Gagal Serap Banpol, Tiga Parpol “Ngaplo”
foto: ilustrasi Banpol |
# Terganjal konflik internal
Magetan- Memasuki awal tahun 2016 ini, tiga Partai Politik di Magetan terpaksa ngaplo. Pasalnya mereka dilarang mencairkan dana Bantuan Politik (Banpol) yang turun pada semester I (Januari-Juni) Tahun anggran 2016.
Bahkan akibat kondisi ini, tiga Parpol yakni Golkar,Gerindra, dan PPP terancam kolaps (bangkrut.) dan membatalkan agenda besar politik, akibat masalah pendanaan.
Tercatat dari data Badan Kesatuan Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbanglinmas) Magetan, Partai Golkar gagal menyerap Banpol senilai Rp.110.033.658, Partai Gerindra senilai Rp.95.335.251, dan PPP senilai 38.467.302, dari total Banpol yang turun untuk semester I senilai Rp. 1. 009.492.866 yang bersumber dari APBD Ta.2015.
Kabid Poldagri Bakesbanglinmas Magetan, Siswan Sugiyanto mengatakan, tiga parpol itu dilarang mencairkan dana banpol karena terganjal konflik internal. Yakni konflik kepengurusan DPP Partai Golkar, kosongnya jabatan ketua DPC Gerindra Magetan setelah mantan ketua DPC Gerindra Harsono masuk penjara. Dan dualisme kepengurusan DPC PPP Magetan antara kubu Bustomi dan KH. Maksum.
Ditambahkan Siswan, Sesuai mandat pasal 7 ayat(1) huruf b Peraturan Pemerintah nomer 5 tahun 2009 tentang Banpol Parpol yang tertera dalam Surat Edaran (SE) 213/2186/ Pel.Pum dari Dirjen Pemerintahan Umum dan Politik Kemendagri tertanggal 1 September 2015 lalu.
” Golkar, Gerindra dan PPP tidak bisa melakukan pencairan Banpol semester I 2016, karena di aturan jelas, harus ada susunan kepengurusan partai yang jelas dan di sahkan oleh DPP dan kemenkumham,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I Bidang organisasi DPC Golkar Suratman, mengaku pasrah dengan kondisi ini. akibat konflik internal di DPP Golkar yang tak kunjung reda agenda besar politik yakni Musyawarah Daerah (Musda) DPC Golkar Magetan untuk memilih calon kepengurusan yang baru terpaksa di batalkan. ” Ya kita pasrah saja mau gimana lagi, gara gara konflik ini, Musda DPC Golkar juga berhenti karena konflik di DPP,” ujarnya.
Senada dengan Suratman, Bendahara DPC Gerindra Magetan Sri Wahyuni mengungkapkan, kondisi partainya kini terancam kolaps (bangkrut). Akibatnya, biaya operasional kini hanya mengandalkan dana talangan dari 4 kader yang kini menjadi dewan. Serta sumbangan dari Plt. Ketua DPC Gerindra Magetan Indra Priangkasa yang hingga kini belum ber SK resmi,
” Ya efeknya sangat terasa buat partai, pendanaan dari sumbangan kader dewan dan plt. Ketua DPC. Padahal Februari kita punya event besar HUT partai. Kondisi ini mengancam keberlangsungan partai kami di Magetan,” ungkapnya.(ROH/MK)
Tidak ada komentar