkan pengganti.
Menurut sumber tersebut Presiden SBY mendapatkan semacam petunjuk bahwa penggantinya (Presiden) berasal dari tokoh yang lahir di sekitar Gunung Lawu.
Dengan didampingi Mensesneg Sudi Silalahi yang dikenal orang kepercayaan SBY, dicarilah tokoh sesuai wangsit tersebut. Akhirnya diperoleh dua nama yakni Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto.
Keduanya dinilai sesuai dengan wahyu tersebut, lahir di dekat-dekat Gunung Lawu. Sekedar catatan, Menteri Dahlan Iskan lahir di Magetang, Jawa Timur. Posisi Gunung Lawu di bagian barat Kabupaten Magetan. Sedangkan Menkopolhukam Djoko Suyanto, kelahiran Madiun, Jawa Timur yang letaknya sangat dekat dengan Gunung Lawu.
Masih menurut sumber, SBY sengaja memanggil kedua menteri yang berasal dari sekitar Gunung Lawu itu. Dalam perjumpaan itu, SBY mengutarakan unek-uneknya. Bahwa dirinya ingin mempersiapkan dalon presiden 2014.
Tak lama kemudian, Menkopolhukam Djoko Suyanto memberikan tanggapan yang cukup mengejutkan. ‘’Itu pasti bukan saya,’’ ungkap mantan Panglima TNI itu.
Masih menurut sumber INILAH.COM, pernyataan Djoko Suyanto itu, membuat Presiden SBY cukup terkejut. Demikian pula Menteri BUMN Dahlan Iskan, ikut kaget juga. Apalagi setelah SBY memberikan pernyataan yang bernada positif bagi Dahlan. Wajah pendiri Jawa Pos Grup itu, semakin terlihat semringah.
Dalam pertemuan itu, Dahlan tak banyak berkata-kata. Hanya disebutkan bahwa sejumlah rencana mendesak untuk dilakukan. Terutama membentuk tim sukses yang dinamakan ‘Dais 2014’. Untuk tahap awal, lembaga ini akan merekrut kalangan ulama, santri, ponpes. ‘’Sudah ada 300-an majelis taklim yang merapat ke Dais,’’ ungkap sumber.
Beberapa nama yang masuk Dais diantaranya mantan Bupati Magetan Miratul Mukminin. Atau akrab disapa Gus Amik. Yang dikenal sebagai pendiri Pesantren Sabilil Muttaqin (PSM) Takeran, Magetan, Jawa Timur.
Ada nama lain yakni BRH, mantan wartawan senior Jawa Pos Grup yang sekarang menjabat staf khusus Menteri BUMN Dahlan Iskan. Lulusan IAIN Syarif Hidayatullah itu, merupakan orang kepercayaan Dahlan yang memiliki kekuasaan khusus.
Hari-hari belakangan, Dahlan semakin rajin keliling daerah. Mengunjungi pondok pesantren yang dipimpin kyai-kyai berpengaruh. Bukti keseriusan Dahlan menjalankan amanah wahyu kedaton SBY.
Gunung Keramat
Bagi orang Jawa, Gunung Lawu sepertihalnya Gunung Slamet sangatlah istimewa. Yakni merupakan salah satu pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa. Selain itu, gunung Lawu juga memiliki kekerabatan yang cukup erat dengan tradisi dan budaya praja Mangkunegaran.
Banyak tempat memiliki nilai sejarah serta kekuatan spiritual yang menonjol. Paling tidak tiga puncaknya, dipercaya punya nilai magis. Ketiga puncak itu adalah Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah. Khusus yang terakhir merupakan puncak yang tertinggi.
Puncak Hargo Dalem merupakan tempat Prabu Brawijaya moksa (melepaskan diri dari ikatan duniawi). Raja Brawijaya adalah raja terakhir Kerajaan Majapahit. Puncak Hargo Dumiling merupakan tempat mokhsanya Ki Sabdo Palon—penasehat spiritual Prabu Brawijaya. Sedangkan Puncak Hargo Dumilah merupakan tempat sakral yang sering digunakan untuk semedi, meditasi atau mengolah kebathinan.
Lebih ke bawah lagi, terdapat terdapat dua komplek candi di akhir era Majapahit yakni Candi Sukuh dan Candi Cetho. Adapula kompleks pemakaman kerabat Istana Mangkunegoro yakni Astana Girilayu dan Astana Mangadeg.
Tak jauh dari situ, Astana Giribangun yang menjadi peristirahatan terakhir Presiden Kedua RI, Soeharto beserta Istrinya, Ny Tien Soeharto.
Tidak sembarangan orang mampu mendaki Gunung ini. Karena banyaknya tempat keramat yang harus dilalui. Tentu saja, banyak pantangan atau larangan yang harus dijalani. Hati, pikiran, perkataan dan perbuatan harus jauh dari kekotoran. Kalau tidak, jangan harap bisa mencapai tujuan atau puncak gunung. Bisa-bisa malah tertimpa musibah alias apes.
Namun bagi pelancong yang ingin menikmati keindahan alam serta sejuknya udara pegunungan, bisa mendapatkannya di Tawangmangu, Cemorosewu, atau Telaga Sarangan.
Dari gambaran ini, menunjukkan bahwa Gunung Lawu memang punya sejarah dan daya magis tinggi. Karena itu dipilih para raja sebagai tempat menyepi, mencari wangsit atau petunjuk.
Di Gunung Lawu, Prabu Brawijaya mendapatkan jawaban dari kegundahannya. Suatu malam, ketika menjalani mediasi, Sang Prabu mendapatkan wahyu kedaton. Bahwasanya Majapahit akan menghilang, digantikan kerajaan baru. Kerajaan Demak.
Sumber : Beritajatim.com
Tidak ada komentar