Panen Jeblok Harga Kubis Naik
Harga sayuran kubis di pasar sayur Magetan mengalami peningkatan mencapai 25 presen dibanding harga normal. Peningkatan harga sayuran kubis ini dipicu oleh gagalnya panennya disejumlah sentra penghasil di Kabupaten Magetan.
Salah satu penjual sayur di pasar sayur Magetan, Sumini mengatakan, jika sebelumnya harga kubis hanya berkisar oada harga Rp2.000 perkilogramnya. Kini harga sayuran tersebut telah menginjak harga Rp2.500,00 perkilogramnya.
"Sudah beberapa hari ini harganya naik secara bertahap. Kini harganya sudah naik sampai Rp 500 perkilogramnya. Kenaikan harga ini sudah dari petaninya karena hasil panennya juga turun banget dibanding sebelum-sebelumnya," ujarnya, Senin (30/5/2011).
Menurunnya kualitas dan kwantitas panen kubis juga dibenarkan oleh salah satu petani kubis asal Magetan Sutini. Menurut Sutini dalam kondisi normal dari 14.000 bibit kubis yang ia tanam bisa menghasilkan kurang lebih 10 ton kubis.
"Saat ini tidak sampai 10 ton paling cuman enam tujuh ton saja. Menurunnya hasil penen ini karena terlalu banyak hujan dan serangan hama ulat uang memakan daun kubis," ujarnya.
Sutini menjelaskan, jika cuaca bagus satu buah kubis memiliki berat paling sedikit dua kilogram. Namun saat ini karena tingginya curah hujan selain banyak kubis yang rusak, kubis yang dihasilkan beratnya juga merosot tajam hingga mencapai satu hingga satu setengah kilogram.
Kabupaten Magetan yang menjadi sentra pengahasil tanaman hotikulturan adalah di wilayah Plaosan. Pada lahan yang terletak di lereng Gunung Lawu ini, banyak ditanami tanaman pangan seperti, kubis, tomat, kentang, dan stroberi. [rdk/kun]
Salah satu penjual sayur di pasar sayur Magetan, Sumini mengatakan, jika sebelumnya harga kubis hanya berkisar oada harga Rp2.000 perkilogramnya. Kini harga sayuran tersebut telah menginjak harga Rp2.500,00 perkilogramnya.
"Sudah beberapa hari ini harganya naik secara bertahap. Kini harganya sudah naik sampai Rp 500 perkilogramnya. Kenaikan harga ini sudah dari petaninya karena hasil panennya juga turun banget dibanding sebelum-sebelumnya," ujarnya, Senin (30/5/2011).
Menurunnya kualitas dan kwantitas panen kubis juga dibenarkan oleh salah satu petani kubis asal Magetan Sutini. Menurut Sutini dalam kondisi normal dari 14.000 bibit kubis yang ia tanam bisa menghasilkan kurang lebih 10 ton kubis.
"Saat ini tidak sampai 10 ton paling cuman enam tujuh ton saja. Menurunnya hasil penen ini karena terlalu banyak hujan dan serangan hama ulat uang memakan daun kubis," ujarnya.
Sutini menjelaskan, jika cuaca bagus satu buah kubis memiliki berat paling sedikit dua kilogram. Namun saat ini karena tingginya curah hujan selain banyak kubis yang rusak, kubis yang dihasilkan beratnya juga merosot tajam hingga mencapai satu hingga satu setengah kilogram.
Kabupaten Magetan yang menjadi sentra pengahasil tanaman hotikulturan adalah di wilayah Plaosan. Pada lahan yang terletak di lereng Gunung Lawu ini, banyak ditanami tanaman pangan seperti, kubis, tomat, kentang, dan stroberi. [rdk/kun]
Sumber : Beritajatim.com
Sumber Ilustrasi Foto : Google.com
Tidak ada komentar