Pergantian Cuaca, BMKG Warning 22 Desa Di Magetan Rawan Bencana
Foto: Bencana Di Magetan beberapa hari lalu |
Magetan- Memasuki pergantian musim penghujan ke musim kemarau tahun 2016, Badan Meteologi,Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jakarta mewarning 22 desa di 7 Kecamatan di Kabupaten Magetan rawan bencana.
Dari data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan tercatat. Melalui surat nomer: KT.304/393/MJUD/IV/2016 tertanggal 15 April 2016 lalu. BMKG merilis anomali cuaca akan terjadi mulai 1 April hingga awal Mei 2016 lalu, dengan intensitas hujan 50 milimeter per hari, yang berpotensi mengakibatkan terjadinya bencana.
Dalam surat itu, BMKG merilis 22 desa yang tersebar di 7 kecamatan berpotensi terkena dampak cuaca ekstrim ini, yakni Desa rawan longsor di kecamatan Panekan yakni Desa Sumbersawit, Tapak, Bedagung, dan Ngiliran, di Kecamatan Palosan yakni Desa Dadi, Mbulugunung, Puntukdoro, dan Kelurahan Sarangan, di Kecamatan Poncol yakni Desa Genilangit,Gonggang, Janggan Poncol,dan Cileng. Desa rawan banjir di Kecamatan Kartoharjo desa Ngelang, Jajar, dan Pencol. Desa rawan angin puting beliung di kecamatan Panekan yakni desa Turi, dan bedagung, di kecamatan Bendo desa Kleco, di kecamatan Sukomoro Desa Kembangan dan Tinap, dan di Kecamatan Karas Desa Temboro.
Kepala BPBD Magetan Agung Lewis mengatakan pihaknya telah memberlakukan status siaga pada 22 desa rawan bencana, bahkan pihaknya telah menyiapkan anggaran tanggap bencana senilai Rp.96 juta dari APBD tiap tahunya, untuk di pergunakan untuk mensuport tim BPBD dalam melakukan penanganan daerah terdampak bencana.
” Sejak 1 April kemarin daerah daerah itu sudah kita naikan statusnya menjadi siaga bencana, dan anggaran tanggap bencana itu 90 juta dari APBD setiap tahunya, itu untuk mensuport tim BPBD dalam melakukan penanganan daerah terdampak bencana, bila terjadi kerusakan baik infrastruktur maupun pemukiman, kita serahkan ke dinas terkait,” ujarnya.
Agung juga merinci dari data Bidang Tanggap Bencana BPBD Magetan, selama musim penghujan mulai periode Februrai hingga akhir April ini tercatat, telah terjadi beberapa bencana di sejumlah wilayah yakni bencana longsor di Desa Cileng Kecamatan Poncol, Desa Mbulu Kecamata Sukomoro awal Februari 2016, bencana Banjir di Desa Pencol dan Jajar kecamatan Kartoharjo awal Maret 2016, dan Bencana Angin puting beliung di Desa Sempol kecamatan Maospati awal April lalu.
”dari data kami sejak Februari hingga April ini ada 5 desa yang terdampak bencana, untuk mengantisipasi bencana selama anomali cuaca kita terus melakukan sosialisasi dan penguatan kader tanggap bencana di desa,” pungkas Agung. (ROH/MK)
Dari data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan tercatat. Melalui surat nomer: KT.304/393/MJUD/IV/2016 tertanggal 15 April 2016 lalu. BMKG merilis anomali cuaca akan terjadi mulai 1 April hingga awal Mei 2016 lalu, dengan intensitas hujan 50 milimeter per hari, yang berpotensi mengakibatkan terjadinya bencana.
Dalam surat itu, BMKG merilis 22 desa yang tersebar di 7 kecamatan berpotensi terkena dampak cuaca ekstrim ini, yakni Desa rawan longsor di kecamatan Panekan yakni Desa Sumbersawit, Tapak, Bedagung, dan Ngiliran, di Kecamatan Palosan yakni Desa Dadi, Mbulugunung, Puntukdoro, dan Kelurahan Sarangan, di Kecamatan Poncol yakni Desa Genilangit,Gonggang, Janggan Poncol,dan Cileng. Desa rawan banjir di Kecamatan Kartoharjo desa Ngelang, Jajar, dan Pencol. Desa rawan angin puting beliung di kecamatan Panekan yakni desa Turi, dan bedagung, di kecamatan Bendo desa Kleco, di kecamatan Sukomoro Desa Kembangan dan Tinap, dan di Kecamatan Karas Desa Temboro.
Kepala BPBD Magetan Agung Lewis mengatakan pihaknya telah memberlakukan status siaga pada 22 desa rawan bencana, bahkan pihaknya telah menyiapkan anggaran tanggap bencana senilai Rp.96 juta dari APBD tiap tahunya, untuk di pergunakan untuk mensuport tim BPBD dalam melakukan penanganan daerah terdampak bencana.
” Sejak 1 April kemarin daerah daerah itu sudah kita naikan statusnya menjadi siaga bencana, dan anggaran tanggap bencana itu 90 juta dari APBD setiap tahunya, itu untuk mensuport tim BPBD dalam melakukan penanganan daerah terdampak bencana, bila terjadi kerusakan baik infrastruktur maupun pemukiman, kita serahkan ke dinas terkait,” ujarnya.
Agung juga merinci dari data Bidang Tanggap Bencana BPBD Magetan, selama musim penghujan mulai periode Februrai hingga akhir April ini tercatat, telah terjadi beberapa bencana di sejumlah wilayah yakni bencana longsor di Desa Cileng Kecamatan Poncol, Desa Mbulu Kecamata Sukomoro awal Februari 2016, bencana Banjir di Desa Pencol dan Jajar kecamatan Kartoharjo awal Maret 2016, dan Bencana Angin puting beliung di Desa Sempol kecamatan Maospati awal April lalu.
”dari data kami sejak Februari hingga April ini ada 5 desa yang terdampak bencana, untuk mengantisipasi bencana selama anomali cuaca kita terus melakukan sosialisasi dan penguatan kader tanggap bencana di desa,” pungkas Agung. (ROH/MK)
Tidak ada komentar