Anak Masuk Sekolah, Perhiasan Ortu Ikut 'Sekolah'
Momentum penerimaan murid baru, bukan hanya sekolah yang ramai dikunjungi warga, namun juga Kantor Pegadaian Cabang Jombang. Para orang tua (ortu) datang ke kantor pegadaian guna menyekolahkan alias menggadaikan perhiasannya. Uang hasil gadai perhiasan tersebut digunakan membayar biaya masuk sekolah si buah hati.
Hal itu salah satunya dilakukan oleh Suprapti (40), warga Desa Menturo Kecamatan Sumobito. Perempuan tambun ini datang ke pegadaian untuk meminjam uang. Sebagai agunannya, Suprapti menyerahkan seuntai kalung emas.
Upaya yang dilakukan Suprapti bukan tanpa alasan. Semua itu demi anak pertamanya yang hendak memasuki bangku SMA. Lembaran rupiah hasil menyekolahkan perhiasan di pegadaian itu akan digunakan untuk biaya anaknya masuk sekolah.
"Sekolah gratis hanya ada di iklan. Buktinya, anak saya yang masuk SMA harus membayar sekitar Rp 4 juta. Karena tidak punya uang, ya terpaksa menggadaikan perhiasan. Yang penting anak saya bisa sekolah," kata Suprapti ketika antre di depan juru taksir Kantor Pegadaian Cabang Jombang.
Suprapti tidak sendiri, ada ratusan warga lain yang melakukan upaya serupa. Berdasarkan data yang ada di Pegadaian Cabang Jombang, bulan Juni ini sudah ada 2 ribu nasabah yang melakukan transaksi. Dari jumlah itu, sebanyak 25 persen nasabah menggunakan dana itu untuk biaya pendidikan anak.
Jika dibandaing bulan sebelumnya, jumlah nasabah bulan Juni mengalami peningkatan lumayan tajam. Pasalnya, bulan Mei jumlah nasabah hanya 1.600 orang. Peningkatan itu dipicu oleh momentum pendaftaran masuk sekolah. "Banyak orang tua yang membutuhkan biaya untuk sekolah anak," kata Hariyadi, Pimpinan Pegadaian Cabang Jombang, Rabu (29/6/2011).
Disinggung jumlah nominal transaksi, pria berusia 53 tahun ini menjelaskan, selama bulan Juni, nilai transaksi sudah tembus Rp 19 miliar. Padahal bulan sebelumnya nilai transaksi hanya sebesar Rp 15 miliar. Lagi-lagi, Hariyadi mengatakan bahwa kenaikan itu dipicu oleh momentum pendaftaran murid baru.
"Untuk bulan Juni, jumlah transaksi mencapai Rp 19 miliar. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 5 miliar digunakan untuk biaya pendidikan.Sedangkan sisanya untuk pengembangan usaha. Barang yang digadaikan rata-rata perhiasan," ungkap mantan Pimpinan Pegadaian Cabang Magetan ini. [suf/but]
Hal itu salah satunya dilakukan oleh Suprapti (40), warga Desa Menturo Kecamatan Sumobito. Perempuan tambun ini datang ke pegadaian untuk meminjam uang. Sebagai agunannya, Suprapti menyerahkan seuntai kalung emas.
Upaya yang dilakukan Suprapti bukan tanpa alasan. Semua itu demi anak pertamanya yang hendak memasuki bangku SMA. Lembaran rupiah hasil menyekolahkan perhiasan di pegadaian itu akan digunakan untuk biaya anaknya masuk sekolah.
"Sekolah gratis hanya ada di iklan. Buktinya, anak saya yang masuk SMA harus membayar sekitar Rp 4 juta. Karena tidak punya uang, ya terpaksa menggadaikan perhiasan. Yang penting anak saya bisa sekolah," kata Suprapti ketika antre di depan juru taksir Kantor Pegadaian Cabang Jombang.
Suprapti tidak sendiri, ada ratusan warga lain yang melakukan upaya serupa. Berdasarkan data yang ada di Pegadaian Cabang Jombang, bulan Juni ini sudah ada 2 ribu nasabah yang melakukan transaksi. Dari jumlah itu, sebanyak 25 persen nasabah menggunakan dana itu untuk biaya pendidikan anak.
Jika dibandaing bulan sebelumnya, jumlah nasabah bulan Juni mengalami peningkatan lumayan tajam. Pasalnya, bulan Mei jumlah nasabah hanya 1.600 orang. Peningkatan itu dipicu oleh momentum pendaftaran masuk sekolah. "Banyak orang tua yang membutuhkan biaya untuk sekolah anak," kata Hariyadi, Pimpinan Pegadaian Cabang Jombang, Rabu (29/6/2011).
Disinggung jumlah nominal transaksi, pria berusia 53 tahun ini menjelaskan, selama bulan Juni, nilai transaksi sudah tembus Rp 19 miliar. Padahal bulan sebelumnya nilai transaksi hanya sebesar Rp 15 miliar. Lagi-lagi, Hariyadi mengatakan bahwa kenaikan itu dipicu oleh momentum pendaftaran murid baru.
"Untuk bulan Juni, jumlah transaksi mencapai Rp 19 miliar. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 5 miliar digunakan untuk biaya pendidikan.Sedangkan sisanya untuk pengembangan usaha. Barang yang digadaikan rata-rata perhiasan," ungkap mantan Pimpinan Pegadaian Cabang Magetan ini. [suf/but]
Sumber : Berita Jatim
Tidak ada komentar