Ribuan Warga Magetan Rebutan Sedekah Bolu
Guna memperingati tahun baru penanggal bulan jawa 1 Suro Pemerintah Kabupaten Magetan menggelar tradisi Ledug Suro dengan "Ngalub" (meraih) berkah Bolu Rahayu yang perayaannya dipusatkan di Alun-Alun setempat.
Dalam tradisi ini, ribuan warga dari Magetan dan sekitarnya tumpah ruah mengikuti acara Ledug Suro. Upacara tersebut diawali dengan kirab Bolu Rahayu yang dibentuk sesuai bentuk lesung dan bedug masjid dari dalam pendopo Kabupaten Magetan menuju ke alun alun. Puncak acara adalah berebut bolu rahayu.
"Hampir setiap tahun saya selalu mengikuti acara ini. Warga Magetan percaya jika berhasil mendapatkan bolu rahayu tersebut akan mendapatkan berkah dan segala keinginannya akan terkabul." ujar salah satu warga Magetan, Arip.
Pantauan di lapangan, meski dibawah guyuran hujan namun, warga Magetan terlihat antusias mengikuti perayaan acara yang dihelat satu tahun sekali ini. Selain keinginan pribadi, mereka juga berharap pada tahun mendatang kehidupan warga Magetan dan bangsa Indonesia akan lebih baik.
Untuk mendapatkan bolu rahayu tidaklah mudah. Warga harus berdesak-desakan demi untuk mendapatkan bolu rahayu meski yang tersisa hanya remah-remah bolu rahayu. Bahkan ada beberapa yang beberapa warga yang jatuh dan sempat terinjak injak saat berebut bolu tersebut.
"Tadi jatuh dan tangan saya diinjak samapi terkilir oleh orang tapi tidak tahui siapa soalnya banyak orang. Tapi saya masih beruntung bisa dapat dua kue," kata Pranoto, sambil memegangi tangan kirinya yang sakit.
Kondisi hujan ini membuat kue bolu menjadi basah dan mengurangi rasa. Namun hal tersebut seakan tidak menghalangi warga untuk langsung menyantapnya begitu berhasil mendapatkanya.
Tradisi Ledug Suro ini menghabiskan sekitar sepuluh ribu biji kue bolu. Pembuatannya dilakukan sendiri oleh industri rumah tangga kue bolu yang ada di Kabupaten Magetan. [rdk/kun]
Sumber : beritajatim.com
Sumber ilustrasi Foto : Google.com
Dalam tradisi ini, ribuan warga dari Magetan dan sekitarnya tumpah ruah mengikuti acara Ledug Suro. Upacara tersebut diawali dengan kirab Bolu Rahayu yang dibentuk sesuai bentuk lesung dan bedug masjid dari dalam pendopo Kabupaten Magetan menuju ke alun alun. Puncak acara adalah berebut bolu rahayu.
"Hampir setiap tahun saya selalu mengikuti acara ini. Warga Magetan percaya jika berhasil mendapatkan bolu rahayu tersebut akan mendapatkan berkah dan segala keinginannya akan terkabul." ujar salah satu warga Magetan, Arip.
Pantauan di lapangan, meski dibawah guyuran hujan namun, warga Magetan terlihat antusias mengikuti perayaan acara yang dihelat satu tahun sekali ini. Selain keinginan pribadi, mereka juga berharap pada tahun mendatang kehidupan warga Magetan dan bangsa Indonesia akan lebih baik.
Untuk mendapatkan bolu rahayu tidaklah mudah. Warga harus berdesak-desakan demi untuk mendapatkan bolu rahayu meski yang tersisa hanya remah-remah bolu rahayu. Bahkan ada beberapa yang beberapa warga yang jatuh dan sempat terinjak injak saat berebut bolu tersebut.
"Tadi jatuh dan tangan saya diinjak samapi terkilir oleh orang tapi tidak tahui siapa soalnya banyak orang. Tapi saya masih beruntung bisa dapat dua kue," kata Pranoto, sambil memegangi tangan kirinya yang sakit.
Kondisi hujan ini membuat kue bolu menjadi basah dan mengurangi rasa. Namun hal tersebut seakan tidak menghalangi warga untuk langsung menyantapnya begitu berhasil mendapatkanya.
Tradisi Ledug Suro ini menghabiskan sekitar sepuluh ribu biji kue bolu. Pembuatannya dilakukan sendiri oleh industri rumah tangga kue bolu yang ada di Kabupaten Magetan. [rdk/kun]
Sumber : beritajatim.com
Sumber ilustrasi Foto : Google.com
Tidak ada komentar