Budaya di Bojonegoro Kurang Terpublikasi
Mempunyai budaya yang tidak dimiliki daerah lain, seharusnya Bojonegoro menjadi daerah yang khas. Tapi sebaliknya, justru budaya yang dimiliki Bojojonegoro malah jarang terpublikasi sehingga masyarakat lokal malah tidak tahu adanya.
Sepuluh dari budaya yang ada di Jawa Timur, Bojonegoro mempunyai dua budaya yang tidak dimiliki daerah lain. Seperti yang disampaikan Pegiat Seni Bojonegoro, Aries Harijanto, yang akrab dipanggil Pak Dhe Uban,
Disela mendatangi wokshop Pantomime di Kampus Stai Sunan Giri yang termasuk acara Dies Natalis teater Giri Bojonegoro.
Menurut Dhe Uban, dua budaya tersebut adalah Saminisme dan Mataraman. Dari wilayah Jawa Timur pedalaman, seperti Ngawi, Madiun, Magetan, Trenggalek, Ponorogo, Nganjuk, Kediri, Jombang, dan Mojokerto banyak dipengaruhi nilai Mataraman itu, tidak ada yang memiliki ajaran Saminisme di wilayah lain.
"Dari budaya itu, Bojonegoro masih dipengaruhi dengan budaya mataram, seperti pada tuturnya yang lembut dan tradisi manten yang masih menggunakan seperti tradisi keraton," dia mencontohkan.
Paham Samin yang ada di Bojonegoro yang terkenal dengan budaya kesederhanaan, kebersamaan dan gotong royong ini malah belum tercover di Bojonegoro sendiri. Padahal ini budaya khas Bojonegoro. "Sebenarnya salah jika orang beranggapan bahwa Samin itu bodoh, mereka justru yang menanamkan kesederhanaan dan gotong royong yang kental," jelasnya.
Sepuluh budaya itu antara lain, pesisiran, yang ada di Tuban, Lamongan, Gresik. Surabayan, dengan budaya Arek, Madura Karapan Sapi, Osing di Banyuwangi, Malangan, Topeng Malang, Madura Pandalungan yang letaknya di tapal Kuda, Tengger di Gunung Bromo, Ponaragan, Reog Ponorogo dan Mataraman, yang ada di Madiun, Nganjuk, Ngawi, Serta Bojonegoro yang terkenal dengan bahasa yang alus, serta Samin, yang ada di Bojonegoro. [uuk/kun]
Sumber : Beritajatim.com
Sepuluh dari budaya yang ada di Jawa Timur, Bojonegoro mempunyai dua budaya yang tidak dimiliki daerah lain. Seperti yang disampaikan Pegiat Seni Bojonegoro, Aries Harijanto, yang akrab dipanggil Pak Dhe Uban,
Disela mendatangi wokshop Pantomime di Kampus Stai Sunan Giri yang termasuk acara Dies Natalis teater Giri Bojonegoro.
Menurut Dhe Uban, dua budaya tersebut adalah Saminisme dan Mataraman. Dari wilayah Jawa Timur pedalaman, seperti Ngawi, Madiun, Magetan, Trenggalek, Ponorogo, Nganjuk, Kediri, Jombang, dan Mojokerto banyak dipengaruhi nilai Mataraman itu, tidak ada yang memiliki ajaran Saminisme di wilayah lain.
"Dari budaya itu, Bojonegoro masih dipengaruhi dengan budaya mataram, seperti pada tuturnya yang lembut dan tradisi manten yang masih menggunakan seperti tradisi keraton," dia mencontohkan.
Paham Samin yang ada di Bojonegoro yang terkenal dengan budaya kesederhanaan, kebersamaan dan gotong royong ini malah belum tercover di Bojonegoro sendiri. Padahal ini budaya khas Bojonegoro. "Sebenarnya salah jika orang beranggapan bahwa Samin itu bodoh, mereka justru yang menanamkan kesederhanaan dan gotong royong yang kental," jelasnya.
Sepuluh budaya itu antara lain, pesisiran, yang ada di Tuban, Lamongan, Gresik. Surabayan, dengan budaya Arek, Madura Karapan Sapi, Osing di Banyuwangi, Malangan, Topeng Malang, Madura Pandalungan yang letaknya di tapal Kuda, Tengger di Gunung Bromo, Ponaragan, Reog Ponorogo dan Mataraman, yang ada di Madiun, Nganjuk, Ngawi, Serta Bojonegoro yang terkenal dengan bahasa yang alus, serta Samin, yang ada di Bojonegoro. [uuk/kun]
Sumber : Beritajatim.com
Tidak ada komentar