2 Ormas Bentrok, Polisi Bingung Melerai
MAGETAN - Aksi unjuk rasa berakhir rusuh, dua
organisasi massa (ormas) di Kabupaten Magetan bentrok, akibatnya mobil
ormas Oi pecah kaca belakangnya, juga sejumlah massa Oi babak belur kena
pukulan tangan kosong maupun dengan benda tumpul.
Bentrokan antar
dua Ormas itu bermula ketika Ormas Oi hendak melakukan aksi demo
penuntasan kasus KIR dan Kunker DPRD Fiktif yang menghabiskan uang
negara sebesar Rp 12 miliar. Didepan gedung DPRD setempat, namun karena
sejak pagi depan gedung DPRD Kabupaten Magetan sudah ditunggui ormas.
Karena
tahu demo akan mendapat tandingan, massa LSM Oi merubah agenda jalan
tidak jadi mendemo kantor DPRD, tapi ke Kejaksaan setempat. Belum lagi
menyalurkan aspirasi didepan gedung DPRD, massa Oi sudah dikejar massa
tak dikenal dan minta aksi Oi itu dibubarkan.
Massa Oi membubarkan
diri dengan dikawal polisi dari Polres Magetan. Namun sayang belum
sampai massa Oi bubar, massa tak dikenal itu langsung menyerang dan
memukuli massa ormas Oi. Padahal saat itu banyak polisi berpakaian
preman maupun seragam berjaga-jaga ditempat kejadian perkara (TKP).
"Saya
dan Pak Zahni kena pukul tangan kosong dan kayu. Kami tadi sebenarnya
mau demo ke DPRD masalah kunker diduga fiktif dan ke Kejaksaan Negeri
(Kejari) untuk memberikan dorongan penuntasan kasus korupsi Kawasan
Industri Rokok (KIR) Bendo. Tapi ternyata dihadang massa itu,"kata ketua
Oi Magetan Saeful Anam kepada Surya seusai penyerangan itu, Selasa
(2/7/2013).
Menurut Saeful Anam, pelaku pengrusakan dan pemukulan sudah dikantongi identitasnya dan dia akan melaporkan ke pihak berwajib.
"Kami
melakukan aksi demo itu sepengetahuan polisi, karena kami sebelumnya
melayangkan surat pemberitahuan kepada polisi. Artinya demo kami itu
tidak liar. Ternyata, meski mendapat kawalan polisi, massa itu tetap
menerobos dan melakukan pengrusakan,"jelas Anam begitu biasa pria
gondrong ini biasa dipanggil.
Anam mengaku sudah punya banyak bukti-bukti terkait pengrusakan dan penganiayaan yang dilakukan massa tak dikenal itu.
"Yang
jelas massa ini tidak menghendaki penuntasan masalah kasus korupsi
Kunker Fiktif DPRD. Artinya, sudah bisa ditebak, massa darimana yang
menyerang ini,"katanya.
Kami, kata Anam, akan menyerahkan kepada
proses hukum yang berlaku. Mudah-mudahan hukum bisa obyektif dan
memenuhi rasa keadilan masyarakat.
"Kemungkinan baru besuk kami
melapor ke Polres Magetan. Lagian saat penyerangan tadi, di kantor Oi
banyak bapak-bapak polisi yang tahu. Jadi kita tidak akan sulit
memberikan keterangan,"katanya.
Sumber: Tribunnews.com
Tidak ada komentar