Tabur Bunga di Monumen Soco
Hari Kesaktian Pancasila,Imbau Waspadai PKI
MAGETAN-Sumur tempat pembuangan 108 mayat penduduk korban keganasan PKI tahun 1948,di kawasan Monumen Soco,Kecamatan Bendo,Magetan,memang sudah ditutup. Sekarang berganti menjadi tetenger atau monumen yang di sampingnya ada prasasti berisi nama-nama korban.
Bupati Sumantri bersama Ketua DPRD Joko Suyono dan jajaran Muspida menundukkan kepala sejenak saat memasuki pelataran tetenger yang ditaburi bunga itu, kemarin(1/10).'Sumur ini mirip Lubang Buaya,'kata ketua dewan kepada Muspida usai upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Soco.
Setelah dari tetenger tersebut,Bupati dan Muspida melihat para pahlawan revolusi korban G30S-PKI. Kemudian,mereka mendekati gerbong kereta Kertapati. Gerbong tersebut untuk mengangkut masyarakat yang ditawan PKI.
Saat itu,tawanan disekap di loji,kompleks PG Rejosari Gorang-gareng.Kemudian,dengan menggunakan gerbong, tawanan diangkut menuju Soco.Di sinilah mereka disiksa dan dibuang ke sumur tua dengan kedalaman antara 20-25 meter tersebut.'Gerbong kereta ini memiliki sejarah panjang tentang keganasan PKI tahun 1948,'kata bupati kepada ketua DPRD yang berada di sampingnya.
Setelah dari lokasi kekejaman PKI,bupati dan muspida menuju ke paseban museum.Di lokasi tersebut bupati menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat kurang mampu.Sebelumnya,Sumantri juga memperkenalkan ketua dewan dan muspida kepada masyarakat.
Tentang peristiwa keganasan PKI tahun 1948 yang berujung di Soco ini,bupati mengimbau masyarakat waspada.Ini dibuktikan dengan pembacaan ikrar kesetiaan kepada Pancasila dalam upacara tersebut. (rif/isd)
Sumber : Radarmadiun.com
Sumber foto : google.co.id
MAGETAN-Sumur tempat pembuangan 108 mayat penduduk korban keganasan PKI tahun 1948,di kawasan Monumen Soco,Kecamatan Bendo,Magetan,memang sudah ditutup. Sekarang berganti menjadi tetenger atau monumen yang di sampingnya ada prasasti berisi nama-nama korban.
Bupati Sumantri bersama Ketua DPRD Joko Suyono dan jajaran Muspida menundukkan kepala sejenak saat memasuki pelataran tetenger yang ditaburi bunga itu, kemarin(1/10).'Sumur ini mirip Lubang Buaya,'kata ketua dewan kepada Muspida usai upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Soco.
Setelah dari tetenger tersebut,Bupati dan Muspida melihat para pahlawan revolusi korban G30S-PKI. Kemudian,mereka mendekati gerbong kereta Kertapati. Gerbong tersebut untuk mengangkut masyarakat yang ditawan PKI.
Saat itu,tawanan disekap di loji,kompleks PG Rejosari Gorang-gareng.Kemudian,dengan menggunakan gerbong, tawanan diangkut menuju Soco.Di sinilah mereka disiksa dan dibuang ke sumur tua dengan kedalaman antara 20-25 meter tersebut.'Gerbong kereta ini memiliki sejarah panjang tentang keganasan PKI tahun 1948,'kata bupati kepada ketua DPRD yang berada di sampingnya.
Setelah dari lokasi kekejaman PKI,bupati dan muspida menuju ke paseban museum.Di lokasi tersebut bupati menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat kurang mampu.Sebelumnya,Sumantri juga memperkenalkan ketua dewan dan muspida kepada masyarakat.
Tentang peristiwa keganasan PKI tahun 1948 yang berujung di Soco ini,bupati mengimbau masyarakat waspada.Ini dibuktikan dengan pembacaan ikrar kesetiaan kepada Pancasila dalam upacara tersebut. (rif/isd)
Sumber : Radarmadiun.com
Sumber foto : google.co.id
Tidak ada komentar