20 Ribu Pendekar 'Serbu' Madiun
Polisi memprediksi sebanyak 18-20 ribu pendekar akan mengikuti peringatan tahun baru Hijriah atau yang biasa disebut Suran Agung atau Sura Agung, Ahad, 11 Desember 2011. Sura adalah sebutan untuk bulan Muharam, bulan awal dalam tahun Hijriah.
Selain dari Madiun, para pendekar itu datang dari beberapa kabupaten di sekitar Madiun seperti Ponorogo, Magetan, Ngawi, Nganjuk, Trenggalek, Tulungagung, dan sebagainya.
“Jumlahnya diprediksi 18-20 ribu akan datang ke sini. Mereka biasanya melakukan konvoi yang dikhawatirkan bisa memicu konflik,” kata Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Brigadir Jenderal Eddi Sumantri usai apel siaga pengamanan. Karena itu jumlah aparat keamanan yang disiagakan cukup banyak.
Berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, sejak Sabtu malam, 10 Desember 2011, ratusan polisi sudah ditempatkan di sejumlah lokasi rawan mulai dari dua padepokan perguruan silat dan ruas-ruas jalan yang diprediksi digunakan jalur konvoi massa.
“Jika ada kerumunan massa yang berpotensi konflik, petugas akan mengurai. Jika memang eskalasinya meningkat, kami akan gunakan alat-alat taktis,” ujar dia.
Sementara itu Kepala Kepolisian Resor Madiun Kota Ajun Komisaris Besar Adi Deriyan Jayamarta mengatakan jumlah polisi yang disiagakan mencapai 2.500 personel. “Kami juga di-back-up aparat TNI dan petugas lainnya sekitar 300 personel,” ucap dia.
Adi menambahkan pihaknya juga akan menyiagakan personel khusus dari unsur perwira yang disebut Perwira Pengendali (Padal). “Padal disiagakan di 24 titik rawan. Padal memiliki wewenang mengambil tindakan tanpa harus melapor terlebih dahulu,” katanya. Guna mencegah konflik, setiap rombongan akan dikawal petugas Kepolisian Sektor dan Polres setempat.
Peringatan Suran Agung kali ini dilakukan Persaudaraan Setia Hati (PSH) Winongo Tunas Muda. Kegiatan serupa telah dilakukan PSH Terate pada 26-27 November 2011 lalu atau tepat malam 1 Sura (1 Muharam 1433 H). Kedua anggota dari dua perguruan silat itu kerap terlibat konflik saat mengadakan kegiatan yang melibatkan massa.
Sumber : Tempointeraktif.com
Selain dari Madiun, para pendekar itu datang dari beberapa kabupaten di sekitar Madiun seperti Ponorogo, Magetan, Ngawi, Nganjuk, Trenggalek, Tulungagung, dan sebagainya.
“Jumlahnya diprediksi 18-20 ribu akan datang ke sini. Mereka biasanya melakukan konvoi yang dikhawatirkan bisa memicu konflik,” kata Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Brigadir Jenderal Eddi Sumantri usai apel siaga pengamanan. Karena itu jumlah aparat keamanan yang disiagakan cukup banyak.
Berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, sejak Sabtu malam, 10 Desember 2011, ratusan polisi sudah ditempatkan di sejumlah lokasi rawan mulai dari dua padepokan perguruan silat dan ruas-ruas jalan yang diprediksi digunakan jalur konvoi massa.
“Jika ada kerumunan massa yang berpotensi konflik, petugas akan mengurai. Jika memang eskalasinya meningkat, kami akan gunakan alat-alat taktis,” ujar dia.
Sementara itu Kepala Kepolisian Resor Madiun Kota Ajun Komisaris Besar Adi Deriyan Jayamarta mengatakan jumlah polisi yang disiagakan mencapai 2.500 personel. “Kami juga di-back-up aparat TNI dan petugas lainnya sekitar 300 personel,” ucap dia.
Adi menambahkan pihaknya juga akan menyiagakan personel khusus dari unsur perwira yang disebut Perwira Pengendali (Padal). “Padal disiagakan di 24 titik rawan. Padal memiliki wewenang mengambil tindakan tanpa harus melapor terlebih dahulu,” katanya. Guna mencegah konflik, setiap rombongan akan dikawal petugas Kepolisian Sektor dan Polres setempat.
Peringatan Suran Agung kali ini dilakukan Persaudaraan Setia Hati (PSH) Winongo Tunas Muda. Kegiatan serupa telah dilakukan PSH Terate pada 26-27 November 2011 lalu atau tepat malam 1 Sura (1 Muharam 1433 H). Kedua anggota dari dua perguruan silat itu kerap terlibat konflik saat mengadakan kegiatan yang melibatkan massa.
Sumber : Tempointeraktif.com
Tidak ada komentar