Sisi Unik Industri Kerajinan Kulit Magetan
Magetan - Selain memiliki banyak potensi wisata ternyata Kabupaten Magetan juga di kenal dengan sebagai daerah penghasil produk kerajinan dari kulit selain Tanggulangin yang berada di Sidoarjo dan Cibaduyut yang berada di kota bandung jawa barat.
Industri kerajinan kulit Magetan juga mempunyai keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh kerajinan-kerajinan kulit di daerah lain. Keunikan tersebut adalah tenaga yang terlibat dalam proses pengerjaan kerajinan kulit bukanlah seseorang yang mempunyai profesi khusus sebagai perajin kulit melainkan kanya karyawan paruh waktu.
Di wilayah Magetan terdapat kurang lebih 131 industri kerajinan kulit yang kesemuanya tersebar di wilayah kelurahan Selosari, Kelurahan Ringinagung, Kelurahan Candirejo, dan Kelurahan Madigondo. Di setiap industry tersebut hanya mengerjakan 5-10 orang pegawai tetap sedangkan karyawan yang lain hanya bersifat borongan dan dikerjakan dirumah masing-masing.
“Kebanyakan pegawai saya adalah tenaga borongan, yang tetap cuman 7 orang saja. Pegawai borongan biasanya hanya ke sini untuk ambil bahan baku atau saat setor sepatu yang sudah jadi. Untuk pengerjaan sepatunya dilakukan di rumah, tapi terkadang ada juga yang mengerjakan di sini saat siang hari selepas dari pekerjaan utama mereka” ujar Susanto,salah seorang perajin sepatu dan sandal kulit yang berada di Kelurahan Ringinagung Kabupaten Magetan
Susanto juga menambahkan bahwa diantara sekian banyaknya pekerja tenaga borongan yang mengambil bahan baku dari tempatnya, tidak sedikit diantara mereka adalah para pegawai negeri sipil dan anggota ABRIi. Umumnya mereka mengerjakan pembuatan sepatu selepas pekerjaan utama.
Pernyataan dari Susanto tersebut di perkuat oleh Warsidi, salah satu karyawan yang paginya berstatus sebagai guru di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Magetan. “Daripada buang waktu percuma , mending nyambi kaya gini. Lumayanlah bisa mendapatkan pengasilan tambahan secara halal meskipun tidak banyak,” ujar warsidi
Rata-rata para pekerja paruh waktu itu dapat memperoleh penghasilan tambahan sebesar Rp 10,000 –Rp 25.000 per hari, bahkan lebih apabila bisa mengerjakan lebih banyak. Selain orang dewasa, tak sedikit pula pemuda dan anak-anak yang ikut terlibat bekaerja dalam industri ini.
Banyak pemuda ataupun anak-anak yang juga ikut bekerja menjadi tenaga borongan. Asalkan mereka mau dan syaratnya cuman harus tekun saja. Bisa dibilang di wilayah sini penduduknya tidak ada yang menganggu," laniut Susanto.
Walaupun para karyawan industry kulit magetan bukan tenaga profisional di bidangnya, namun berkat ketekunan dan bakat yang mereka miliki. Mereka bisa menghasilkan kualitas sepatu, sandal maupun produk – produk lain yang tak kalah mutunya dengan hasil buatan Cibaduyut maupun Tanggulangin yang lebih dulu terkenal.
Keunikan semacam itulah yang mewarnai industry perkulitan Magetan. Para Pengusaha di daerah ini sepertinya sengaja tidak mendatangkan tenaga-tenaga profesional dari daerah lain, namun mereka lebih tertarik memanfaatkan tenaga masyarakat setempat guna membantu perekonomian masyarakat serta secara tidak langsung juga mengembangkan rasa kesetiakawanan dan gotong royong.
