Gowes Jelajah Cemoro Sewu, Magetan


Gambar 1
Jalan aspal dari (Kota) Magetan menuju Cemoro Sewu
Pada tulisan kali ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman bersepeda menjelajah keindahan alam Magetan. Jika Anda belum pernah mengunjunginya,  mungkin Telaga (Danau) Sarangan bisa menjadi Point of Interest dari kabupaten yang terletak di Jawa Timur ini.
Dengan menempuh perjalanan (mobil) sekitar 5 jam dari Malang, sampailah kami di Magetan. Sebenarnya waktu yang kami habiskan lebih dari 5 jam karena harus bermalam di Madiun yang merupakan kota tepat berada di sebelah timur Magetan. Keesokan harinya kami berangkat menuju Magetan, tepatnya menuju basecamp komunitas Arsen (Surabaya) sebagai pihak penyelenggara acara GoBer (Gowes Bersama) ini.
Gambar 3
Foto bersama semua peserta Gober Arsen C-1000
Sesampainya di basecamp, semua peserta disuguhi menu sarapan yang lumayan untuk mengisi energi sebelum menjelajah. Sekitar pukul 08.00 WIB kami semua berangkat menggunakan 5 pickup (dan bahkan lebih karena ada yang berangkat tidak bersama kami) menuju Cemorosewu. Cemorosewu adalah gerbang pendakian menuju Gunung Lawu yang merupakan perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Indahnya pemandangan sepanjang jalan menuju Cemorosewu seakan menghipnotis kami. Lekukan gunung, danau (Sarangan), dan hutan dengan pepohonannya yang tinggi membuat kami makin semangat untuk menjelajah track yang biasa disebut C1000 meskipun baru jam 9 pagi kami sampai di titik pertama gowes.
Gambar 4
Danau Sarangan dari atas bukit
Setelah berfoto ria dan mendengarkan briefing dari komunitas tuan rumah, terhitung pukul 09.46 WIB kami berangkat menjelajah track C 1000. Di awal, kami harus menikmati tanjakan sejauh 500m. Bagi yang hanya menyukai turunan, mungkin tanjakan ini terhitung berat karena kondisi saat itu sangat panas dan kami harus mengayuh pedal di atas aspal.
Track yang kami jelajahi selanjutnya adalah hutan dengan tanamannya khas daerah tropis. Pepohonan besar, rapat, kondisi tanah yang berdebu, ditambah akar-akar pepohonan yang mencuat ke tanah membuat adrenalin dipompa. Ketika memacu kecepatan sepeda dan bertemu dengan akar yang mencuat ke tanah, dapat saya rasakan sensasi jumping meskipun tidak tinggi.
Curam
Jalur turunan curam, berdebu, dan memiliki banyak lubang
Sensasi turunan yang menantang tadi harus berakhir ketika kami harus mengikuti jalur aspal sejauh beberapa ratus meter untuk menikmati track tanah selanjutnya. Jika sebelumnya keluar dari bagian kiri jalan, selanjutnya kami masuk ke track tanah melalui bagian kanan jalan. Tipe medan yang dilalui masih sama, yakni turunan berdebu dan banyak pepohonan di sekitarnya.
Ada pengalaman unik yang terjadi di track ini. Saking asyiknya menikmati jalur turunan, ada salah seorang kawan yang kaget ketika rantai sepedanya sudah tidak berada di tempatnya lagi. Ternyata rantai tersebut lepas dan mau tidak mau kami harus mencarinya dengan menyusuri jalan yang telah dilewati sebelumnya. Syukurlah rantai tersebut dapat ditemukan sekitar 50 meter dari tempat awal kami berhenti.
Gambar 6
Loading lagi, turun lagi..
Jalur yang kami lewati di hutan ini terbilang ekstrim karena banyak sekali turunan curam dengan kondisi tanahnya yang berdebu. Selain itu, banyak sekali bekas aliran air yang terbentuk di tengah jalur sehingga butuh kendali ekstra untuk menjaga agar tubuh tidak terjatuh ketika melewatinya. Disarankan untuk selalu siaga karena banyak sekali tikungan yang salah satu sisinya merupakan tebing dengan ketinggian lebih dari 2 meter.
Tak terasa sekitar pukul 11.30 WIB kami sudah memasuki tempat wisata Telaga Sarangan. Cyclo computer yang saya pasang di sepeda mencatat bahwa kami telah menempuh jarak sejauh 4,5 kilometer. Meski pendek, banyak sekali tantangan yang harus kami hadapi. Inilah yang membuat perjalanan kami sedikit lama karena harus menjaga jarak dengan peserta lain agar resiko terjadi kecelakaan beruntun semakin berkurang.
Gambar 5
Antri melahap turunan di kebun
Mobil pengangkut yang sebelumnya sudah siaga harus mengangkut kami kembali menuju track yang berada di atas Telaga Sarangan. Jarak yang kami tempuh dengan mobil memang tidak jauh. Sekitar 15 menit kemudian kami sudah sampai di track tersebut. Jalur yang pertama dilewati setelah diangkut mobil berupa tanah perkebunan yang tetap menyuguhkan debu sebagai pelengkapnya. Kemudian kami memasuki hutan pinus yang single tracknya sangat disayangkan untuk dilewati tanpa kecepatan tinggi.
Gambar 10
Menjelajah hutan pinus, mendekati perkampungan
Mendekati jalur keluar dari hutan pinus, turunan yang kami hadapi semakin curam. Selain bekas aliran air yang tidak beraturan, banyak juga bebatuan kecil yang menjadi faktor penambah resiko jatuh dari sepeda. Jika Anda memiliki keberanian lebih, taklukkan track ini tanpa sekalipun menyentuhkan kaki ke tanah.
Gambar 9
Turunan curam dengan hiasan semak-semak dan berdebu
Sekitar 1,5 km menikmati hutan pinus, bergantian rock garden yang merupakan primadona dari track ini yang menyambut kami. Rock garden yang dimaksud bukanlah makadam seperti yang biasa saya lewati di kebanyakan jalur. Banyak sekali bebatuan besar dan tidak sedikit pula bebatuan kecil seukuran kepalan tangan. Kami harus mengendalikan sepeda agar tidak tergelincir oleh bongkahan batu karena batu-batu tersebut tidak menempel di tanah.

Gambar 8
Menikmati turunan berbatu dan berdebu
Hanya sekitar 600 meter menikmati rock garden, kami memasuki areal perkampungan yang berarti harus mengurangi kecepatan. Perkampungan ini merupakan perpisahan kami dengan track tanah di Magetan karena kami harus mengayuh pedal menuju basecamp kembali dengan menyusuri jalur aspal. Jangan khawatir, jalur aspal yang dilewati masih merupakan turunan sehingga tidak perlu mengeluarkan energi lebih untuk kembali menuju basecamp.
Saya sangat berterima kasih kepada komunitas Arsen yang telah berinisiatif untuk melaksanakan event GoBer (Gowes Bersama). Semoga ke depan makin banyak event serupa dengan tujuan utamanya untuk mempererat tali persaudaraan antar pecinta sepeda dan tantangan. Kepada yang tertarik untuk mengunjungi track C 1000, Anda bisa menghubungi om Gatot Irwanto yang sudah hafal dengan jalur ini.
Sumber : anomharya 
 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.