Dua Lagi Santri Indonesia Tewas di Yaman

Dua orang santri asal Indonesia kembali tewas di wilayah Dammaj, Yaman, Rabu pekan lalu. Mayat korban sulit dievakuasi karena pemberontak al-Houthi menembaki mereka yang berusaha menolong.

Menurut informasi dari salah satu santri di Dammaj, Abu Fairuz, melalui SMS yang dikirimkan kepada kawannya Ahmad Hasan di Magetan, dua orang yang tewas bernama Muhammad Amin bin Haji Nurdin dan Adam Djauhari, keduanya adalah santri dari Ambon. Mereka adalah salah satu santri pesantren Darul Hadits yang tewas ditembak di bukit Baroqoh.

Jasad pertama yang berhasil dievakuasi adalah Adam Djauhari dan langsung dikuburkan tanpa dimandikan dan dikafani. Hasan mengatakan, melihat dari kondisi jenazah, mereka disiksa sebelum akhirnya dibunuh.

"Semalam kita telah kuburkan kurang lebih 17 jenazah ikhwan yang gugur dalam peperangan 4 hari. Jenazah Adam ada, sedangkan jenazah Amin baru kali ini akan diambil karena lokasi yang sulit," tulis SMS Abu Fairuz kepada Hasan yang diterima VIVAnews, Senin 12 Desember 2011.

"(Jenazah) yang lain dari Aljazair, Rusia, Prancis, Libya, Amerika, Inggris dan Yaman, diperkirakan semuanya nanti berjumlah 21-23 jenazah, sepertinya mereka disiksa sebelum dibunuh," lanjut SMS tersebut lagi.

Proses pengambilan jenazah sangat sulit. Selain medan yang berat, pasukan al-Houthi juga menembaki para santri yang berusaha mengevakuasi jenazah. Seorang santri dilaporkan tewas ketika berusaha mendekati lokasi.

"Orang Dammaj ada yang berusaha mengambil (jenazah), kena tembak, langsung mati di situ juga," kata Abu Fairuz. Setelah beberapa hari, akhirnya para santri berhasil mendekati dan mengambil jenazah.

Kabar kematian santri Indonesia ini dibenarkan oleh Kedutaan Besar RI di ibukota Sanaa. Wakil Duta Besar RI untuk Yaman, Agus Syarif Budiman, mengatakan telah menerima kabar tersebut lima hari yang lalu. Kendati jumlah korban WNI semakin banyak, namun Agus mengaku sulit mengirimkan bantuan.

"KBRI sudah berulangkali minta Kementerian Luar Negeri Yaman untuk ke sana, tapi kata mereka 'tunggu saja'," kata Agus kepada VIVAnews.

Dia mengatakan, sampai saat ini pemerintah Yaman tidak memberikan izin masuk ke Dammaj karena wilayah tersebut sangat rawan. Di wilayah yang diduduki oleh pemberontak Syiah al-Houthi, pemerintah Yaman juga tidak dapat berbuat apa-apa.
 
Masih terdapat sekitar 140 santri asal Indonesia lagi di pesantren Darul Hadits. Mereka terjebak, dikepung pemberontak al-Houthi. Mereka juga menolak dievakuasi dengan alasan siap mati syahid mempertahankan pesantren. Sebelumnya, dua orang santri Indonesia telah tewas.

"Bantuan telah kami siapkan, tapi tidak bisa dikirimkan. Menunggu persetujuan dari pemerintah Yaman," kata Agus. 
 
Sumber : vivanews.com

Diberdayakan oleh Blogger.