Panen Jeruk Pamelo Magetan Menurun Akibat Hama
MAGETAN - Hasil panen jeruk pamelo yang merupakan komoditas asli Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menurun akibat serangan hama lalat buah yang semakin meluas.
Salah satu petani jeruk pamelo di sentra produksi Desa Tamanan, Kecamatan Sukomoro, Paiman, mengatakan sebelumnya hama lalat buah hanya menyerang sentra produksi di Kecamatan Takeran, kini telah meluas ke Kecamatan Sukomoro dan Bendo.
"Tanaman yang terserang hama menjadi tidak produktif. Jumlah buah yang dihasilkan menurun drastis, karena buah banyak yang busuk atau gagal," ujar Paiman, Selasa (7/2).
Normalnya satu pohon jeruk bisa menghasilkan 100 hingga 150 buah. Namun, akibat serangan lalat buah, jumlah buah yang bisa dipetik tinggal setengahnya saja. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada hasil panenan secara total.
Menurut dia, hama lalat buah tersebut menyerang dengan memasukkan telurnya yang kemudian menjadi larva dan menimbulkan pembusukan di dalam buah. Akibat serangan tersebut, banyak buah yang jatuh dari pohon dengan kondisi rusak sebelum bisa tumbuh menjadi besar.
"Buah yang terserang hama menguning dan akhirnya tidak dapat tumbuh menjadi besar dan membusuk. Buah-buah tersebut kemudian rontok," terang dia.
Hal yang sama diungkapkan oleh petani jeruk pamelo lainya, Rusmin. Pihaknya terpaksa memanen jerukya lebih dini guna menghindari kerugian lebih besar.
"Jika tidak segera dipanen, jeruk yang masih bagus bisa ikut terserang. Akibatnya petani bisa semakin rugi. Idealnya jeruk dipanen pada Maret hingga April mendatang," kata Rusmin.
Kondisi ini masih diperparah lagi dengan merosotnya harga jeruk pamelo di pasar. Jika sebelumnya bisa mencapai Rp5.000 per buah, kini hanya tinggal Rp2.000 per buah.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magetan, Edy Suseno, mengatakan, kondisi cuaca yang ekstrem dan cenderung lembab membuat hama semakin cepat berkembang biak.
"Untuk menekan penyebaran hama lalat buah pada tanaman jeruk pamelo, dinas telah memberikan bantuan plastik pembungkus buah dan obat-obatan," ucap Edy.
Selain itu, pihaknya juga terus memberikan pendampingan dan penyuluhan terhadap kelompok tani dengan melibatkan Institut Pertanian Bogor (IPB) agar hasil pembudidayaan jeruk pamelo di Magetan bisa lebih maksimal.
Daerah Magetan yang terkenal sebagai sentra penghasil jeruk pamelo adalah Kecamatan Bendo, Takeran, Sukomoro, dan Kawedanan (Betasuka).
Data Dinas Pertanian setempat mencatat, saat ini populasi jeruk pamelo di Magetan telah mencapai 582.845 pohon, yang tersebar di sentra pengembangan pamelo, dengan luas wilayah mencapai lebih dari 450 hektare. Rata-rata setiap hektar tertanami 1.300 pohon jeruk.
Sumber : Mediaindonesia.com
Salah satu petani jeruk pamelo di sentra produksi Desa Tamanan, Kecamatan Sukomoro, Paiman, mengatakan sebelumnya hama lalat buah hanya menyerang sentra produksi di Kecamatan Takeran, kini telah meluas ke Kecamatan Sukomoro dan Bendo.
"Tanaman yang terserang hama menjadi tidak produktif. Jumlah buah yang dihasilkan menurun drastis, karena buah banyak yang busuk atau gagal," ujar Paiman, Selasa (7/2).
Normalnya satu pohon jeruk bisa menghasilkan 100 hingga 150 buah. Namun, akibat serangan lalat buah, jumlah buah yang bisa dipetik tinggal setengahnya saja. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada hasil panenan secara total.
Menurut dia, hama lalat buah tersebut menyerang dengan memasukkan telurnya yang kemudian menjadi larva dan menimbulkan pembusukan di dalam buah. Akibat serangan tersebut, banyak buah yang jatuh dari pohon dengan kondisi rusak sebelum bisa tumbuh menjadi besar.
"Buah yang terserang hama menguning dan akhirnya tidak dapat tumbuh menjadi besar dan membusuk. Buah-buah tersebut kemudian rontok," terang dia.
Hal yang sama diungkapkan oleh petani jeruk pamelo lainya, Rusmin. Pihaknya terpaksa memanen jerukya lebih dini guna menghindari kerugian lebih besar.
"Jika tidak segera dipanen, jeruk yang masih bagus bisa ikut terserang. Akibatnya petani bisa semakin rugi. Idealnya jeruk dipanen pada Maret hingga April mendatang," kata Rusmin.
Kondisi ini masih diperparah lagi dengan merosotnya harga jeruk pamelo di pasar. Jika sebelumnya bisa mencapai Rp5.000 per buah, kini hanya tinggal Rp2.000 per buah.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magetan, Edy Suseno, mengatakan, kondisi cuaca yang ekstrem dan cenderung lembab membuat hama semakin cepat berkembang biak.
"Untuk menekan penyebaran hama lalat buah pada tanaman jeruk pamelo, dinas telah memberikan bantuan plastik pembungkus buah dan obat-obatan," ucap Edy.
Selain itu, pihaknya juga terus memberikan pendampingan dan penyuluhan terhadap kelompok tani dengan melibatkan Institut Pertanian Bogor (IPB) agar hasil pembudidayaan jeruk pamelo di Magetan bisa lebih maksimal.
Daerah Magetan yang terkenal sebagai sentra penghasil jeruk pamelo adalah Kecamatan Bendo, Takeran, Sukomoro, dan Kawedanan (Betasuka).
Data Dinas Pertanian setempat mencatat, saat ini populasi jeruk pamelo di Magetan telah mencapai 582.845 pohon, yang tersebar di sentra pengembangan pamelo, dengan luas wilayah mencapai lebih dari 450 hektare. Rata-rata setiap hektar tertanami 1.300 pohon jeruk.
Sumber : Mediaindonesia.com
Tidak ada komentar