Korban Puting Beliung, Pengungsi Tunggu Bantuan
Sebanyak 120 korban angin puting beliung di Desa Turi dan Sukowidi, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan yang kini mengungsi di rumah sanak saudaranya, belum mendapat bantuan dari pemkab.
Padahal, bupati serta sejumlah anggota DPRD Kabupaten Magetan, sudah melihat sendiri kondisi korban amukan angin tersebut. Para korban yang terdiri atas 19 KK itu, rumahnya rata dengan tanah akibat amukan angin yang terjadi Sabtu (8/1).
Pemkab Magetan hanya menyiapkan 3 dapur di Dusun Ngleming, Desa Turi, Kecamatan Panekan, yang dinilai lokasi bencana paling parah. Dapur darurat itu, didirikan warga bersama Satlak PBP (Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi) Pemkab Magetan.
Salah seorang korban puting beliung yang mengungsi itu adalah Sutini (48) warga Dusun Ngleming, Desa Turi bersama seluruh anggota keluarganya. Dia terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya karena rumahnya ambruk total dan dia belum mampu memperbaikinya.
Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Magetan, Suratno berjanji bakal mendesak eksekutif segera mencairkan dana bantuan tanggap bencana senilai Rp 1 miliar yang masih tersimpan dalam APBD Tahun 2011. Menurutnya, dia bakal segera membawa kasus bencana itu, ke dalam rapat komisi dan hasilnya bakal disampaikan ke eksekutif.
Sementara, Bupati Magetan, Sumantri yang mendatangi lokasi bencana bersama sejumlah pejabat lainnya menegaskan, belum bisa memastikan pencairan dana bantuan bencana alam tersebut. Alasannya, hingga kini, dia belum mendapatkan data akurat mengenai korban dan kerugian masing-masing korban.
“Tim pendata mulai dari kepala desa dan camat belum menyerahkan data akuratnya. Jadi kami belum bisa menyampaikan bantuan bagi korban. Untuk bantuan membutuhkan data detail rincian masing-masing korban agar tidak salah sasaran,” tandasnya.
Sejumlah warga dan anggota TNI, kemarin pagi sibuk membenahi rumah warga yang hancur dengan harapan agar dapat segera ditempati. Namun, untuk korban angin puting beliung yang hancur total, belum dapat mengembalikan bangunan rumahnya.
Sementara itu, di Trenggalek yang diguyur hujan deras pada Sabtu (8/1) sekitar pukul 20.00 WIB, menyebabkan sebuah rumah di Desa Duren RT 16/RW 2, Kecamatan Tugu, hanyut terbawa arus Sungai Dadapan. Satu rumah lainnya rusak parah hingga menyisakan bagian belakang rumah saja.
Menurut Kadiran (65), salah satu warga, hujan turun sejak siang hari di wilayah pegunungan. Menjelang magrib, air dari pegunungan mulai membanjiri Sungai Dadapan yang membelah Desa Duren. Semakin lama arus semakin deras dan mulai mengikis tanggul sungai. Padahal di atas tanggul setinggi 6 meter tersebut berdiri belasan rumah warga.
Lantaran terus terjadi longsoran tanggul, saat malam menjelang warga berinisiatif mengungsi. Benar saja, sekitar pukul 20.00 WIB, terjadi longsoran besar yang membuat tanggul jebol.wan/st37
Sumber : Surya.co.id
Sumber Ilustrasi Foto : google.com