Kulit Selosari, Produk Industri Rumahan Berkulalitas Pabrik
Berkunjung ke Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang berada di kaki Gunung Lawu, rasanya belum lengkap kalau belum singgah ke sentra industri kulit Selosari, di Kelurahan Selosari, Kecamatan Magetan.
Sentra industri kulit ini berada di jalur menuju ke Telaga Sarangan. Industri kulit ini dipusatkan di jalan Sawo kelurahan Selosar, sekitar 1 Kilometer arah barat Kota Magetan. Di kawasan ini, puluhan perajin membuat produk sepatu, sandal, tas dan aksesori berbahan kulit lembu dengan cara tradisional.
Letaknya yang berada di pusat Kota Magetan, membuat tempat ini sangat mudah dikunjungi. Dari Terminal Magetan, pengunjung bisa menumpang angkutan umum dengan tarif Rp3.000 per orang, atau Rp5.000 per orang jika dari Terminal Maospati.
Memasuki kawasan ini, para pecinta mode akan dibuai dengan etalase toko yang memajang aneka model sandal, sepatu, tas, jaket, dan aksesori dari kulit lainnya.
Tentu saja karena dari bahan dasar kulit lembu asli dan dikerjakan secara tradisional maka soal harga produk kulit di kawasan ini sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan produk pada umumnya.
Contohnya, harga jaket kulit di sejumlah toko harganya berkisar Rp400 ribu. Harga tas dari bahan kulit lembu asli berkisar Rp75 ribu hingga Rp700 ribu per item. Namun, untuk pernak-pernik unik dihargai sekitar Rp5.000 hingga Rp 25ribu per item. Sedangkan sandal dan sepatu bervariasi antara Rp35 ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung modelnya.
Bahan kulit lembu ini didapatkan dari Magetan dan sekitarnya, kemudian diolah atau disamak dengan peralatan sederhana, dikeringkan, lalu dijadikan bahan kulit. Bicara soal keawetan, pasti bahan kulit ini terjamin kualitasnya.
Menurut perajin kulit sekaligus pemilik ruang pamer Praktis Manchegiani, di sentra industri kulit Selosari, Suwarni Susanto, sentra ini banyak dikunjungi saat liburan sekolah, tahun baru, ataupun liburan Hari Raya keagamaan.
Untuk menyambut kedatangan pengunjung dari dalam dan luar Kota Magetan selama Lebaran, ia sengaja menambah koleksi dan stok produk kulitnya.
Jika pada hari normal ia hanya menyediakan 1.700 item produk kulit mulai sepatu, sandal, dan tas. Maka, saat ini ia tambah hingga tiga kali lipatnya. Yakni sekitar 5.000 item produk kulit.
"Selera pembeli itu bermacam-macam. Oleh karena itu, kami berusaha untuk menyediakan produk kulit bermacam-macam pula. Meski buatan industri rumah tangga, namun koleksi modelnya diharapkan tidak kalah dengan buatan pabrik," terang Suwarni.
Ia mengaku selama libur lebaran kali ini, omzet yang ia raih meningkat hingga 10 kali lipat dari hari biasanya.
Meningkatnya omzet pernjualan, diperkirakan karena setiap hari para pemudik tujuan Jawa Tengah dan Jawa Barat yang lewat jalur alternatif Magetan-Solo, banyak yang memborong sebagai oleh-oleh mudik Lebaran. Selain itu, setelah berpiknik di Telaga Sarangan, para pemudik selalu menyempatkan singgah di tempat ini.
Disukai mutu dan modelnya
Liburan Lebaran merupakan masa puncak bagi para perajin kulit di sentra industri kulit Selosari. Pasalnya, para pengunjung yang datang ke sentra ini membeludak.
Perajin kulit sekaligus pemilik ruang pamer di sentra industri kulit selosari, Karya Pahala, Hj. Kunjati, mengatakan, selama arus mudik dan balik Lebaran, jumlah pengunjung dan omzet penjualannya melonjak 60 hingga 100 persen.
"Untuk persiapan, kami telah menambah stok dan koleksi pada jauh hari sebelum Lebaran. Hal ini karena pembeli menyukai toko kami yang memiliki banyak koleksi dengan bahan kulit lembu asli," paparnya.
Salah satu pengunjung, Sri Fitriani, mengatakan, ia tertarik membeli sepatu kulit, karena harganya yang murah dan modelnya banyak pilihan.
"Saya suka membeli sandal dan sepatu di sini untuk oleh-oleh saudara di Surabaya. Selain harganya terjangkau, yang penting mutu keaslian kulitnya terjamin," ucap dia yang asli Magetan ini namun telah menetap di Surabaya.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Magetan Venly Tommy, mengatakan, potensi kerajinan kulit di Magetan tersebut didukung oleh industri kecil penyamakan kulit dengan proses nabati maupun kimiawi.
"Industri kecil penyamakan kulit ini disebut Lingkungan Industri Kulit (LIK), yang berada berada di Kelurahan Ringin Agung, Kecamatan Magetan Kota dan di Desa Mojopurno, Kecamatan Ngariboyo serta beberapa desa di sekitarnya," ujar dia.
Sehingga, pengerjaan kerajinan kulit di Magetan sudah dimulai dari bahan mentah hingga jadi barang kerajinan. Hal ini tentunya, menambah nilai ekonomi para perajin.
Hingga kini terdapat sekitar 30 perajin kulit yang berada di sentra industri kulit Selosari. Mereka dibawah pembinaan Diperindag kabupaten Magetan.