Potensi masyarakat Magetan tersebut juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat. Adapun salah satu bentuk dukungan tersebut dengan memperbaiki dan membangun jalan-jalan yang menuju sentra industry kulit magetan agar para konsumen dapat mencapai tempat tersebut dengan mudah.
Sumber : adakita.com
Industri kerajinan kulit Magetan juga mempunyai keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh kerajinan-kerajinan kulit di daerah lain. Keunikan tersebut adalah tenaga yang terlibat dalam proses pengerjaan kerajinan kulit bukanlah seseorang yang mempunyai profesi khusus sebagai perajin kulit melainkan kanya karyawan paruh waktu.
Di wilayah Magetan terdapat kurang lebih 131 industri kerajinan kulit yang kesemuanya tersebar di wilayah kelurahan Selosari, Kelurahan Ringinagung, Kelurahan Candirejo, dan Kelurahan Madigondo. Di setiap industry tersebut hanya mengerjakan 5-10 orang pegawai tetap sedangkan karyawan yang lain hanya bersifat borongan dan dikerjakan dirumah masing-masing.
“Kebanyakan pegawai saya adalah tenaga borongan, yang tetap cuman 7 orang saja. Pegawai borongan biasanya hanya ke sini untuk ambil bahan baku atau saat setor sepatu yang sudah jadi. Untuk pengerjaan sepatunya dilakukan di rumah, tapi terkadang ada juga yang mengerjakan di sini saat siang hari selepas dari pekerjaan utama mereka” ujar Susanto,salah seorang perajin sepatu dan sandal kulit yang berada di Kelurahan Ringinagung Kabupaten Magetan
Susanto juga menambahkan bahwa diantara sekian banyaknya pekerja tenaga borongan yang mengambil bahan baku dari tempatnya, tidak sedikit diantara mereka adalah para pegawai negeri sipil dan anggota ABRIi. Umumnya mereka mengerjakan pembuatan sepatu selepas pekerjaan utama.
Pernyataan dari Susanto tersebut di perkuat oleh Warsidi, salah satu karyawan yang paginya berstatus sebagai guru di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Magetan. “Daripada buang waktu percuma , mending nyambi kaya gini. Lumayanlah bisa mendapatkan pengasilan tambahan secara halal meskipun tidak banyak,” ujar warsidi
Rata-rata para pekerja paruh waktu itu dapat memperoleh penghasilan tambahan sebesar Rp 10,000 –Rp 25.000 per hari, bahkan lebih apabila bisa mengerjakan lebih banyak. Selain orang dewasa, tak sedikit pula pemuda dan anak-anak yang ikut terlibat bekaerja dalam industri ini.
Banyak pemuda ataupun anak-anak yang juga ikut bekerja menjadi tenaga borongan. Asalkan mereka mau dan syaratnya cuman harus tekun saja. Bisa dibilang di wilayah sini penduduknya tidak ada yang menganggu," laniut Susanto.
Walaupun para karyawan industry kulit magetan bukan tenaga profisional di bidangnya, namun berkat ketekunan dan bakat yang mereka miliki. Mereka bisa menghasilkan kualitas sepatu, sandal maupun produk – produk lain yang tak kalah mutunya dengan hasil buatan Cibaduyut maupun Tanggulangin yang lebih dulu terkenal.
Keunikan semacam itulah yang mewarnai industry perkulitan Magetan. Para Pengusaha di daerah ini sepertinya sengaja tidak mendatangkan tenaga-tenaga profesional dari daerah lain, namun mereka lebih tertarik memanfaatkan tenaga masyarakat setempat guna membantu perekonomian masyarakat serta secara tidak langsung juga mengembangkan rasa kesetiakawanan dan gotong royong.
Potensi masyarakat Magetan tersebut juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat. Adapun salah satu bentuk dukungan tersebut dengan memperbaiki dan membangun jalan-jalan yang menuju sentra industry kulit magetan agar para konsumen dapat mencapai tempat tersebut dengan mudah.
Sumber : adakita.com
Tidak ada komentar