Warga Sarangan Gelar Labuh Sesaji
Sarangan – Sudah menjadi tradisi warga di sekitar Telaga Sarangan melakukan ritual labuh sesaji. Kegiatan yang juga merupakan bersih desa ini, dilakukan jelang bulan suci Ramadhan atau setiap Jum’at Pon,di bulan Jawa Ruwah.
Dalam ritual adat ini, Tumpeng setinggi 3 meter atau disebut Tumpeng Gono Bahu, diarak dan dilarung ke dalam Telaga Sarangan. Tidak hanya Tumpeng Gono Bahu, tapi tumpeng berukuran besar yang berisi sayuran dan hasil bumi di sekitar Telaga Sarangan juga ikut dilarung ke dalam telaga. Hal ini merupakan bentuk rasa syukur warga Sarangan kepada Tuhan YME atas berkah dan selama satu tahun.
Lurah Sarangan Tumiran menjelaskan, ritual larung sesaji tersebut juga merupakan acara puncak dari upacara adat bersih desa masyarakat di sekitar Telaga Sarangan. ‘’Tradisi ini juga dilakukan agar warga Sarangan terhindar dari marabahaya dan bencana," kata dia.
Prosesi larung sesaji diawali dengan kirab Tumpeng Gono Bahu dari Kantor Kelurahan Sarangan menuju panggung di pinggir Telaga Sarangan. Tumpeng nasi setinggi 3 meter ini diperkirakan menghabiskan beras sebanyak 50 Kg. Sebelum dilarung, Tumpeng Gono Bahu Diarak mengelilingi Telaga Sarangan.
Selain menjadi adat istiadat, acara rutin tahunan ini juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Baik warga Magetan ataupun luar Magetan. Hal itu diungkapkan salah satu pengujung yang datang sengaja untuk melihat prosesi labuh sesaji tersebut. ‘’Saya dari Semarang berniat untuk melihat acara ini. Datang sejak hari Sabtu kemarin. Saya dapat info dari teman saya melalui social media,’’ ungkap Fransiska yang datang bersama keluarganya dari Semarang, Jawa Tengah. (rud)
Dalam ritual adat ini, Tumpeng setinggi 3 meter atau disebut Tumpeng Gono Bahu, diarak dan dilarung ke dalam Telaga Sarangan. Tidak hanya Tumpeng Gono Bahu, tapi tumpeng berukuran besar yang berisi sayuran dan hasil bumi di sekitar Telaga Sarangan juga ikut dilarung ke dalam telaga. Hal ini merupakan bentuk rasa syukur warga Sarangan kepada Tuhan YME atas berkah dan selama satu tahun.
Lurah Sarangan Tumiran menjelaskan, ritual larung sesaji tersebut juga merupakan acara puncak dari upacara adat bersih desa masyarakat di sekitar Telaga Sarangan. ‘’Tradisi ini juga dilakukan agar warga Sarangan terhindar dari marabahaya dan bencana," kata dia.
Prosesi larung sesaji diawali dengan kirab Tumpeng Gono Bahu dari Kantor Kelurahan Sarangan menuju panggung di pinggir Telaga Sarangan. Tumpeng nasi setinggi 3 meter ini diperkirakan menghabiskan beras sebanyak 50 Kg. Sebelum dilarung, Tumpeng Gono Bahu Diarak mengelilingi Telaga Sarangan.
Selain menjadi adat istiadat, acara rutin tahunan ini juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Baik warga Magetan ataupun luar Magetan. Hal itu diungkapkan salah satu pengujung yang datang sengaja untuk melihat prosesi labuh sesaji tersebut. ‘’Saya dari Semarang berniat untuk melihat acara ini. Datang sejak hari Sabtu kemarin. Saya dapat info dari teman saya melalui social media,’’ ungkap Fransiska yang datang bersama keluarganya dari Semarang, Jawa Tengah. (rud)
Tidak ada komentar