Sumber : antarajatim.com
Sentra industri kulit ini berada di jalur menuju ke Telaga Sarangan. Industri kulit ini dipusatkan di jalan Sawo kelurahan Selosar, sekitar 1 Kilometer arah barat Kota Magetan. Di kawasan ini, puluhan perajin membuat produk sepatu, sandal, tas dan aksesori berbahan kulit lembu dengan cara tradisional.
Letaknya yang berada di pusat Kota Magetan, membuat tempat ini sangat mudah dikunjungi. Dari Terminal Magetan, pengunjung bisa menumpang angkutan umum dengan tarif Rp3.000 per orang, atau Rp5.000 per orang jika dari Terminal Maospati.
Memasuki kawasan ini, para pecinta mode akan dibuai dengan etalase toko yang memajang aneka model sandal, sepatu, tas, jaket, dan aksesori dari kulit lainnya.
Tentu saja karena dari bahan dasar kulit lembu asli dan dikerjakan secara tradisional maka soal harga produk kulit di kawasan ini sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan produk pada umumnya.
Contohnya, harga jaket kulit di sejumlah toko harganya berkisar Rp400 ribu. Harga tas dari bahan kulit lembu asli berkisar Rp75 ribu hingga Rp700 ribu per item. Namun, untuk pernak-pernik unik dihargai sekitar Rp5.000 hingga Rp 25ribu per item. Sedangkan sandal dan sepatu bervariasi antara Rp35 ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung modelnya.
Bahan kulit lembu ini didapatkan dari Magetan dan sekitarnya, kemudian diolah atau disamak dengan peralatan sederhana, dikeringkan, lalu dijadikan bahan kulit. Bicara soal keawetan, pasti bahan kulit ini terjamin kualitasnya.
Menurut perajin kulit sekaligus pemilik ruang pamer Praktis Manchegiani, di sentra industri kulit Selosari, Suwarni Susanto, sentra ini banyak dikunjungi saat liburan sekolah, tahun baru, ataupun liburan Hari Raya keagamaan.
Untuk menyambut kedatangan pengunjung dari dalam dan luar Kota Magetan selama Lebaran, ia sengaja menambah koleksi dan stok produk kulitnya.
Jika pada hari normal ia hanya menyediakan 1.700 item produk kulit mulai sepatu, sandal, dan tas. Maka, saat ini ia tambah hingga tiga kali lipatnya. Yakni sekitar 5.000 item produk kulit.
"Selera pembeli itu bermacam-macam. Oleh karena itu, kami berusaha untuk menyediakan produk kulit bermacam-macam pula. Meski buatan industri rumah tangga, namun koleksi modelnya diharapkan tidak kalah dengan buatan pabrik," terang Suwarni.
Ia mengaku selama libur lebaran kali ini, omzet yang ia raih meningkat hingga 10 kali lipat dari hari biasanya.
Meningkatnya omzet pernjualan, diperkirakan karena setiap hari para pemudik tujuan Jawa Tengah dan Jawa Barat yang lewat jalur alternatif Magetan-Solo, banyak yang memborong sebagai oleh-oleh mudik Lebaran. Selain itu, setelah berpiknik di Telaga Sarangan, para pemudik selalu menyempatkan singgah di tempat ini.
Disukai mutu dan modelnya
Liburan Lebaran merupakan masa puncak bagi para perajin kulit di sentra industri kulit Selosari. Pasalnya, para pengunjung yang datang ke sentra ini membeludak.
Perajin kulit sekaligus pemilik ruang pamer di sentra industri kulit selosari, Karya Pahala, Hj. Kunjati, mengatakan, selama arus mudik dan balik Lebaran, jumlah pengunjung dan omzet penjualannya melonjak 60 hingga 100 persen.
"Untuk persiapan, kami telah menambah stok dan koleksi pada jauh hari sebelum Lebaran. Hal ini karena pembeli menyukai toko kami yang memiliki banyak koleksi dengan bahan kulit lembu asli," paparnya.
Salah satu pengunjung, Sri Fitriani, mengatakan, ia tertarik membeli sepatu kulit, karena harganya yang murah dan modelnya banyak pilihan.
"Saya suka membeli sandal dan sepatu di sini untuk oleh-oleh saudara di Surabaya. Selain harganya terjangkau, yang penting mutu keaslian kulitnya terjamin," ucap dia yang asli Magetan ini namun telah menetap di Surabaya.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Magetan Venly Tommy, mengatakan, potensi kerajinan kulit di Magetan tersebut didukung oleh industri kecil penyamakan kulit dengan proses nabati maupun kimiawi.
"Industri kecil penyamakan kulit ini disebut Lingkungan Industri Kulit (LIK), yang berada berada di Kelurahan Ringin Agung, Kecamatan Magetan Kota dan di Desa Mojopurno, Kecamatan Ngariboyo serta beberapa desa di sekitarnya," ujar dia.
Sehingga, pengerjaan kerajinan kulit di Magetan sudah dimulai dari bahan mentah hingga jadi barang kerajinan. Hal ini tentunya, menambah nilai ekonomi para perajin.
Hingga kini terdapat sekitar 30 perajin kulit yang berada di sentra industri kulit Selosari. Mereka dibawah pembinaan Diperindag kabupaten Magetan.
Sumber : antarajatim.com
untuk melihat katalog produk Sepatu Kulit Asli Magetan silahkan berkunjung ke FB page kami, atau silahkan klik http://www.sepatukulitmagetan.net
BalasHapus